Kantor Angkasa Jaya.
Guntur ke kantor pagi ini dan berpapasan dengan Joko. Mereka lalu ngobrol sebentar dan sedikit pun Joko tidak menyinggung soal kedatangan nya ke rumah Anggi. Sedangkan Guntur pura-pura tidak tahu. Dia sendiri masih bingung kenapa Joko datang ke rumahnya padahal dia dan istrinya baru berkenalan sekali.
"Gimana bro? semua lancar?" tanya Joko saat bertemu Guntur.
"Ya. Semua lancar," jawab Guntur.
"Ohh ya, kenapa memakai jaket ojol tadi pagi?" tanya Guntur terheran.
"Ohh itu. Aku bekerja sampingan sepulang dari kantor. Ya sambil cari tambahan buat nikah nanti...hehe," guraunya.
"Cepatlah nikah. Jangan lupa undangan nya,"
"Bercanda bro. Pacar juga belum ada. Dulu sih ada, tapi sekarang sudah jadi milik orang," imbuh Joko lagi dan membuat Guntur tertegun.
"Ohh, berarti bukan jodohnya," sahut Guntur.
"Iya sih. Tapi sebenarnya aku masih sayang padanya," ucap Joko lagi.
"Hush, jangan bermain api. Jika dia sudah menjadi milik orang. Nanti kau terbakar sendiri," Guntur mengingat sebagai seorang teman.
"Hehe, nggak lah. Aku tidak akan mengganggunya selama dia bahagia. Tapi jika sampai suaminya menyakiti nya, maka aku pasti akan merebut dia kembali..." ucap Joko yang teringat apa yang dia lihat kemarin lalu saat di Mall. Saat Guntur bersama seorang gadis yang bernama Anita.
Guntur tersenyum getir, dalam hati kembali gelisah saat memikirkan Joko datang kerumahnya ketika dia ke luar kota. Tapi karena dia adalah temannya, dan sekaligus menjadi ojek online, maka dia menepiskan rasa gelisah didalam hatinya. Dia tidak ingin berprasangka buruk padanya juga pada Anggi.
.
Pulang kerja, tiba-tiba Anita sudah berdiri didepan kantor Guntur untuk menunggunya. Hal itu membuat Guntur kaget lalu menegurnya.
"Anita?" Guntur berjalan ke arah Anita yang berdiri sendirian saja.
"Gun....bisa antarkan aku ke dokter sebentar?" tanya Anita yang sengaja menemui Guntur sepulang dia dari kantor.
"Memangnya kau sakit?" tanya Guntur.
"Iya Gun. Aku takut jika datang periksa sendirian. Kamu mau kan anterin aku?" Bagaimanapun Anita adalah sahabat nya ketika masih muda dulu.
Joko tanpa sengaja kembali melihat Guntur bersama Anita. Joko lalu menghentikan motornya dan mengamati mereka berdua.
Ada yang tidak beres nih!
Rumah sakit.
Anita dan Guntur keluar dari rumah sakit, "aku harus cek kembali Minggu depan," ujar Anita berjalan disamping Guntur menuju ke parkiran.
"Apakah ini berbahaya" Guntur nampak cemas.
"Semoga saja tidak," jawab Anita tersenyum kecil melihat kecemasan di wajah Guntur, artinya Guntur masih peduli dan sayang padanya, batin Anita.
Mereka lalu ke parkiran dan Guntur membukakan pintu untuk Anita. Sementara itu Joko terus mengamati mereka berdua dari pinggir jalan raya, "Mereka terlihat bersama lagi," kata Joko lirih.
"Jika Anggi mengetahui semua ini dia pasti sedih. Aku tidak menyangka Guntur tega mengkhianati Anggi," gumam Joko lalu meninggalkan rumah sakit itu saat mobil Guntur sudah keluar dari parkiran. Tak ingin ketahuan jika dia mengintai mereka berdua,maka Joko segera melajukan motornya dengan kencang.
Di rumah Guntur.
Sementara sore hari saat Guntur belum pulang, mertua nya kembali datang.
"Masuk ma...." sapa Anggi membukakan pintu sembari berpegangan pada tembok. Gina sang ibu mertua menatap menantunya itu dari ujung kaki lalu naik keatas dengan
sinis.
"Silahkan duduk ma," Anggi menyambut ibu mertuanya.
"Guntur belum pulang?" tanya Gina sambil melihat jam ditangannya. Jam ditangannya menunjukkan jam lima sore.
"Belum ma,"
"Anggi, mama lihat tidak ada perubahan yang signifikan pada kakimu. Bagaimana dengan tanganmu?" tanyanya dan melihat salah satu tangan Anggi yang masih lemas. Belum bisa di gerakkan seperti semula bahkan untuk memegang gelas pun tak bisa. Selama ini Anggi hanya mengandalkan salah satu tangannya saja.
"Masih belum bisa merespon ma,"
"Jika Guntur menikah lagi, istrinya juga bisa mengurusmu. Kasihan suamimu itu."
