Bab 18 Berpisah baik-baik

Rumah Guntur.

Guntur menatap Anggi dengan heran karena dia mengeluarkan koper dari gudang.

"Mau dibawa kemana koper itu?" tanyanya.

"Mas, mari kita bicara,"

Anggi lalu mengajak suaminya duduk bersama. Mereka duduk berhadapan dan saling terdiam sesaat.

"Mas, kau akan menikah Minggu depan. Sepertinya aku tidak bisa lagi mempertahankan pernikahan kita," kata Anggi setelah seharian memikirkan nya.

"Apa? Kenapa? Bukankah kau dulu ingin aku menikah lagi?" Kali ini Guntur bukan hanya terperanjat. Tapi dia shock dan kaget.

"Itu karena desakan ibumu Mas. Tapi setelah aku menjalani nya, ternyata aku tidak sekuat itu Mas," Anggi berusaha membuat Guntur mengerti apa yang dia rasakan. Ketika dia dalam desakan dan tekanan dari ibu mertuanya. Dan sekarang tekanan perasaan sendiri saat melihat suaminya akan hidup bersama Anita.

"Anggi, kenapa kau membuat aku bingung?" Guntur memegang kepalanya dengan kasar sambil menatap lebih dekat wajah Anggi.

"Mas, mungkin memang sudah takdir kita untuk berpisah seperti ini. Ibumu juga tidak suka padaku. Aku akan berdoa untuk pernikahan mu dan Anita, agar kalian bahagia. Biarlah aku cari kebahagiaan ku sendiri. Biarkan aku pergi..." kata Anggi sambil memegang tangan Guntur.

"Anggi..." Guntur manggilnya lirih.

"Maaf mas. Jika kita berbicara panjang dan lama, aku takut aku berubah pikiran dan akan aku sesali kemudian hari..." kata Anggi seraya melepaskan genggaman tangannya pada suami nya.

"Anggi..." Sekali lagi Guntur memanggil nya.

"Biarkan aku pergi mas...." Ucap Anggi yang tak kuasa lagi jika harus bicara dan membahasnya lebih lama.

Guntur mendekati Anggi dengan tatapan pilu, lalu kedua tangannya mendekap nya erat.

"Jika itu yang kau inginkan. Dan jika kau akan bahagia setelah ini, maka baiklah. Aku tidak akan menghalangi kepergian mu...." ucapnya didekat telinga Anggi berbisik lirih.

Anggi lalu di peluk dan di cium oleh Guntur sebelum akhirnya merelakan dirinya pergi. Guntur tidak bisa menahannya lagi karena ini sudah menjadi tekad Anggi. Jika memang tinggal bersama hanya akan menambah deritanya, maka Guntur tidak bisa berbuat apa-apa.

"Anggi...maafkan aku. Aku bersalah padamu..." ucapnya ketika melepaskan pelukannya.

"...." Anggi tidak bicara lagi. Hanya beberapa tetes airmatanya mengalir di kedua pipinya. Saat itu Anita kembali dari pekerjaannya.

"Anggi?" tegur Anita saat melihat Guntur dan Anggi nampak begitu serius dengan wajah yang teihat tegang.

"Anita, aku pamit. Jaga mas Guntur dan bahagia kan dia..." pesan Anggi meskipun sakit, tapi perpisahan ini dia lakukan dengan tidak ingin ada pertengkaran diantara mereka bertiga.

"Kau mau kemana?" tanya Anita.

"Aku akan pulang kerumah orang tuaku..." jawab Anggi sambil mendekati kopernya.

Anita menatap Guntur.

"Aku akan mengantar kan Anggi" kata Guntur pada Anita dan dijawab anggukan olehnya.

Kenapa tiba-tiba dia akan pergi? Apa yang sudah terjadi? batin Anita yang juga kaget karena keputusan Anggi yang tiba-tiba.

Tapi baguslah. Jika dia pergi,maka perhatian Mas Guntur hanya akan tercurah padaku. Memang ini yang aku inginkan, gumamnya lagi.

Saat Anita akan masuk tiba-tiba ada motor yang masuk ke halaman. Anita menoleh pada motor itu. Ternyata dia adalah Joko setelah dia melepaskan helmnya Anita baru menyadari nya.

"Mau apa kau kesini?" kata Anita dengan ketus. Dia tidak suka pada Joko karena dia khawatir Joko akan mengganggu rencananya.

"Apakah Anggi ada? Aku ingin bertemu dengannya," kata Joko sopan.

"Tidak ada. Dia sudah pergi!" jawabnya lagi tetap dengan ketus.

"Ohh, kemana?"

"Ck..." Anita nampak berdecak kesal.

"Rumah ortunya!" jawabnya singkat.

Joko tidak ingin bertanya lagi. Mendengar jawaban Anita, dia sudah mengerti satu hal. Artinya Anggi mendengar kan nasehatnya.

"Ya sudah!"

"Hem...!" hanya itu yang di ucapkan Anita. Setelah itu dia masuk kedalam dan menutup pintunya. Sampai didalam, tak henti dia tertawa dan berputar-putar di ruang tamu. Kini jebakan yang dia buat sudah berhasil membuat Anggi pergi dari rumah ini.

Anita lalu menelpon Gina, ibunya Guntur.

"Tante. Rencana kita berhasil!" kata Anita dengan riang.

"Berhasil bagaimana?" tanya Tante Gina.

"Anggi pergi dari rumah Guntur Tante...."

"Ohh, syukurlah. Akhirnya dia sadar diri..." kata Gina

Setelah memberi tahu Gina yang merupakan calon mertuanya, Anita lalu menutup teleponnya. Dia kembali menari sambil berjalan ke kamar Guntur.

Sedang kan Anggi saat ini sudah sampai ke rumah orangtuanya. Kedua orang tua Anggi terkejut saat mendengat jika putrinya akan bercerai dari suaminya.

"Anggi...."

"Ayah, ibu, kami sudah memikirkan nya bersama. Dan kami ingin berpisah baik-baik,"

"Saya sudah membujuknya, tapi Anggi tidak mau mendengarkan nya...." kata Guntur lalu dia pamit.

"Kalau begitu, saya permisi dulu. Anggi...jaga dirimu baik-baik..." kata Guntur sebelum meninggalkan rumah mertuanya.

Terpopuler

Comments

Cetak Photommp

Cetak Photommp

semoga nyeselll loe Guntur pengecut

2023-07-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!