Di Rumah Guntur.
Guntur dan Anita terbangun secara bersamaan. Mereka berdua kaget dan saling berpandangan. Nampak Anita tanpa busana begitu juga Guntur. Mereka telah melewati malam ini dengan tidur bersama seperti suami istri.
"Mas...."
"Anita?"
"Hiks hiks....!"
Anita pura-pura menangis. Dia tidak mau disalahkan.
"Bagaimana bisa ini terjadi?"
"Aku juga tidak tahu mas?"
Guntur langsung melompat dari ranjang dan mengambil bajunya yang berserakan di lantai. Dia segera memakainya.
Setelah itu menatap bingung wajah Anita. Dia memungut baju Wanita yang juga berserakan di lantai dan menyuruhnya segera memakainya.
"Cepat pakai ini?"
"Iya Mas ...,"
"Apakah Anggi sudah bangun? Apakah dia melihat kau tidur di kamarku?"
"Aku tidak tahu Mas. Aku juga tidak mengunci pintunya," kata Anita sambil memakai bajunya.
Saat Guntur akan pergi ke kamar Anggi, salah satu tangannya di tarik oleh Anita.
"Mas....."
"Lepaskan...aku harus memastikan Anggi tidak melihatnya,"
"Tunggu dulu Mas..."
"Nanti kita baru bicara Anita!"
Guntur segera keluar dari kamarnya. Dan dia melihat seseorang ada di dapur. Sungguh lega hatinya saat melihat Anggi baik-baik saja. Dia sedang membuat roti untuk sarapan.
"Anggi....!" panggil Guntur membuat Anggi menoleh.
"Iya Mas.." jawab Anggi dan air matanya sudah dia hapus sejak tadi. Dia memang terluka dan sakit hati. Namun dia memilih untuk melupakan kejadian yang baru saja dia lihat. Rupanya rasa cintanya untuk suaminya membuatnya memilih untuk pura-pura tidak tahu apa-apa.
"Anggi...apakah kamu sudah bangun sejak tadi?" Nampak suara Guntur bergetar. Jelas dia terlihat berdebar saat berhadapan dengan Anggi.
"Iya Mas. Aku baru saja bangun. Oh ya, aku pikir Anita bangun terlambat. Aku hanya bisa menyiapkan roti ini untukmu mas...." kata Anggi sambil membawa roti itu ke meja makan dengan salah satu tangannya.
"Ohh...." Guntur duduk di meja makan dengan perasaan bersalah dan hati yang gelisah.
"Ini mas, kopinya. Aku ini terlalu manja. Sudah lama aku tidak membuatkan kopi untukmu Mas..." kata Anggi seakan tidak terjadi apa-apa lagi ini.
"Ohh... terimakasih..." Suara Guntur masih gemetar. Bahkan saking gelisah ya dia langsung meminum kopi panas itu.
"aw,..."
"Masih panas mas...." Anggi langsung mengusap bibir suaminya.
Tanpa terasa airmata Guntur menggenang di kelopak matanya saat tangan lembut Anggi mengelus bibirnya.
Apa yang sudah aku lakukan semalam dengan Anita. Kenapa aku menyakiti istriku Anggi? Batinnya didalam hati.
Anggi rupanya sangat mengenali sikap gelisah yang di tunjukkan Guntur saat ini. Pasti karena peristiwa semalam dengan Anita, batin Anggi.
"Aku mandi dulu..." kata Guntur berdiri.
"Iya mas ...."
Anggi memandangi punggung suaminya yang berlalu. Bahkan dia sangat jeli ketika melihat kancing piyama yang dipasang dengan tidak benar. Namun dia memilih untuk tidak menegurnya meskipun dia tahu jika suaminya pasti tergesa dan panik saat tadi memakai nya.
"Maafkan aku mas. Aku tahu kamu butuh. Dan aku tidak bisa melakukannya...." Anggi hanya bisa mengusap airmatanya.
Kau masih mau merawat ku dan membiayai pengobatan ku agar aku pulih, aku sangat bersyukur. Jika aku kembali pada kedua orang tuaku. Aku hanya akan menjadi beban bagi mereka. Mereka sudah susah saat ini. Ibu sakit lambungnya sering kambuh. Bapak juga sudah tidak kuat untuk bekerja seperti dulu lagi. Mereka hidup dari tunjangan suamiku. Maka aku harus tetap disini dan berpura-pura bahagia.
Apakah ada pilihan lain selain tetap disini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments