PART 16

Setelah aku mengutarakan niatku untuk mengontrak rumah sendiri. Pak Ujang, malah balik tanya.

" Apa kamu mau nanti jadi gunjingan orang, Misalkan kalian tengah diskusi, nah kebetulan ada orang yang melihat kamu seolah tengah bicara sendiri, karena orang itu tak melihat sosok isterimu itu,,,Tapi, jika kamu terang terangan mengatakan kalian adalah suami istri dan Ambar menampakan wujudnya, berarti kalian harus memiliki surat nikah resmi dari pemerintah.." Pak Ujang, memberikan alasan yang harus aku pertimbangkan.

" Apa itu surat nikah pak,,? " Ambar ikut menyambung.

" Surat nikah adalah selembar buku, yang resmi di berikan oleh pemerintah. Nanti saya ambil buat contoh ya..?"

Setelah berkata, pak Ujang masuk kamarnya, dan tak berapa lama dia keluar membawa sebuah buku kecil.

" Nah. Seperti inilah buku nikah itu,,,!"

Ambar memperhatikan sejenak. Kemudian dia terdiam dan dalam waktu tak lama, ditangan nya sudah terdapat sebuah buku yang sama persis dengan yang ia lihat milik pak Ujang.

Aku dan pak Ujang, menjadi takjub. Namun pada ahirnya kami hanya bisa tersenyum kecut. Sebab data yang tertera di dalam buku itu sama persis dengan buku pak Ujang.

Ambar memiliki kesaktian seperti mesin photo copy.

Melalui obrolan panjang. Ahirnya aku dan Ambar, mengalah. Dan kami akan tetap tinggal di rumah pak Ujang. Dan tentu saja beliau akan tetap merahasiakan ke beradaan istriku.

"""""

Perasaan kangen pada keluarga dan rindu pada Mitha. Membuat hatiku galau juga.

Karena sudah cukup lama aku tak pulang ke rumah.

Maka akupun mengatakan keinginanku itu pada istriku.

" Aku ikut. Aku mau lihat seberapa cantiknya kekasihmu yang namanya Mitha, sampai kaka berkorban mati matian untuknya. Setuju atau tidak aku mau mengenal keluargamu agar mereka tahu kalau aku adalah istrimu, kaka,,,!"

Aduh bagaimana ini. Apa nanti orang tuaku percaya begitu saja.

Lalu bagaimana juga pendapat Mitha, kalau aku telah menikah.

Malam itupun aku pulang mengajak istriku, karena ia bersikukuh untuk tetap ikut bersamaku.

Di dalam bus, Ambar menggerutu sendiri. Seperti menyimpan kekesalan.

Berkali kali dia mencubit lenganku.

" Kenapa sih kita harus naik kendaraan segala. Kan bisa lebih cepat kalau kita pakai cara aku kaka,,, Dalam hitungan menit pun kita sampai...Duh capek aku kaka,,,!"

Sebenarnya aku ingin menjawabnya. Tapi aku takut semua penumpang bus akan menyangka aku kurang waras, sebab Ambar, memang tidak menampakan dirinya.

Maka aku hanya berbisil pelan agar dia mau tenang.

""""

Sebelum melanjutkan perjalanan naik angkutan kota.

Aku minta agar Ambar, masuk ke toilet yang ada di terminal. Untuk menampakan wujudnya dan berpakaian layaknya cewek jaman now.

Ambar menuruti kehendakan. Dia memperlihatkan diri dengan penampilan yang terlalu mencolok.

Berhias dengan bulu mata lentik gincu dan pipi yang terlalu berlebihan. Dia juga mengenakan sepatu hak tinggi bak seorang rocker.

Cantik sih. Bahkan terlalu modis untuk ukuran orang di kampungku.

Akupun meminta agar dia mencontoh seorang cewek yang kebetulan lewat di depan toilet.

Ambar, menunjuk ke arah cewek tadi. Aku mengangguk.

Dan tak berapa lama kemudian dia kembali mendekatiku.

Sungguh aku baru menyadari kalau istriku ini bukan hanya cantik. Namun dia bisa berakting bak bintang sinetron yang lagi naik daun...Mungkin sekelas Amanda Manopo kali yaa,,,

" Ingat. Selama kamu ada di dunia manusia kamu jangan bertingkah aneh.

Kamu tanya aku jika ada yang belum kamu pahami, oke,,! "

" Yes oke,,,!"

Dan kami pun berdua tertawa. Membuat orang yang memandang kami ikut tersenyum.

Sesampainya di rumah. Yang pertama menyambutku adalah Nani, yang biasanya langsung menyambar bawaanku.

