Misi Gyro dan yang lainnya pun dimulai. Perjalanan menuju Saranjana Kingdom tidak mudah. Daerah tersebut dikelilingi oleh Field yang dihuni oleh Monster Agresif tingkat Champion. Terdengar sayu-sayu suara pertempuran di kejauhan. Suaranya mengalir melalui sela-sela ranting pohon yang berdiri berdampingan.
“Heyyyaaaaaaa!”
Sudora Cast: Pyro Blazing Fist
Goblin tersebut terpental terkena serangan Gyro.
“Gaia, Ayolos, Orthus, lindungi tuan putri, jangan beri celah serangan masuk!”
“SIAP COMMANDER!”
Dual Weisaya Cast: Cryonemo Blizzard of Hell
Orthus membasmi Goblin disekitar mereka dengan sekali serang.
Sudora Cast: Metallon Iron Fist
Heistos & Regulos melancarkan serangan secara bersamaan untuk menumbangkan Goblin.
“Hei Gyro jangan memaksakan diri!” Kata Heistos.
“Ini masih belum seberapa!” Tegas Gyro.
Tak lama, muncul seekor Ogre berwarna hijau dengan kapak besar di tangannya.
“Akhirnya yang besar muncul juga…” Ucap Orthus.
Tanpa pikir panjang, Gyro pun melesat maju menuju Ogre tersebut.
Sudora Cast: Pyro Blazing Fist
Serangan tersebut ditangkis oleh Ogre tersebut dengan kapaknya yang besar. Tidak selesai disitu, Gyro pun dihempaskannya hingga terpental ke belakang.
“Jaga formasi mu Gyro, jangan bergerak sembarangan!” Tegas Heistos.
“Ya, aku hanya mau lihat seberapa kuat makhluk itu.”
Ogre tersebut mulai berlari ke arah mereka, namun dengan sigap Herakles juga bergerak menuju monster tersebut dengan Electro Stepnya. Bentrokan antara mereka pun terjadi.
***
Mereka pun melanjutkan perjalanan kembali. Terlihat tubuh Ogre yang sudah tegeletak tak bernyawa.
“Kau memang hebat Commander, bisa mengalahkan Ogre tersebut hanya dengan sekali serangan!” Tegas Gyro kagum.
“Perbedaan level seorang Commander dibandingkan dengan monster tingkat Champion memang sangat besar.” Ungkap Heistos.
“Ho ho ho, kalian juga sudah bertambah kuat dan suatu saat kalian pasti bisa melampaui ku.” Jelas Herakles.
“Tuan putri, apa yang membawamu sampai ke Marja Kingdom?” tanya Gaia.
“Ano…, ada urusan yang harus aku lakukan disini dan mengharuskan ku untuk datang langsung.” Jelas tuang putri.
“Langit sudah semakin gelap, apa tak seharusnya kita membuat kemah disini Commander?” tanya Orthus.
“Ho ho ho, Kau benar, masih setengah hari perjalanan sampai kita tiba di pelabuhan.”
Mereka pun akhirnya berkemah di hutan tersebut. Herakles dan anggota tim lain pergi untuk mencari kayu bakar dan beberapa bahan makanan yang bisa mereka makan. Gyro, Orthus, dan Gaia menjaga tuan putri dan kemah mereka.
“Bagaimana rasanya menjadi seorang putri?” tanya Gyro.
“Pertanyaan mu sungguh tidak berbobot!” Respon Gaia sambil menjitak kepala Gyro.
Sang putri pun hanya tersenyum dan memandang kosong langit yang mulai berubah menjadi malam.
“Ceritakan pada kami seperti apa Saranjana Kingdom itu” Pinta Gyro.
“Hmmmm, baiklah. Dahulu Saranjana merupakan sebuah kerajaan yang sangat makmur, peradabannya maju, kami bahkan banyak berbagi sumber daya alam kami pada orang-orang luar. Banyak sekali orang-orang yang datang berkunjung untuk sekedar berdagang atau berwisata.”
“Lalu apa yang terjadi?” Tanya Gyro penasaran.
“Karena kerajaan kami yang sangat berbaik hati, bahkan dengan para pengelana asing yang datang, membuat hal tersebut menjadi celah bagi kerajaan kami untuk diserang. Perang pun terjadi di kerajaan kami, membuat kami menarik diri dari dunia luar. Sejak saat itu, tidak ada lagi orang luar yang datang. Kerajaan kami menjadi sunyi sejak saat itu.”
“Pasti sangat kesepian tinggal disana...” Ungkap Gaia.
“Jika kau sedang kesepian, datanglah sekali-sekali ke Marja Kingdom. Aku, Gaia, dan Orthus akan menemani mu jalan-jalan.” Dengan muka berseri-seri, Gyro merangkul sang putri dan Gaia.
“Jangan seenaknya membawa ku dalam urusan mu.” Tegas Orthus.
