Untuk memperluas pengetahuan Ambar, di dunia manusia.
Aku mengajaknya bepergian dengan mengendarai motor ayah, yang sengaja aku pinjam.
Aku mengajarinya untuk berbelanja di pasar tradisional. Seperti membeli beras dan sayur mayur juga lauk pauk lainnya.
Ada ada saja kelucuan tingkah istriku itu.
Apabila membeli sesuatu. Tak pernah bertanya tentang harga. Malah justru dia memberikan uang yang banyak kepada pedagang itu, yang dengan jujur mengembalikan uang itu.
Dan saat kami berada di mall. Dia memilih untuk bolak balik naik turun eskalator, bak seorang bocah kecil.
Terkadang tingkahnya membuat pengunjung mall tersenyum.
Namun harus ku akui, kalau banyak mata memandang pada istriku, beberapa pemuda juga tak bergeming melihat ke cantikan wajah Ambar. Padahal waktu itu aku sengaja memintanya untuk memakai celana jean yang lusuh dengan kaos pendek saja.
Namun kharisma dan daya tarik istriku mampu menghipnotis setiap mata yang memandang.
Dan ketika pada suatu saat aku mengajaknya ke taman hiburan. Hampir semua wahana ia jelajahi. Kalau masalah uang baginya adalah hal terkecil. Berapa pun yang aku minta dia sediakan dalam waktu sekejap mata.
Namun jika nanti dia akan tetap memilih hidup bersamaku. Maka aku akan merubah semua watak dan tabiat serta kebiasaan menggunakan kemampuan seperti itu.
Aku akan membimbingnya dengan cara hidup yang normal selayaknya manusia.
Terkadang di rumah pun, keluargaku dibuat tercengang.
Bayangkan. Pada saat fajar baru keluar dari peraduannya. Ambar sudah membuat seluruh halaman luar dan dalam rumah pun nampak bersih.
Hal itu sering membuat keluargaku merasa heran. Dengan cara dan bagaimana Ambar, melakukan hal itu.
Bahkan ketika ibu berniat memasak sesuatu. Ambar sudah lebih dulu menyajikan masakan itu diatas meja makan.
""""
Suatu hari ibu bertanya padaku.
" Yogi,,,saat itu ibu merasa kehilangan, karena sampai siang seperti itu istrimu belum kelihatan. Maka ibu mencoba mendekati kamar kalian, barangkali dia masih tidur,,, Untungnya pintu kamar agak terbuka sedikit. Sehingga ibu tidak jadi membukanya. Ibu hanya melihat kedalam...
Astaga,,,! Ibu hampir pingsan melihat istrimu...
Dia bagaikan bidadari dari kayangan. Memakai pakaian jaman kerajaan lengkap dengan ikat kepala yang berkerlip berhiaskan permata. Di kiri kanan tangannya terdapat gelang gelang emas yang besar...
Ibu benar benar takjub, dan benar benar percaya kalau istrimu itu bukanlah mahluk siluman...
Kamar kalian yang semula biasa saja. Berubah menjadi sebuah kamar milik putri kerajaan pada jaman dulu... Kamar kalian penuh dengan wangi bunga..."
Begitu cerita ibuku.
'''''''
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Hari hari kami lalui dengan penuh kebahagian.
Dan kebahagian itu bertambah, manakala kandungan Ambar, istriku sudah menginjak bulan ke enam.
Pernah suatu hari. Aku mengajak istriku untuk mengecek kehamilannya. Maksudku ingin memastikan kalau kondisi istri dan calon anakku baik baik saja.
Dokter kandungan yang memeriksanya nampak mengerutkan keningnya.
Beberapa kali ia menempelkan stetoskopnya, dan berkali kali pula ia geleng geleng kepala.
Dokter itu kemudian mengajak aku keruang pribadinya.
Kemudian dia menyatakan keheranannya setelah mendeteksi kandungan istriku.
" Maap ya pak. Sepertinya istri bapak mempunyai kelainan pada genetika nya pak. Stetoskop saya seolah tak berpungsi dan tak ada reaksi dari gerakan bayi dalam kandungannya...Saya jadi bingung,,," Kata dokter tadi menggantung ucapannya.
" Bingung bagaimana maksud dokter? " Tanyaku penasaran.
" Ah sudahlah,,,Tak apa kelainan itu wajar. Sebaiknya bapak cek le lab saja, agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal,,," Saran dokter itu.
Besoknya aku membawa Ambar ke lab. Guna untuk mencari jawaban dokter kemarin itu.
Setelah masuk dan istriku langsung di periksa memakai monitor sehingga aku dapat melihat gerakan bayi dalam perut istriku, yang ternyata normal.
Bayi itu berjenis kelamin laki laki dan sehat.
Hasil dari lab, membuatku senang dan tenang. Tak perlu lagi merasa cemas. Apalagi bila megingat siapa istriku itu...
"""""
Malam telah larut. Suasana diluar sudah nampak sepi. Hanya suara serangga malam yang saling bersahutan. Ditambah lagi hembusan angin dingin yang menusuk tulang.