Anggi nampak terdiam. Giginya menggigit bagian bawah bibirnya hingga terasa perih.
"Mama sebenarnya sudah punya calon untuk Guntur. Tapi suamimu itu memikirkan perasaan mu. Jika kau peduli padanya, maka bujuk dia agar mau menikah lagi. Bukankah kau juga tidak keberatan?" Ditanya ibu mertuanya seperti itu membuat Anggi terdiam tak bisa berkata apa-apa. Dirinya yang lumpuh membuat ibu mertuanya selalu ingin agar Guntur menikah lagi.
Anggi lalu mengangguk pelan. Dalam hati sepenuhnya dia sadar akan kondisi dan posisinya. Suaminya butuh seseorang yang bisa mengurusnya tentunya. Sementara dia? Mengurus dirinya sendiri saja tidak bisa, apalagi mengurus suaminya. Yang ibu mertuanya katakan memang benar.
Tidak salah jika Guntur akan menikah lagi. Tapi masalah nya, apakah Anggi sanggup di madu? Sanggupkah dia berbagi suami dengan wanita lain? Lama Anggi termenung sendirian setelah ibu mertuanya pamit pulang.
Dari gerbang yang terbuka, nampak mobil Guntur masuk. Setelah mengantarkan Anita, Guntur kembali ke kantor untuk mengambil berkas yang akan dia lembur dirumah. Bahkan Anggi yang melamun tidak sadar jika suaminya pulang. Anggi nampak masih tenggelam dalam lamunannya.
Drt
Pesan dari Anita.
"Gambar....." gumam Guntur saat akan melangkah mendekati Anggi.
"Joko? Anggi?"
Beberapa gambar kembali di kirim oleh Anita. Rupanya Anita mendapatkan gambar itu dari media sosial milik Joko yang belum sempat di hapus.
"Kapan mereka bersama?" Kembali Guntur bertanya-tanya saat melihat kebersamaan Anggi dan Joko yang bermesraan.
Setelah melihat berbagai gambar itu yang di kirim oleh Anita, Guntur terlihat sangat marah. Wajahnya merah padam.
Bagaimana istrinya yang sangat dia cintai dan dia urus dengan baik, tidak berterus terang padanya tentang masa lalunya dengan Joko? batin Guntur.
Bahkan saat aku kenalkan istriku pada Joko, Anggi juga tidak mengatakan apapun.
"Anggi!"
"Mas...." Dipanggil dengan suara keras membuat lamunan Anggi tersentak.
"Apa-apa an ini?" Guntur memperlihatkan berbagai foto yang di kirim oleh Anita.
"Mas...apa ini?"
"Kau dan Joko. Kalian ternyata dulunya adalah sepasang kekasih. Dan kenapa kau tidak pernah menceritakan nya selama ini? Kau anggap apa aku?"
"Mas...maaf...tapi aku tidak bermaksud menyimpan rahasia itu. Itu sudah lama. Dan kami tidak ada hubungan apa-apa lagi," kata Anggi membela diri.
Tiba-tiba Anita datang bersama Gina karena mereka berdua telah merencanakan semua ini.
"Mama juga heran dengan istrimu itu. Saat kau keluar kota, pria yang ada di foto itu sering datang kemari..." kata mama mertuanya.
"Mah...dia datang karena aku pikir di suruh oleh Mas Guntur..."
"Jangan pura-pura lagi. Aku muak dengan semua ini. Aku menjadi pria bodoh di depan kau dan Joko...."
Guntur langsung masuk kedalam.
"Mas...."
Saat Anggi akan mengejar suaminya, Gina memegang bahunya.
"Ini saatnya kau pulang kerumah orang tuamu. Biarlah putraku bahagia. Dan lagi, kesalahan mu ini sangat besar. Mama akan mengantarmu pulang..."
"Tapi mah..."
"Sudah! Jangan tapi-tapian..." Anita memapah Anggi masuk ke dalam taksi. Mereka berdua lalu membawa Anggi ke rumah orang tuanya.
Anggi menangis di dalam mobil. Dia tidak menduga akan ada masalah seperti ini. Dia menyesali kenapa tidak berterus terang sama suaminya jika dia dan Joko dulunya pernah ada hubungan asmara. Tapi sekarang suaminya telah tahu dengan cara yang menyakitkan seperti ini. Anggi tidak berdaya, terlebih lagi ibu mertuanya sudah tidak menyukainya dan sudah mempersiapkan wanita pengganti untuk dirinya yang lumpuh dan tak berguna.
Sedihnya tak terkira. Semuanya seperti terlepas begitu saja. Perhatian dan kasih sayang suaminya telah berganti kemarahan dan kebencian. Salahnya adalah dia tidak jujur sejak awal. Dia berfikir tidak akan ada masalah. Ternyata orang lain memanfaatkan masa lalunya untuk merusak hubungan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments