Guntur akhirnya berangkat ke luar kota lagi. Dan seorang pembantu di bayar oleh suaminya untuk menemani dan menjaga istrinya. Anggi masih lumpuh, dia belum bisa mengurus rumah juga dirinya sendiri.
"Ada bi Ina akan menemanimu, kalau begitu aku berangkat dulu ya?" kata suaminya sambil mencium kening Anggi.
"Hati-hati Mas...."
Guntur lalu masuk kedalam mobil ya dan akan berangkat ke luar kota, meninggalkan Anggi bersama Bi Ina.
Sakit lambung ibu Anggi sedang kambuh, jadi dia tidak bisa menjaga Anggi dirumahnya.
Esok harinya.
Dari luar kota.
"Anggi, aku sudah sampai. Kau sedang apa?" suaminya menelponnya siang itu.
"Aku sedang membaca novel," jawab Anggi.
"Ya, jangan lupa obatnya di minum. Minta pada mbak Ina jika kau tidak bisa mengambil nya,"
"Iya Mas."
Guntur sangat memperhatikan hal-hal kecil soal Anggi. Dia bahkan tetap memikirkan apa saja kebutuhannya meskipun ada di luar kota.
Sementara Joko yang satu kantor dengan Guntur kali ini tidak ikut tugas ke luar kota. Dia tetap di kantor dan hanya Guntur yang di kirim ke cabang yang di luar kota.
Dirumah Guntur.
Sore hari saat pulang kerja. Joko memakai jaket ojek online dan mengantri makanan di sebuah restoran. Setelah itu dia kembali ke motornya dan akan menuju rumah seseorang.
tok tok tok!
Anggi membukakan pintu. Saat ini Bi Ina sedang menyetrika di belakang. Dan Anggi yang kebetulan sedang duduk di ruang tamu, mendengar pintu di ketuk.
"Joko?" Anggi terperanjat saat melihat Joko ada diluar dengan seragam ojek online.
"Boleh aku masuk?" kata Joko tersenyum kecil.
"Ohh...iya. Tapi Mas Guntur sudah berangkat ke luar kota," jawab Anggi yang sebenarnya tidak enak jika Joko masuk ke rumahnya sementara suaminya tidak ada dirumah.
"Kalau begitu, aku tidak usah masuk. Ini untukmu..."
Joko memberikan makanan yang baru saja dia beli untuk Anggi.
"Tapi...." belum sempat Anggi bicara Joko sudah berbalik dan naik ke motornya setelah memberikan makanan itu.
Anggi yang tidak bisa berlari ke arahnya untuk mengembalikan makanan itu tak bisa berbuat banyak selain menerima nya karena tiba-tiba di berikan begitu saja lalu dia pergi.
"Apakah Mas Guntur menyuruhnya untuk membawa makanan ini?" batin Anggi di dalam hati.
Anggi lalu membukanya dan tersenyum kecil. Diapun menghabiskan makanan yang masih hangat itu.
.
Dirumah Guntur.
Hari demi hari berlalu, dan Joko sering menemui Anggi untuk melihat keadaannya. Kadang membawa makanan dan kadang membawa buah. Anggi yang berfikir jika suaminya yang menyuruh Jokopun tidak curiga. Dia juga tidak pernah menanyakan pada suaminya soal itu. Mengingat jika Guntur dan Joko bersahabat.
Di situlah kesalahan Anggi yang tidak waspada hingga hal itu di lihat oleh ibu mertuanya. Saat itu, mama Gina akan pergi ke pasar, dan melihat jika Joko baru saja keluar dari rumah menantunya.
"Siapa pria itu?" gumamnya dalam hati.
Diapun tidak begitu menghiraukannya. Dan setelah itu dia tanpa mampir ke rumah menantunya dia langsung ke pasar. Namun keesokan harinya, dia melihat lagi Joko keluar dari halaman rumah Anggi, maka dia memotret nya dan akan dia perlihatkan pada Guntur jika dia kembali.