Tapi kali ini, dia hanya terpaku bengong dan tak berkata sedikitpun.

" Hei,,Heii,,, Kenapa kamu bengong. Nih buat kamu,,,,!" Nani terhenyak dari keterkejutan nya.

Tangan nya menerima kantung plastik dariku namun matanya tetap tak lepas memandangi Ambar, yang sengaja tersenyum menggodanya.

Kemudian dia menarik tanganku.

" Siapa dia kak,,,Cantik banget,,?! " Tanya nya berbisik.

Ya udah sini,,," Aku kembali menarik tangan adikku sampai berhadapan dengan istriku.

" Kenalin. Ini kaka Ambarwati, dia istri kaka,,,"

" Hah. Istri...! Kaka jangan macam macam deh,,,ngaku ngaku istri segala. Mana mungkin cewek secantik dia mau jadi istri kaka,,,!!! " Tukas adikku sambil membelalakan matanya.

" Namaku Ambar,,,Benar aku istri kak Yogi,,,Kami sudah menikah di sukabumi,,," Balas Ambar, kemudian mengulurkan tangan untuk menjabat tangan adikku.

" Berarti kaka telah menyelingkuhi kak Mitha. Kaka jahat..! " Seru Nani, kemudian meninggalkan kami.

Tak lama kemudian dia keluar bersama ibuku.

Aku langsung mencium lengan ibu. Tak ku sangka, ternyata Ambar begitu peka. Dia pun langsung sujud sungkem di hadapan ibu.

Ibu merasa risih melihat perlakuan Ambar. Sebab selama ini dia belum pernah menerima perlakuan dari seorang gadis yang begitu penuh kesopanan dan tata krama.

" Eehh,,,Sudah sudah neng..Ayo bangun...Ibu jadi malu di sungkem seperti itu,,,!" Kata ibu sambil memegang bahu istriku, untuk menyuruhnya berdiri.

" Ayo masuk dan duduk dulu,,," Pinta ibu. Lalu menggandeng bahu istriku.

" Nani cepat kamu ambil minum buat tamu spesial ibu,,,!"

Nani menurut. Dia membawa dua gelas air putih di atas baki.

" Ayah mana bu,,,,?" Tanyaku.

" Ayahmu berangkat kerja,,, Ya sudah. Sekarang kita ngobrol berempat saja dulu,,,"

Kemudian kami pun terlibat dalam percakapan panjang.

Ibu bertanya tentang asal usul Ambar, sampai aku menikahinya.

Aku tak mau membohongi ibuku. Maka aku menceritakan apa adanya.

Mulai pertemuanku dengan Ambar. Sampai pernikahanku yang di saksikan kanjeng gusti nyi roro kidul.

Ibu dan adikku hanya teranganga lebar, seakan tak percaya atau takjub dengan semua ceritaku itu.

Ambar selalu mengangguk setiapa kali aku menanyakan kebenaran kisah kami berdua.

" Lalu bagaimana dengan Mitha, mungkin nanti dia akan kecewa sama kamu,,,?" Tanya ibuku kemudian.

Ambar, sedikit berubah tingkahnya ketika mendengar ibu menyebut nama Mitha.

" Ibu tak usah khawatir. Biar nanti aku yang menjelaskan pada gadis pacarnya kaka itu,,," Mitha, yang menjawabnya.

Aku tahu maksud dan tujuan Ambar. Dia pasti menggunakan kemampuannya untuk mempengaruhi Mitha nanti.

""""

Mitha, tidak tinggal di rumahnya lagi. Kini dia tinggal bersama tantenya, adik perempuan mamahnya.

Letak rumah tante memang jauh di perkampungan.

Kebetulan hari itu hari minggu.

Maka aku bisa bertemu Mitha, beseeta keluarga tantenya.

Melihat aku datang. Mitha, langsung memelukku.

Hal itu tentu saja membuat Ambar, merasa cemburu.

Dia langsung menarik lenganku dari pelukan Ambar.

Mitha, memandangku dan Ambar bergantian, dengan pandangan tak mengerti.

" Maap. Yogi, adalah suamiku yang sah. Kamu tak boleh memeluknya,,,!' Kata Ambar ketus.

" Istri,,,Kamu istrinya Yogi,,,?" Tanya Mitha, seakan tak percaya.

Tante Alya, mengajak kami untuk duduk.

Kemudian dia bertanya tentang hubunganku dengan Mitha.

Aku menjelaskan semua itu secara rinci.

Namun Mitha, tetap tampak kurang puas dengan pengakuanku.

Dan pada ahirnya Ambar menggunakan kemampuannya untuk mensugesti Mitha, agar dia mau mempercayai kata kataku.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!