Joko menjadi canggung saat ini, karena melihat mantan kekasihnya menjadi istri sahabatnya. Ternyata selama ini wanita lumpuh yang sering di ceritakan Guntur adalah Anggi.
"Heh, ngomong dong! Katanya mau kenalan sama istriku, yang sering aku ceritakan padamu..." kata Guntur membuat Joko tersadar dari lamunannya. Dan Anggi, dia terbelalak menatap Guntur suaminya.
Joko tersenyum kecil.
Anggi terdiam seribu bahasa. Bagaimanapun dia merasa was-was dan cemas, di satu sisi suaminya bersahabat dengan Joko, namun disisi lain Joko adalah mantan kekasihnya.
Saat ini, Guntur sedang ke dapur untuk mengambil minuman. Kesempatan itu digunakan Joko untuk berbicara pada Anggi tentang masa lalu mereka.
"Aku kaget, ternyata kau istrinya Guntur. Dia sering cerita tentangmu padaku," Joko mulai mencairkan suasana kaku diantara mereka berdua ketika Guntur ke belakang mengambil minuman. Anggi menatapnya masih dengan suasana yang membuatnya tidak nyaman.
"Ohh....Jadi kalian sering membicarakan aku?" Akhirnya diapun berusaha bersikap wajar. Bagaimanapun, mereka sekarang hanya teman saja. Kisah cinta yang pernah terjalin sebelum pernikahan cukup di pendam dalam hati saja. Jangan sampai mengganggu kehidupan di masa kini.
"Aku tidak tahu jika istrinya adalah kau. Aku menunggu seseorang datang, tapi ternyata dia tidak datang juga. Ternyata dia sudah menikah tanpa memberitahu ku," sindir Joko sambil menatap tajam wajah Anggi. Joko rupanya masih jomblo karena menunggu Anggi. Dan apa yang di ungkapkan Joko barusan, membuat Anggi menatapnya sesaat.
"Bukankah sudah aku katakan padamu jika aku tidak akan kembali merantau? Untuk apa menungguku?" Jawab Anggi mengalihkan pandangan matanya. Matanya jatuh pada foto pernikahan nya dengan Guntur yang terpajang di tembok. Seketika dia bersikap dingin dan tidak ingin lagi melanjutkan percakapan dengan Joko. Sudah tidak ada lagi yang perlu di bicarakan jika itu soal masa lalu. Semua sudah jelas, sekarang dia sudah menikah dan menjadi milik orang lain.
tap tap tap!
"Kalian terlihat serius. Apa yang kalian bicarakan?" sapa Guntur sambil membawa minuman untuk mereka bertiga. Dia lalu meletakkan gelas berisi minuman segar untuk Joko, Anggi dan juga dirinya sendiri. Setelah itu dia duduk di dekat Anggi.
Anggi tidak bisa berlama-lama duduk bersama suaminya juga Joko mantan kekasihnya. Ada hal-hal yang tidak ingin dia ungkit lagi tentang masa lalunya di hadapan suaminya. Karena semua itu sudah berlalu dan hubungan mereka sudah selesai. Jadi lebih baik disimpan dan jangan sampai suaminya tahu hingga akan merusak segalanya.
"Mas, aku ke kamar dulu. Tiba-tiba kepalaku sedikit pusing," pamit Anggi pada suaminya. Guntur menoleh padanya dan menatapnya dengan cemas, begitu juga Joko yang tiba-tiba juga menatap dirinya.
"Ya sudah. Kamu istirahat saja..."
Guntur akan berdiri untuk mengantarkan Anggi ke kamarnya, namun Anggi menolaknya.
"Tidak usah Mas. Aku bisa sendiri..." Anggi lalu bangun dan tentu saja dia tidak ingin terlihat mesra bersama suaminya di hadapan Joko. Dia menjaga perasaan tamunya. Anggi lalu berjalan perlahan dengan merambat pada tembok. Salah satu kakinya nampak diseret karena masih belum bisa normal seperti semula. Joko begitu iba melihatnya.
.
Dirumah Bu Gina.
Setelah Joko pamit pulang, Guntur di telpon oleh ibunya karena di rumahnya ada Anita yang ingin bertemu dengannya. Anita ini dulu adalah sahabat Guntur dan mereka cukup dekat saat itu. Namun, Anita meniti karir di ibukota namun kini dia memutuskan untuk kembali.
"Guntur, kamu harus datang. Jauh-jauh Anita datang untuk bertemu denganmu. Dia sudah menunggu sejak tadi," bujuk Bu Gina yang menjadi bersemangat untuk menjodohkan mereka kembali. Dan memaksa Anggi setuju untuk di poligami.
Guntur akhirnya pergi juga karena tidak ingin mamanya marah padanya. Apalagi Anita memang sahabat dekatnya sewaktu belum menikah dengan Anggi.
Sampai di rumah ibunya, Anita sudah duduk diruang tamu.
"Maaf, aku baru datang..."
"Tidak papa. Kau pasti sibuk. Aku yang minta maaf karena mengganggu mu..." sahut Anita berdiri menyambut nya.
Tersenyum manis dan sedikit genit padanya. Dia memang cantik dan bohai, tapi Guntur tidak tertarik dengan semua itu.
"Mama bilang kau kembali," kata Guntur menatap sekilas wajah Anita. Melihat hal ini, sang mama pamit dan akan memberi kesempatan mereka berdua untuk ngobrol.
"Aku ikut prihatin Gun," kata Anita menatap wajah sahabat lamanya dengan lekat ketika tahu istrinya lumpuh dan belum lama dia kehilangan bayinya.
"Terimakasih," jawab Guntur yang kembali teringat jika dulu dia dan Anita pernah bicara soal hidup bersama sebelum akhirnya Anita memilih jalan lain dan berfikir jika karir lebih penting baginya saat itu.
Sesaat mereka bernostalgia dan saling teringat akan masa lalu ketika mereka bersama.
"Aku ingin berbisnis di sini Gun. Tidak ingin terus merantau..."kata Anita dan sesekali melirik wajah Guntur yang belakangan ini sering mengganggu pikirannya.
Setelah berbincang akhirnya Guntur pamit untuk kembali ke rumahnya. Anita juga pulang ke apartemen nya. Ini adalah pertemuan mereka kembali setelah sekian lama tidak berjumpa.
.
Dirumah Guntur dan Anggi.
Hari demi hari berlalu. Anggi tidak juga kunjung membaik. Dia masih lumpuh separo dan belum bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti biasanya.
"Sebaiknya kita mencari art saja Mas. Setiap hari kamu mencuci dan bekerja, sementara aku tidak bisa membantu," sesalnya dengan suara lirih dan sedih sambil menatap lekat suaminya.
"Kamu duduk saja disana. Ini hanya pekerjaan ringan, aku bisa melakukan nya..." jawab Guntur menoleh pada Anggi sambil tersenyum kecil.
"Tapi kamu jadi harus kerja di rumah juga di kantor, belum mengurus aku. Aku jadi semakin merasa bersalah..." Anggi merasa tertekan akibat sakit yang di deritanya. Rasa tak berguna sebagai manusia dan sebagai seorang istri mendera rasa percaya dirinya.
Guntur mendekati istrinya dan meraih tangan nya lalu menggenggamnya erat. Matanya menatap hangat wajah istrinya yang merona merah karena sedang berjemur di pagi hari.
"Mas aku adalah wanita yang beruntung karena kau sabar dan tetap setia meskipun aku lumpuh seperti ini..." ucapnya saat suaminya melakukan semua pekerjaan rumah tanpa mengeluh. Dia sedang menjemur pakaian yang baru saja di keluarkan dari mesin cuci.
Guntur tersenyum lalu mengecup kening istrinya dengan lembut sambil memegang kedua pipi Anggi lalu di hadapkan wajah itu dekat dengan wajahnya.
.
Di Mall.
Esok harinya, Guntur menemani Anita untuk membeli sesuatu di mall. Selain karena paksaan dari Ibunya, Anita juga terus meminta nya, sehingga diapun menemani Anita siang ini.
Namun siapa sangka, Joko juga sedang ke mall bersama dua temannya. Karena saat ini, Joko sudah pindah ke kota dimana ada Anggi disana. Setelah pengajuan pindah kerjanya di terima, maka Joko merayakannya bersama dua temannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments