Di mall.
Ketika Joko dan temannya asyik berjalan sambil mengobrol, tiba-tiba saja dia melihat Guntur sedang bersama seorang wanita.
"Guntur, apa yang dia lakukan bersama wanita itu?" Batin Joko.
Mereka terlihat akrab dan berjalan cukup dekat untuk sesama rekan kerja. Ternyata setelah di perhatikan dengan seksama, wanita itu sering Joko lihat menyanyi disebuah klub malam di Jakarta. Bahkan Joko masih ingat, wanita itu juga pernah mengajak Joko berkencan. Namin saat itu Joko menolaknya.
Joko lalu berpisah dengan kedua temannya. "Gue masuk lagi ya, gue lupa beli sesuatu," pamit joko pada kedua temannya. Joko lalu berjalan diam-diam mendekati Guntur. "Tidak salah lagi. Guntur selingkuh dari Anggi," tanpa menyelidiki lagi Joko lalu keluar dari Mall itu.
"Jangan terlalu dekat seperti ini," Tolak Guntur saat Anita akan menggandeng salah satu lengannya, seperti yang dilakukan Anggi saat mereka jalan di mall bersama.
"Kenapa?" Anita terkejut dengan sikap menjaga jarak yang di lakukan Guntur.
"Jangan seperti ini, aku sudah berkeluarga," ucap Guntur dan membuat Anita tersungut jengkel.
"Aku tidak habis pikir, apa yang kau harapkan dari istrimu itu?" Anita menjadi kesal karena Guntur bersikap dingin padanya. Padahal sudah jelas istrinya lumpuh dan merepotkan dirinya saja.
"Ya sudah! Kita pulang saja. Sepertinya pikiranmu ada ditempat lain!" Anita berjalan lebih dulu, Guntur lalu mengejarnya.
"Maafkan aku, aku tak bermaksud menyinggung perasaan mu. Tapi kau kembali di saat yang tidak tepat," Anita lalu menghentikan langkahnya dan mendengarkan. Lalu dia berbalik dan bertatapan dengan Guntur.
"Aku mengerti. Aku terlambat. Kau sudah menjadi milik orang lain," jawab Anita tidak ingin merusak hari ini dengan sikap cemburunya.
Guntur menemani Anita berbelanja di Mall karena dulunya mereka memang bersahabat sangat dekat. Dan Anita datang ke kantor nya lalu menunggu di parkiran agar Guntur menemaninya jalan-jalan. Akhirnya, Guntur yang tidak punya maksud apa-apa selain menghargai permintaan sahabatnya pun setuju. Setelah pekerjaan kantornya selesai dia mengantar kan Anita jalan-jalan sambil makan siang di Mall.
.
Joko duduk diatas motornya lumayan lama dan belum ingin menyalakan mesinnya. Dia memikirkan apa yang tadi dia lihat. Semua itu membuat pikiran nya kacau. Apalagi jika itu soal Anggi, mantan kekasihnya yang masih dia sayangi di dalam hati.
"Aku tidak ingin ikut campur rumah tangga mereka. Tapi aku tidak bisa melihat Anggi menderita jika sampai Guntur mengkhianati nya. Aku harus selidiki semua ini," ucapnya lirih sambil memakai Helmnya.
.
Dirumah Guntur.
Sementara Guntur pulang kerumahnya dan melihat istrinya sedang melihat album foto sambil mengusap airmatanya. Melihat istrinya menangis sedih, maka Guntur segera mendekati nya.
"Anggi...ada apa?" tanyanya saat batu saja masuk rumah dan melihat pemandangan itu.
"Melihat foto pernikahan kita ini aku jadi sedih Mas. Ohh, kamu sudah pulang Mas? Tumben cepat?" tanya Anggi seraya menutup album foto itu.
"Iya. Tadi pekerjaan kantor cepat selesai. Dan lagi aku akan keluar kota beberapa hari, jadi mereka menyuruhku pulang lebih awal," jawab Guntur sambil mengeluarkan seblak pedas kesukaan Anggi.
"Kita makan ya. Ini aku beli seblak kesukaan mu ..."
"Terimakasih Mas...." Anggi lalu di bantu Guntur duduk di meja makan. Saat suaminya mengambil piring lalu membuka plastik dan menuangkan seblak ke mangkoknya, diam-diam Anggi memperhatikan ya. Sungguh dia kembali merasa menjadi beban bagi suaminya. Ketika pulang kerja, para istri menyambut suaminya dan melayani nya makan dan minum. Tapi hal itu tidak bisa di lakukan nya.
Sampai kapan suaminya akan sabar dengan keadaan ini? batin Anggi.
"Mas...kalau aku mengatakan sesuatu kamu jangan marah ya?" ucapnya tiba-tiba.
Suaminya menatapnya dan berjalan membawa mangkok ke hadapan istrinya.
"Hmm..." jawabnya lalu duduk di hadapan Anggi. Dia juga akan makan seblak yang baru saja dia beli.
"Mas...kamu boleh kok kalau mau menikah lagi. Tapi cari istri yang baik, lalu kamu bisa anggap aku adik kamu saja," kata Anggi sambil menahan matanya yang berkaca-kaca.
"Lagi-lagi kamu bicara soal kawin lagi. Apakah mama tadi datang menemuimu?" Selidik Guntur karena teringat akan obrolan mamanya kemarin lalu soal kawin lagi.
"Iya mas. Mama datang melihat keadaanku." kata Anggi.
"Hanya itu saja? Apa ada yang lain yang mama katakan?"
"Tidak ada Mas," jawab Anggi menutupi obrolan dirinya dengan mama mertuanya.
Flash back.
Saat suaminya pergi ke kantor, mama mertuanya datang. Dan mereka lalu bicara soal masa depan.
"Anggi....jika kamu sayang pada suamimu, sebaiknya kamu ini kan dia menikah lagi,"
Anggi mendongak dan tertegun mendengar ucapan mama mertuanya.
"Apa mah?!"
"Aku tidak bermaksud menyakiti perasaan mu. Tapi kau juga harus membuka matamu untuk kebutuhan suamimu. Tidak ada salahnya dia punya istri dua bukan? Bukankah agama juga tidak melarang? Jika istrinya tidak bisa memenuhi hak dan kewajiban secara lahir batin, suaminya berhak untuk menikah lagi?"
"I-iya mah. Aku mengerti maksud mama..." jawab Anggi yang kaget dan menoleh pada menatap dirinya sendiri. Saat ini, dia memang tidak bisa menjalankan kewajiban nya sebagai istri. Juga tidak bisa memberikan hak suaminya. Memang tidak salah jika mama mertua nya bicara seperti ini, batin Anggi.
Kembali ke Anggi dan Guntur yang sedang makan.
"Anggi, aku sayang sama kamu lahir dan batin. Jangan pernah bicara soal kawin lagi. Kamu pikir menikah lagi itu mudah. Aku harus bersikap adil padamu juga pada madumu. Apakah aku bisa menjamin kau tidak akan terluka melihat aku bersama wanita lain?" jelas Guntur sembari menatap tajam mata Anggi yang tertunduk.
"Maaf Mas. Aku hanya bingung saja jika aku seperti ini terus, lalu bagaimana denganmu? Kau akan bosan jika aku terlalu lama mengusahakan mu..."
"Kau harus buang jauh pikiran seperti itu. Aku ini suamimu. Jadi wajar jika aku menjaga mu dalam sehat dan sakitmu. Kamu harus berfikir positif, kau ingin cepat pulih bukan?"
"Iya mas...." Anggi menjadi merasa bersalah karena ucapannya tadi.
Setelah makan selesai Guntur lalu membawa piring kotor ke dapur untuk dia cuci. Sementara diam-diam Anggi menatapnya dari balik dinding sembari berdiri berpegangan pada kursi.
"Maaf mas....harusnya kau istirahat dan duduk saja. Itu adalah tugasku sebagai istri. Namun kau juga yang harus melakukannya..." bisik Anggi lirih didalam hati.
Setelah selesai mencuci piring, Guntur lalu berbalik dan menatap Anggi sambil tersenyum. Dia mengulurkan tangannya dan mengajaknya ke kamar untuk istirahat. Tidak terbersit sedikit pun didalam hatinya jika penyakit istrinya akan membuatnya berpaling darinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments