Gyro bergerak maju menuju pria itu, melesatkan pukulan ke arahanya. Namun, pria tersebut menahannya dengan satu tangannya.
“Hanya segitu saja kekuatanmu bocah?” Ejek pria tersebut.
Tak terima dengan ejekan tersebut, Gyro mundur ke belakang dan kembali menyerang dengan semburan api.
Weisaya Cast: Pyro Breath of Death
Pria tersebut menahan serangan itu dengan mudah.
Sudora Cast: Cryo Icing Mirror
Serangan tersebut tak mengenai lawannya sama sekali.
“Sungguh sangat membosankan, apakah bisa ku ambil saja tuan putri disana?”
“Jangan harap!”
Weisaya Cast: Pyro Jet Burn
Gyro melesat maju menuju lawannya, membenamkan pukulannya tepat di wajah lawannya. Namun lawannya itu mencair seperti layaknya sebuah es.
“Ha ha ha ha, apakah kau sudah selesai bermain dengan Clone ku bocah tengik?” Tiba-tiba pria tersebut muncul lagi dari balik pepohonan.
Sudora Cast: Cryo White Snake
Muncul ular-ular putih dari balik jubah hitamnya. Menyerang Gyro dan melilitnya. Gyro pun tak bisa bergerak. Sementara itu, pria tersebut berjalan mendekati sang putri. Sambil tertawa dan mengejek Gyro yang bahkan tak bisa melindungi dirinya sendiri.
“Kau terlalu cepat 100 tahun untuk melawan ku bocah tengik. Seranganmu itu hanya mainan anak-anak bagi ku. Pulang lah dan ziarahilah makam kakek mu! Ha ha ha ha ha”
“Brengseeeekk!!”
Aether Gyro semakin memanas. Ular-ular yang melilitnya mencair. Gyro kembali melesat mencoba menghajar pria itu. Namun, seperti memiliki mata di belakang kepalanya, pria itu berputar dan memegang kepala Gyro dan membenturkannya ke tanah. Gyro pun tak sadarkan diri karna hal tersebut.
“Baiklah tuan putri, sekarang giliran urusan kita berdua, ha ha ha ha”
Sudora Cast: Electro Lightning Strike
Tiba-tiba tinju petir melesat ke arah pria tersebut. Namun, dengan sigap pria itu melompat mundur.
“Jangan sekali-kali kau coba untuk mendekati tuan putri” Ucap herakles
“Wah wah wah, sepertinya ada tamu tidak diundang datang, haruskah aku mengadakan upacara penyambutan?”
“Maju selangkah saja, akan ku tebas leher mu!” Ucap Herakles.
“Baiklah, sepertinya bukan hal baik bertarung dengan seorang Commander saat ini. Aku akan mengunjungimu kembali tuan putri, sampai jumpa kembali. Ha ha ha ha ha!” Sambil tertawa pria itu pun hilang di balik kabut yang menyelimuti hutan tersebut.
“Gyro apa kau tidak apa-apa?!” dengan panik Heistos mencoba menyadarkan Gyro.
“Bawa Gyro dari tempat ini. Disini terlalu berbahaya.” Ucap Herakles.
***
Akhirnya mereka berhasil keluar dari hutan tersebut. Sambil menggendong Gyro, Herakles dan yang lainnya berjalan menuju dermaga, menyusul yang lainnya yang sudah terlebih dahulu menuju kesana.
“Heiii, kami disini!” Sambil melambaikan tangan, Gaia dan yang lainnya memanggil untuk menuju dermaga.
“Tuan putri, dari mana saja? Kami kesulitan mencari mu sejak anda meninggalkan kerajaan.” Tanya seorang penjaga dermaga.
“Nanti akan ku ceritakan pada papa” Jawab tuan putri.
Setelah berkumpul kembali, mereka pun menyebrang menuju Saranjana Kingdom. Mereka pun mulai berlayar. Tak lama Gyro pun terbangun.