“Dasar cowok jutek, kau tidak akan punya pacar kalau terus seperti itu!” Keluh Gyro.
“Siapa yang kau sebut cowok jutek?!” tanya Orthus kesal
“Ya sudah jelas itu kau dasar cowok jutek!” tegas Gyro
“Jangan sembarangan! Rasakan amukan dari badai salju ku ini!”
“Kau pikir aku takut?!” Sambil mengepalkan tangannya Gyro meladeni Orthus.
Sang putri pun tertawa melihat pertengkaran antara Orthus dan Gyro.
“Hahahaha, kalian ini seperti saudara ya!”
“KAMI BUKAN SAUDARA!” Jawab Gyro dan Orthus kompak.
“Ya mereka berdua memang sering seperti itu, jadi biarkan saja” Tegas Gaia.
Mereka pun tertawa bersama sampai akhirnya yang lainnya datang.
***
Pagi pun tiba, mereka pun bersiap melanjutkan perjalanan menuju Saranjana Kingdom. Kabut terlihat makin tebal, jarak pandang mereka terbatas hanya 1 meter saja. Membuat suasana menjadi tegang karena mereka masih berada di Field tempat banyak Monster Agresif tinggal.
“Tingkatkan kewaspadaan kalian, kabut ini bukan kabut biasa. Keselamatan tuan putri adalah yang utama. Jaga formasi kalian!”
“SIAP COMMANDER!”
Mereka pun berjalan sampai akhirnya melewati kabut tersebut. Terlihat hamparan lautan yang luas dari tempat mereka berpijak, menandakan sudah dekat dengan dermaga yang akan mengantar mereka menyeberangi lautan.
“Gyro dan tuan putri menghilang!” Teriak Heistos.
“Apa? bagaimana mungkin!” Respon Gaia yang kaget.
“Seingat ku Gyro berada di posisi paling belakang, sedangkan aku dan Heistos berada di sebelah tuan putri.” tegas Orthus.
“Jangan panik, tetap lakukan sesuai rencana, aku, Heistos, dan Orthus akan coba mencari Gyro & Tuan Putri. Kalian bertiga tetap lanjutkan perjalanan menuju dermaga dan tunggu kami disana.”
“SIAP COMMANDER!”
***
Disisi lain, Gyro dan Tuan Putri masih berjalan menyusuri daerah penuh kabut tersebut. Gyro sadar sepertinya mereka terpisah dengan yang lain.
“Kemana yang lain?” Ucap Gyro kebingungan.
“Gyro, aku takut…”
“Tetap berada di belakang ku tuan putri. Aku akan menjagamu dengan segenap jiwaku”
“Baik…”
“Commander! Dimana kalian?!” Teriak Gyro.
Gyro dan sang putri pun berjalan terus menyusuri hutan tersebut. Setelah berjalan beberapa waktu, Gyro seperti menyadari bahwa mereka hanya berputar-putar di daerah tersebut saja. Kabut tersebut benar-benar membuat mereka tersesat. Terdengar suara-suara mencurigakan di sekitar mereka. Gyro pun semakin meningkatkan kewaspadaannya. Tak lama muncul seekor ular putih yang menyerang mereka.
Sudora Cast: Pyro Blazing Fist
Gyro pun memukul ular tersebut. Ular tersebut pun mencair seperti layaknya terbuat dari es.
“Mencair? Kita diserang tuan putri!” Ucap Gyro.
“Ha ha ha ha ha ha, lumayan juga respon mu bocah!”
Tiba-tiba, keluar seseorang yang menggunakan jubah hitam serta topeng dari balik pepohonan besar.
“Jubah hitam?! Siapa kau dan apa mau mu?!” Tanya Gyro.
“He he he he, kasar sekali kau bocah, apa kau sudah melupakan ku bocah tengik?”
Tak lama, orang tersebut pun membuka topengnya. Alangkah terkejut Gyro melihat wajah itu. Wajah yang telah merenggut nyawa kakeknya. Orang yang banyak memberikan penderitaan pada penduduk tempat Gyro berasal.
“Apa kau merindukan ku bocah tengik?!”
Melihat wajah itu, Gyro tak bisa menahan amarahnya. Emosinya meluap, Aethernya meluap-luap hingga membuat suhu disekitarnya memanas.
“Kau!! Apa yang kau lakukan disini brengsek?!” Tanya Gyro dengan penuh amarah.
“Hahahahaha, aku hanya sedikit berjalan-jalan. Rencananya aku akan membawa tuan putri yang disana pergi bersama ku.” Jelas orang tersebut.
“Kau pikir aku akan membiarkan hal itu terjadi?!” Gyro pun langsung melesat menuju orang tersebut.
Sudora Cast: Pyro Blazing Fist
Sekian lama Gyro menantikan hari ini untuk membalaskan dendamnya. Akhirnya hari itu tiba juga. Benturan antara mereka tak dapat terelakan lagi.
–To Be Continue–
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments