PART 13

Huh. Ternyata belajar ilmu tentang dunia gaib itu susah juga.

Selain butuh kesabaran kita juga harus bisa menenangkan jiwa kita.

Tapi hasilnya lumayan juga. Buat sekedar menjaga diri atau tameng gaib, bila suatu saat ada yang menjahili kita.

Dan sekarang aku sudah mampu mendeteksi keberadaan mahluk halus, sehingga aku tak perlu takut lagi, jika berjalan atau melwati tempat yang dibilang angker.

Cuma saja ada juga enggak enaknya, saat aku sendirian tiba tiba melihat mahluk gaib yang cuma lewat di hadapanku. Kaget juga tentunya...

"""""

Untuk mengasah penglihatan mata bathin, aku mencoba menelusuri pasir pantai pelabuhan ratu.

Pada awalnya aku tak melihat apa apa. Hanya hawa mistis yang mulai terasa begitu kuat.

Tepat di dekat batu karang besar, aku melihat dua orang wanita yang juga tengah memandangiku.

Aku sepertinya mengenal ke dua wanita itu. Karena aku masih ingat dengan pakaian adat kerajaan yang dipakai oleh wanita paruh baya itu.

Dan yang satunya sudah tentu Ambar, cucu wanita tadi.

Dan setelah aku mendekati, mereka langsung menyapaku dengan hangat.

Namun naluriku telah mengatakan agar waspada dan berhati hati. Karena ada getaran lain dalam jiwaku yang agak sulit untuk menembusnya.

Aku menyalami kedua wanita itu, sembari mencoba membaca dan mendeteksi siapa sebenarnya mereka itu.

Memang ada hawa dingin yang mengalir dari telapak tangan mereka.

Namun aku tak dapat melihat wujud lain dibalik sosok mereka itu.

Kedua wanita itu tampak sama pada sosok di didalam tubuh wadag dan halusnya.

Berarti mereka juga manusia seperti aku.

Namun yang membuatku penasaran, mengapa mereka memakai pakaian khas jaman kerajaan..?

" Bagaimana nak Yogi,,, Kamu mau kan betkunjung kerumah kami,,,?" Ibu Juhariyah membuyarkan lamunanku.

Ternyata dia juga masih ingat namaku.

" Iya Ibu, Aku saya mau,,,! " Kataku tanpa berfikir dua kali, demi melihat senyum manis gadis di sebelahnya.

" Nahh..Begitu donngg...Ambar juga pasti senang kalau kamu mau mampir,, iya kan nduk..? " Balas Ibu sambil melirik Ambar yang segera menganggukan kepalanya.

Kemudian tak terasa lagi tiba tiba lenganku sudah berada dalam genggaman lengan Ambar,,, Matanya yang indah sesekali melrik dengan senyum yang membuat jantungku berdebar hebat.

Kami bertiga menyusuri pantai, hingga tiba di sebuah bangunan mewah.

Sebuah hotel berbintang dengan ratusan kamar berdiri memanjang.

Mereka membawaku melewati sisi kiri hotel tersebut.

Dan entah dengan cara bagaimana. Kini kami bertiga sudah ada di sebuah ruangan yang indah dan mewah, mirip ruangan sebuah hotel mewah dan berkelas.

Aku terperangah dan merasa takjub, demi melihat suasana kamar yang berbau mistis...

Bau aroma bunga dan dupa menyergap penciumanku.

Di sekeliling ruangan tertata interior mirip dengan kamar sang ratu dalam dongeng orang tua jaman dulu.

Yang membuat jantungku seakan berhenti berdetak manakala mataku memandang sebuah lukisan besar... Lukisan seukuran dinding kamar itu adalah lukisan terkenal karya Basuki Abdulah..Nyi Roro Kidul...

Begitu cantik dengan busana warna hijau, Kanjeng Ratu tengah berdiri di atas ombak yang tengah bergelombang... Dan lukisan itu seolah mempunyai jiwa,,, Begitu hidup. Tatapan matanya seakan melirik mengikuti gerakanku.