“Di.. dimana kita?” tanya Gyro
“Sebaiknya kau jangan banyak bergerak dulu...” Ucap Orthus.
“Tidak apa, ini bukan hal serius. Ah Commander, dimana tuan putri?”
“Dia ada di belakangmu. Dia sangat mengkhawatirkanmu.”
Gyro pun menoleh kebelakang. Terlihat sang putri yang sedang menangis. Sang putri pun langsung memeluk Gyro.
“Hei, tenang lah, aku tidak apa-apa.” Jelas Gyro.
“Terima kasih sudah melindungiku”
“Tak apa, itu sudah tugas ku hahaha”
Setelah berlayar selama beberapa jam, mereka pun mulai memasuki wilayah perairan Saranjana Kingdom. Tempat tersebut tidak dapat dimasuki secara normal, ada cara khusus yang perlu dilakukan untuk masuk ke dalam kerajaan. Nahkoda kapal mulai merapalkan sebuah mantra.
“Lawang Sakepeng!”
Suara gemuruh pun terdengar, sebuah tabir seperti terbuka perlahan dan memperlihatkan sebuah kerajaan di baliknya. Terhampar pemandangan sebuah kerajaan yang terlihat jauh berbeda dengan Marja Kingdom.
“Selamat datang di kerajaan Mistik, Saranjana Kingdom para Bhayangkara” Ucap putri mempersilakan Gyro dan yang lainnya masuk.
Kapal mereka perlahan mulai memasuki teritori Saranjana Kingdom. Terlihat makhluk aneh yang menjaga pintu gerbang kerajaan. Seperti sekumpulan logam yang digerakan dengan kekuatan element.
“Jangan khawatir, mereka adalah Bebegig, penjaga Saranjana Kingdom.” Jelas Tuan Putri.
“Peradaban disini terlihat sangat jauh berbeda dari yang kita ketahui selama ini.” Ucap Orthus.
Kapal mereka pun merapat. Mereka disambut oleh para pengawal kerajaan untuk dibawa menuju sang raja.
“Putri ku!” Sontak sang raja pun berdiri dan berlari menuju sang putri yang kemudian langsung memeluknya.
“Aku rindu padamu pa.”
“Aku juga putri ku… Kemana saja kau selama ini?”
“Aku ingin mengetahui dunia luar, jadi aku memutuskan untuk kabur dan pergi.”
“Kita tahu di luar itu berbahaya! Jangan kau ulangi lagi!”
“Tidak semua orang diluar sana jahat pa, lihat mereka ini adalah para Bhayangkara dari Marja Kingdom. Merekalah yang melindungiku sampai disini.”
Para Bhayangkara pun membungkuk di hadapan sang raja untuk memberikan hormat. Namun Gyro masih tetap berdiri tegak dan kemudian dipaksa menunduk oleh Herakles.
“Salam dari kami raja Saranjana Kingdom. Sebuah kehormatan bagi kami bisa datang kesini.” Jelas Herakles.
“Para Bhayangkara? siapa yang memberikan izin mereka kemari?” Tanya sang raja.
“Aku yang memberikan izin mereka, karna mereka yang mengantarku kesini. Tanpa mereka aku sudah diculik oleh orang jahat diluar sana papa!” jelas tuan putri.
“Apa kau benar-benar bisa menjamin mereka tidak memiliki niat lain datang kesini?!”
“Aku berani jamin! Jadi berhentilah berprasangka buruk pada setiap orang yang baru kau temui papa!”
Setelah mempertimbangkan kembali, Sang raja pun mempersilakan para Bhayangkara untuk tinggal sementara sampai esok hari dan kemudian kembali ke Marja Kingdom. Hal itu disambut baik oleh tuan putri dengan bersorak. Hal ini wajar terjadi karena sang putri tidak memiliki teman dari luar dan kali ini dia bertemu dengan orang-orang yang sangat baik.
Para penjaga pun mengantar para Bhayangkara menuju tempat yang bisa digunakan untuk istirahat.
“Terima kasih atas kebaikan hatimu tuan putri, kami merasa sangat tersanjung dapat menetap disini sementara waktu sampai esok hari.” Ucap Herakles.
“Tidak apa, lagipula aku yang harusnya berterima kasih pada kalian. Silakan kalian dapat beristirahat sampai waktunya makan tiba.” Jelas sang putri.
Sang putri dan para penjaga pun meninggalkan para Bhayangkara. Gaia dan Gyro pun langsung meloncat ke atas tempat tidur karena akhirnya mereka bisa tidur diatas tempat tempat tidur yang layak setelah melakukan beberapa hari perjalanan.
“Commander, aku ada pertanyaan mengenai orang yang menyerang Gyro dan tuan putri sebelumnya. Apa kau mengenal orang tersebut?” Tanya Orthus.
“Ho ho ho, sejujurnya aku kurang mengetahuinya, namun ciri-cirinya sama dengan musuh yang kita temui di misi sebelumnya.”
“Aku tau mereka siapa…” Jelas Gyro.
“Kau boleh menjelaskannya kepada kami untuk jaga-jaga hal yang tak diinginkan terjadi dikemudian hari.” Jelas Herakles.
“Orang itu adalah salah satu dari kelompok jubah hitam yang menyerang desa tempat tinggal ku beberapa tahun lalu dan menyebabkan kakekku tewas.”
“Itu sebabnya kau terlihat sangat marah saat bertemu dengannya bukan?” Tanya Herakles.
“Ya, dan aku masih tetap belum sebanding dengannya.” Tegas Gyro sambil meninju lantai.
“Menurut analisaku, orang tersebut bukan seperti lawan yang sebelumnya pernah kalian hadapi. Orang tersebut berada di level yang jauh berbeda dari kalian. Jika bisa, kalian jangan sampai berhadapan satu lawan satu dengan orang tersebut.”
“SIAP COMMANDER!”
Gyro masih terlihat agak murung terkait hal itu. Dia benar-benar merasa tidak memiliki kemampuan untuk melawan orang tersebut. Jarak kekuatan diantara mereka sangat jauh. Herakles menyadari hal tersebut dan terlihat mengawasi Gyro.
***
Waktu makan pun tiba. Mereka diundang sebagai tamu untuk acara makan kerajaan. Terlihat mereka semua menyantap makanan yang terhidang di meja. Gyro dan Gaia terlihat seperti orang yang tidak makan puluhan tahun. Dengan rakus mereka memakan seluruh hidangan yang tersedia. Melihat hal tersebut Tiga bersaudara Heistos, Ayolos, & Regulos merasa malu dengan rekan misi mereka yang bertingkah sangat bar-bar.
Sang putri terlihat tertawa melihat tingkah Gyro & Gaia.
“Terima kasih untuk jamuannya yang mulia. Sebuah kehormatan mendapat jamuan langsung dari seorang raja.” Ucap Herakles.
“Aku sudah mendengar semua cerita dari putri ku. Anggap saja ini bentuk terima kasih ku untuk kalian para Bhayangkara yang sudah menjaga dan mengantarkan putri ku sampai kembali ke kerajaan ini.” Jelas sang raja.
“Itu sudah menjadi bagian dari misi kami.” Jelas Herakles.
***
Disisi lain, orang dengan jubah hitam itu terlihat turun dari kapal yang Gyro dan yang lainnya gunakan sebelumnya untuk memasuki Saranjana Kingdom. Nampaknya dia sebelumnya bersembunyi di salah satu bagian kapal. Orang tersebut berada di sekitar pintu gerbang kerajaan. Dia terlihat sudah melumpuhkan beberapa penjaga.
–To Be Continue–
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Sueru
untung Gyro gak ngamuk kaya sebelumnya 😩
2023-05-16
0