Tiba tiba terdengar suara jeritan yang memecah kebisuan malam.
Aku mencoba mempertajam pendengaranku.
Ternyata teriakan itu berasal tidak jauh dari rumahku.
Seorang bapak keluar dari rumah yang letaknya kurang lebih lima rumah dari rumahku.
" Tolonnngg,,,Tolonnngg....!" Teriaknya berharap ada yang mendengar teriakannya.
Kemudian beberapa tetangga keluar dari rumah mereka dan segera menghambur mendekati bapak yang ternyata pak Ismet.
" Ada apa pak. Kenapa pak,,,?" Tanya seseorang terbata bata. Mungkin kaget mendengar teriakan pak Ismet.
" Istri saya,,,Istri saya,,,!" Ucap pak Ismet terputus putus.
Dan tanpa ada yang memberikan komando. Aku bersama tiga orang lelaki lainnya segera menghambur masuk ke rumah pak Ismet.
Dan di dalam sana. Diatas lantai terbujur tubuh ibu Ropi'ah yang telah kaku menjadi mayat.
Satu persatu orang orang itu memegang pergelangan tangan perempuan yang tergeletak di lantai.
Kemudian akupun mencoba untuk mendeteksi keadaan ibu itu.
Dan ketika tanganku menyentuh pergelangan tangannya, aku merasa ada getaran aneh..
Lamat lamat aku bisa mendengar suara halus dari ibu Ropi'ah.
Dia seperti berbisik menyebut satu nama yaitu Om Dani...
Om Dani,,,? Tanpa sadar aku menyebut nama itu.
Ucapanku tadi rupanya ada yang mendengarnya.
" Kenapa Gi,,,kenapa kamu menyebut Om Dani,,,?" Tanya seseorang.
Namun aku tak sempat menjawabnya. Karena di kepala jasad ibu Ropi'ah, aku melihat sesosok mahluk dengan wajah hitam legam.
Aku segera membaca mantera yang di ajarkan pak Ujang.
" Kembalikan arwah ibu ini, Atau kau akan aku musnahkan...!" Aku berseru membuat orang di tempat itu saling pandang dan tersurut mundur.
" Kau mahluk hina terkutuk yang telah diperbudak oleh pak Dani. Sudah berapa nyawa yang kau ambil hai mahluk jelek...!? " Aku sengaja memancing kemarahan mahluk yang menyerupai Om Dani.
" Hahaha....Hahahaaaa,,,Ternyata kau dapat melihatku anak manusia,,,! Bukankah kau juga sudah aku peringatkan agar jangan mendekati Mitha, anakku,,,! Hoarrr..." Mahluk itu seketika menyerangku. Namun tubuhnya terpental kembali.
Oh ternyata apa yang aku pelajari dari pak Ujang, kini sudah terbukti.
Kembali aku membaca ayat ayat sucu Al qur'an dengan disertai tenaga dalam penuh. Aku menghajar mahluk itu.
Sehingga mahluk itu terpental kebelakang.
Berkali kali dia mencoba nenyerangku dengan cakar cakarnya yang tajam. Namun berkali kali pula ia menemui kegagalan.
Untuk mengusirnya dengan cepat, maka aku pun menyurungkan telapak tanganku yang kini telah menyimpan hawa panas siap membakar mahluk jelek itu.
Aku ingat kalau ibu kanjeng ratu, telah membaluri seluruh tubuhku dengan air liur ularnya untuk melindungiku dari serangan mahluk sesat ini.
Ketika sekali lagi dia menyerang. Maka tak main main lagi aku memukul telak dada mahluk itu sehingga ia berteriak bersama tubuhnya yang terhempas.
Blass...! Seperti selarik sinar putih mahluk itu melarikan diri dengan cepat.
Aku mengucap syukur karena dapat mengusir mahluk tadi.
Kini aku kembali melihat kondisi ibu Ropi'ah yang masih tergeletak dilantai.
Karena tak seorangpun yang berani memindahkan jasad wanita itu.
Setelah aku mengusap seluruh tubuh wanita itu. Kini ada denyut halus dari urat nadinya.
Dan dari hidungnya terdengar hembusan nafasnya meski lemah.
Beberapa saat kemudian. Aku meminta air putih pada seseorang. Yang seterusnya aku teteskan pada bagian dahi dada dan ujung kakinya.
Terahir aku meneteskan air itu ke dalam mulutnya.
Tak lama berselang terdengar ibu Ropi'ah seperti tersedak lalu batuk batuk kecil.
Semua orang yang berada di dalam rumah itu seperti tak yakin kalau ibu Ropi'ah ternyata masih hidup.
" Apa yang terjadi,,, kenapa kalian ada disini,,,kenapa dengan saya,,,?" Serentetan pertanyaan keluar dari mulut ibu Ropi'ah. Dia merasa heran dengan orang yang mengerumuninya.
" Tak apa ibu,,,Tadi ibu pingsan. Mungkin kecapekan,,," Kataku menenangkan nya
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments