Bab 12 Malam paling menyakitkan

Di rumah Guntur.

Malam ini Anggi berbaring sendirian di kamarnya. Biasanya ada suaminya yang rebahan di sampingnya. Tapi kini, dia tidur di kamar yang berbeda. Dalam hati dia bergumam sendiri.

"Memang benar, jika kau tidur bersamaku, apa yang bisa aku lakukan untukmu? Aku lumpuh dan kau butuh," Tanpa terasa airmatanya mengalir membasahi kedua pipinya. Membentuk anak sungai dengan derasnya.

Anggi menatap langit-langit di kamarnya yang baru. Kamar ini dulunya adalah kamar tamu. Dan sekarang tiba-tiba terlintas suaminya yang tidur di kamar lain bersama Anggi. Wanita yang di pilih oleh Guntur sebagai madunya.

"Aku yang memaksanya untuk beristri lagi. Agar ada yang mengurusnya dan melakukan kewajiban yang tidak bisa aku berikan. Tapi kok, rasanya aku hancur setelah semua itu menjadi kenyataan," kata Anggi lirih sendirian.

Di kamar lain.

Guntur sudah tidur dengan pulas di kamarnya karena dia merasa sangat lelah hari ini. Tiba-tiba Anita masuk dan mendekati nya. Lalu dia berbaring di sampingnya dan mesum kedalam selimut yang sama.

Tanpa membuka matanya Guntur memeluknya. Dalam mimpinya Guntur merasa jika wanita yang tidur bersamanya adalah Anggi. Anita yang tiba-tiba di peluk seperti itu, merasa senang dan diam saja.

Dia malah menatap lekat wajah Guntur. Lalu tersenyum kecil tanpa bersuara.

"Syarat yang kau minta telah aku lakukan. Tapi tidak seperti yang kau inginkan," kata Anita dengan senyum jahatnya.

Hingga pagi hari, Anita telah bangun lebih dahulu setelah semalaman dia di peluk oleh Guntur.

Anggi yang sengaja bangun lebih pagi dari mereka sudah ada di ruang tamu. Sementara Anita akan ke dapur dengan rambut yang basah habis keramas.

Entah kenapa melihat rambut Anita yang basah, hati Anggi terasa sakit dan terluka. Atau mungkin bahkan berdarah.

Anita yang melihat tatapan Anggi pada rambutnya malah tersenyum puas.

"Aku baru saja keramas. Yah maklumlah. Ini baru pertama kalinya," ucapnya yang kalimat itu serasa seperti belati menusuk jantung Anggi.

"Ohh, ya...." jawab Anggi dan memilih untuk memalingkan wajahnya dan mengambil salah satu majalah di meja. Demi mengalihkan rasa sakit di dalam hatinya, maka Anggi iseng melihat gambar di dalam majalah itu, kiranya bisa sedikit menghibur hatinya.

Tidak lama kemudian, suaminya juga datang dan batu saja mandi. Wangi harum tubuh suaminya membuat Anggi mendongak dan menatapnya.

Guntur tersenyum ketika bertatapan dengan Anggi. Sementara Anggi tidak membalas senyumnya dan hanya terpaku saja.

"Kau sudah bangun?" sapa Guntur lalu duduk di dekat Anggi.

"Ya. Sebelum Anita dan kau..." jawab singkat Anggi.

"Bagaimana tidurmu? Apakah kau nyaman di kamar itu?"

"Hmm," hanya itu saja jawaban dari Anggi.

Anggi lalu bangun dan akan keluar saja daripada melihat Anita dan suaminya bersama dan itu menyesakkan dadanya.

"Kalian sarapan berdua saja. Kalian akan berangkat kerja bukan? Aku sarapannya nanti saja, sekarang aku akan jalan-jalan dulu...." kata Anggi lalu bangun.

Saat Anggi bangun salah satu tangannya di pegang oleh Guntur. Anggi sontak menoleh dan mereka kembali bertatapan.

"Kau baik-baik saja?" tanya Guntur menatap dalam mata Anggi sambil tangannya tetap menggenggam salah satu tangan Anggi.

"Jangan khawatirkan aku..." kata Anggi melepas pegangan Guntur dan berjalan keluar sambil berpegangan pada kursi dan tembok.

Guntur terpaku dan merasa jika Anggi bersikap dingin padanya. Sementara itu, Anita keluar dengan kopi panas untuk suaminya.

"Ini mas kopinya..." kata Anita dan Anggi yang baru berjalan sampai di pintu menoleh pada mereka berdua. Bibirnya tersenyum tapi hatinya menjerit.

"Aku bahkan sampai lupa, kapan terakhir aku membuatkan kopi untukmu...." batin Anggi lalu memalingkan wajahnya dari kemesraan yang di tunjukkan Anita dalam melayani suaminya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***