Bab 20 Kesembuhan Anggi

Di pedukuhan.

Satu bulan telah berlalu, Anggi dan Joko kini melihat hasilnya. Pagi ini, setelah bangun tidur Anggi sudah bisa berjalan seperti sedia kala. Dia telah sembuh dari lumpuhnya.

Mereka pun lalu pulang dengan perasaan yang bahagia dan akan bertemu dengan orang tua Anggi. Anggi tidak sabar untuk mengatakan jika dia telah sembuh.

Namun sebelum bertemu dengan orang tua Anggi, mereka mampir di sebuah restoran.

"Kita akan makan dulu," kata Joko.

"Ya sudah,"

Sampai di restoran.

Joko lalu turun dari mobil dan berputar membukakan pintu untuk Anggi.

Joko mengulurkan tangannya hendak memapahnya, namun Anggi menolaknya dan dia mengatakan

"aku sudah bisa jalan sendiri, aku tidak perlu di papah lagi," kata Anggi tersenyum senang.

Mereka pun berjalan masuk ke restoran itu dan akan memesan makanan.

Di sudut ruangan itu nampak sepasang pengantin baru juga sedang makan di sana.

Tanpa sengaja Guntur menoleh ke arah pintu masuk dan dia sangat terkejut ketika melihat Joko bersama Anggi, apalagi ketika melihat Anggi sudah bisa berjalan seperti sedia kala.

Guntur langsung berdiri dan membuat Anita kaget.

"Anggi? Dia sudah bisa berjalan?" kata Guntur sumringah. Mendengar apa yang diucapkan Guntur, Anita pun menoleh ke tempat di mana Guntur menatap seseorang.

"Ini tidak mungkin," kata Anita memastikan jika itu Anggi atau bukan.

Guntur lalu berjalan untuk mendekati Joko dan Anggi.

"Guntur kamu ke mana?" tanya Anita ketika Guntur tanpa menghiraukannya akan mendekati Anggi yang sudah duduk bersama Joko.

"Joko? Anggi?" Guntur berdiri di antara mereka.

Anggi dan Joko serempak menoleh ke arah suara itu.

"Mas Guntur?" Anggi tentu saja kaget, namun saat melihat seorang wanita berjalan di belakang Guntur mendekatinya, membuat muka Anggi menjadi masam.

"Anggi kau sudah sembuh?" tanya Guntur sangat kaget. Dan dia ingin memastikan jika Anggi benar-benar sudah sembuh.

"Iya Mas, aku sudah sembuh sekarang, ini berkat Joko, dia membawaku berobat ke sebuah asrama dan satu bulan kami di sana, Dan sekarang aku sudah bisa berjalan lagi," kata Anggi dengan sangat bahagia.

"Aku ikut senang," kata Guntur meskipun kaget, saat mendengar jika Joko menemani Anggi selama 1 bulan di asrama itu, berfikir jika hubungan mereka semakin dekat sekarang, batin Guntur.

"Syukurlah jika kau sudah sembuh," ucap Guntur lagi tak berhenti menatap Anggi.

"Mas ayo, kita kan belum selesai makan," kata Anita berbisik, menyela, karena dia tidak mau Guntur berlama-lama bicara dengan Anggi.

"Aku ke sana dulu, Apakah kalian mau bergabung?" tanya Guntur pada Joko dan Anggi.

"Tidak, terima kasih," jawab Anggi menoleh ke arah Joko. Tentu Anggi menghormati Joko, mereka ingin makan berdua saja dan dalam hati Anggi juga merasa canggung jika harus makan bersama Anita dan Guntur yang sekarang sudah resmi menjadi suami istri.

Saat makan, Joko dan Anggi terlihat begitu bahagia bercerita bagaimana mereka melewati 1 bulan itu dan mereka seperti mengenang kembali momen ketika Anggi berusaha sembuh dari kelumpuhannya.

Sementara di tempat lain Anita tersungut karena sejak tadi Guntur menjadi pendiam dan tidak banyak berbicara seperti sebelum melihat kesembuhan Anggi.

Bahkan sejak tadi Guntur mengacuhkannya dan hanya melihat ke arah Anggi dan Joko saja.

"Mas dimakan dong! ayo kita harus segera pergi dari sini kita harus ke dokter," kata Anita tidak mau berlama-lama di tempat yang sama dengan Joko dan Anggi.

"Iya, ayo!" jawab Guntur tanpa menghabiskan makanannya.

"Tapi mas, makananmu kan belum habis," kata Anita.

"Tidak usah, aku sudah kenyang, ayo jika kau mau ke dokter," kata Guntur.

Ke rumah sakit.

Guntur dan Anita lalu pergi ke rumah sakit untuk mengecek kandungannya yang sudah berjalan 2 bulan.

Mereka saat ini sedang menunggu hasilnya. Tidak lama seorang dokter datang dengan wajah yang terlihat berbeda dari saat pertama mereka datang, kemudian dokter itu mengatakan kabar yang tidak menyenangkan.

"Maaf, ternyata istri anda tidak benar-benar mengandung, dia mengalami hamil anggur sehingga kami harus melakukan tindakan," kata dokter itu.

"Apa Dok?" Anita nampak kaget begitu juga Guntur.

"Tidak mungkin, saya yakin saya sedang mengandung," kata Anita.

"Maaf bu, tapi setelah di lakukan pemeriksaan, beberapa tindakan harus di lakukan demi keselamatan ibu," kata dokter.

Setelah mereka berbicara apa tindakan yang harus dilakukan, kemudian mereka berdua bermusyawarah dan setelah itu mereka sepakat untuk melakukan operasi pengangkatan rahim, karena ada kondisi yang parah hingga tidak bisa hanya di kuret saja.

.

Rumah Bu Ratih.

Sementara Joko dan Anggi setelah makan dari restoran itu mereka pun pulang ke rumah orang tua Anggi. Orang tua Anggi sangat bahagia ketika melihat Anggi turun dari mobil dan masuk rumah, berjalan tanpa dibantu oleh Joko atau berpegangan pada tembok seperti biasanya.

"Anggi kamu sudah sembuh nak?" kata bu Ratih memeluk putrinya dan melihatnya dari ujung kaki hingga sampai ke pahanya dan Anggi nampak berdiri dengan kokoh tanpa berpegangan pada apapun.

"Benar Bu, sekarang aku sudah sembuh," jawab Anggi memberitahukan kabar bahagia pada ibunya.

"Syukurlah nak, ibu senang akhirnya kau tidak lumpuh lagi," tanpa terasa air mata sang Ibu menetes karena sangat terharu, lalu dia menoleh pada Joko dengan senyuman yang hangat dan ramah.

"Terima kasih nak Joko, berkat kau akhirnya Putri Ibu bisa sembuh dari kelumpuhannya," kata ibunya sangat berterima kasih pada bantuan Joko.

"Iya Bu, ini sudah kewajiban saya untuk membantu Anggi agar dia pulih seperti semula," jawab Joko.

ibunya lalu mempersilahkan Joko dan Anggi untuk masuk ke dalam dan dia akan membuat makanan untuk mereka untuk merayakan kesembuhan Anggi.

"nak Joko, jangan pulang dulu ya, Ibu mau buat sesuatu untuk kalian berdua," kata ibunya lalu masuk ke dapur.

Joko dan Anggi saling berpandangan lalu mereka tersenyum malu-malu. seiring berjalannya waktu benih cinta yang pernah mereka kubur dalam-dalam kini mulai bermunculan kembali di dalam hati masing-masing.

Apalagi Anggi merasa jika Joko benar-benar perhatian dan peduli padanya. Sedangkan Joko memang sejak awal cintanya pada Anggi masih tumbuh dan bersemi meskipun Anggi sudah menikah dengan orang lain. Cinta di hatinya tidak pudar apalagi padam.

Joko tiba-tiba menatap dalam-dalam wajah Anggi ketika ibunya selesai menyediakan hidangan untuk mereka berdua.

"Melihatmu seperti ini aku menjadi teringat momen saat kita bersama dulu," kata Joko tiba-tiba yang membuat pipi Anggi bersemu merah.

"Kau masih ada di dalam hatiku, sama seperti saat dulu kala," tiba-tiba Joko berbicara dengan romantis.

Diam-diam Ibu Ratih melihat dari balik penyekat ruangan, kedekatan mereka berdua. Dia pun lalu memejamkan matanya dan berdoa agar Anggi hidup bahagia jika memang mereka ditakdirkan untuk bersama.

Bagaimanapun kini Anggi sudah tidak menjadi milik siapa-siapa bahkan mantan suaminya juga sudah menikah, jadi tidak ada salahnya jika Anggi juga bahagia bersama pria lain. Apalagi ketika Anggi pernah cerita jika Joko dan dia dulu pernah bersama menjalin asmara. Tentu tidak ada salahnya jika di kemudian hari Joko dan Anggi melanjutkan ke jenjang yang lebih jauh lagi.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

KARMA IS REAL...SEMOGA KALIAN BAHAGIA...🤣🤣🤣💃💃💃💃

2024-10-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!