Saat itu bulu kudukku mulai berdiri, dan dalam hatiku mulai bertanya. Dimana aku ?

Di hadapan lukisan berukuran raksasa itu terdapat meja dan berbagai jenis barang yang aku tak mengerti sama sekali..Mungkin seperti tempat untuk menaruh sesaji dan lainnya.

Meja itupun bertatakan karpet atau permadani, juga terdapat kursi kursi empuk.

Anehnya. Ibu Juhariyah dan Ambar, langsung sungkem di hadapan lukisan tersebut. Dan demi menghargai perasaan mereka, akupun mengikutinya...

" Ampun gusti kanjeng,,, kami berdua menghadap membawa seorang tamu,, Dia adalah salah seorang yang merasa kehilangan seseorang yang ia kasihi,,, Jika kanjeng gusti berkenan, kami akan membawanya untuk melihat ke alam kita,,," Entah apa maksud ibu Juhariyah itu. Namun aku tak bisa berbuat banyak. Aku hanya menuruti permintaan ibu Juhariyah, agar aku memejamkan mataku.

Dan pada detik berikutnya, ketika mataku kembali terbuka...

Aku mendapatkan diriku di sebuah alam lain, alam yang penuh jerit tangis dan pekik kesakitan.

Di atas pepohonan aku melihat bayi bayi mungil tergantung seperti hiasan.

Bayi bayi itu tergantung dengan posisi terbalik kaki diatas dan kepala dibawah.. Mereka meronta ronta sampai tubuh mereka terayun terombang ambing,,,Sungguh pemandangan yang mengerikan.

Dan ketika langkahku memasuki ruang lain. Banyak tubuh tubuh manusia dewasa yang terikat pada sebatang pohon. Ikatan itu bukan seutas tali, melainkan seekor ular besar dengan moncongnya yang sesekali mematuk wajah orang tadi.

Di bawah pohon yang berakar besar, terdapat puluhan kepala sebagai penyangga pengganti akar pohon.

Wajah mereka meringis menahan sakit yang mendera mereka.

Mereka tak dapat menjerit atau berteriak, karena kepala mereka terhimpit akar dan batu batu besar. Hanya mata dan lidah mereka yang dapat bergerak mengekspresikan rasa sakit yang teramat sangat...

Tepat di d bawah tangga menuju bagian atas. Aku melihat seorang wanita yang tengah terikat tali akar pohon...

Wanita itu berkata lirih,,,

" Yogi,,,Toloonngg tante,,,!"

" Tante,,,?! " Aku hampir bertetiak demi wanita tadi berkata.

Perlahan aku mendekati wanita itu. Dan benar saja kalau dia adalah tante Rita.

Aku tak kuasa melihat keadaan tante, tubuhnya banyak sayatan yang mengeluarkan darah . Begitu juga dengan wajahnya yang hitam seperti terbakar...Hangus !

Aku kembali surut kebelakang mendapati ibu Juhariyah dan Ambar.

" Ibu,,,Bisakah ibu melepaskan dia bu,,,?" Kataku memohon.

" Belum saatnya...sekalipun aku bisa membebaskannya,,,Bukankah dia telah mati,,,?" Ibu Juhariyah balik tanya.

" Lalu sampai kapan dia akan berada disana,,? "

" Sampai batas waktunya habis..."

Kemudian aku bertanya. Apa yang di maksud batas waktu.?

" Mereka yang pertama kamu lihat adalah orang yang telah meminta kekayaan pada kanjeng ratu... Mereka akan mendapat siksa di alam arwah ini sampai hari akhir...Sedangkan wanita yang kamu sebut tante itu, adalah korban tumbal...Mereka akan terbebas setelah nanti bila masa perjanjian si pelaku pesugihan itu berahir. Kelak mereka akan bergantian menyiksa pelaku pesugihan itu..." Kata ibu Juhariyah.

Lalu aku bertanya siapa ibu Juhariyah dan Ambar sebenarnya. ?

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!