"Pria itu lagi...ada yang tidak beres.." batinnya lagi.
Anggi masih saja berfikir jika suaminya yang meminta Joko untuk datang kerumah sekedar melihat ke adaan ya.
Gina lalu pulang ke rumahnya dan disana Anita sudah menunggu di ruang tamu.
"Anita? sudah lama ya. Kenapa tidak memberitahu Tante. Jadi kan Tante pulang lebih cepat tadi?"
"Aku juga kebetulan lewat kok Tante..."
"Guntur sedang ke luar kota," kata Mama Gina.
"Iya Tante. Saya tahu..."
Anita dan ibunya Guntur semakin dekat saja. Dan Gina semakin ingin agar Anita menjadi menantunya karena sedih memikirkan Guntur yang istrinya masih lumpuh.
.
Rumah Bu Gina.
Guntur pulang dari luar kota dan langsung ke rumah mamanya seperti biasanya. Mamanya sudah mengirim pesan agar datang begitu sampai dari luar kota.
Saat ini mereka sedang duduk di ruang tamu hanya berdua. Guntur juga sudah setengah jam istirahat. Tiba-tiba Gina teringat akan beberapa foto yang dia ambil dari rumah Anggi.
"Lihat ini. Siapa pria ini? Setiap hari datang menemui istrimu," kata Gina memperlihatkan beberapa foto yang setiap hari dia ambil saat mengintip di rumah menantunya.
"Ini...Joko?" Guntur kaget dan melihat beberapa foto itu sekali lagi.
"Kamu kenal dia?"
"Dia teman satu kantor ma,"
"Kamu yang menyuruhnya datang setiap hari?"
"Ya enggak lah ma. Mereka juga baru kenal. Lagian dirumah sudah ada bi Ina yang inval sementara aku ke luar kota, aku khawatir pada Anggi, jadi aku mengambil inval sementara,"
Setelah melihat beberapa foto yang di ambil mamanya, maka hati Guntur menjadi tidak tenang.
Kenapa Joko datang kerumahnya? Padahal dia dan Anggi baru saja kenal? Apakah Anggi meminta bantuan pada Joko? Ahh, rasanya tidak mungkin. Mereka baru bertemu sekali. batin Guntur.
Guntur lalu pamit pada ibunya dan akan langsung pulang saja ke rumahnya.
Teras rumah Guntur.
"Mas...kamu sudah pulang?" sapa Anggi duduk di teras. Sengaja menunggu suaminya karena memang sudah di beritahu jika Guntur akan pulang hari ini.
"Bagaimana kabarmu?" Guntur mencium kening Anggi lalu mereka bertatapan.
"Aku baik Mas,"
Guntur lalu menuntun Anggi masuk ke dalam. Mereka duduk di ruang tamu.
"Anggi, apakah Joko sering datang kemari saat aku pergi?"
"Ohh iya mas. Dia membawa makanan untukku. Bukankah kamu yang menyuruhnya?" tanya Anggi balik.
Mendengar penjelasan Anggi membuat Guntur terbelalak. Dalam hati dia terheran dengan semua ini.
"Aku tidak menyuruh nya," jawab Guntur dan membuat Anggi terbelalak. Serta merta dia berdebar karena selama ini mengira jika suaminya lah yang menyuruh Joko untuk datang membawa makanan untuknya.
"Ya sudah. Dimana bi Ina? Dia akan kembali ke yayasan hari ini," kata Guntur bertanya pada Anggi.
"Sedang berkemas," jawabnya dengan tatapan sayu. Dia masih berdebar karena ternyata telah salah menduga.
"Aku akan menemui Bi Ina dulu,"
"Iya Mas,"
Saat suaminya masuk ke dalam, Anggi terpaku memikirkan kesalahannya. Semoga saja Mas Guntur tidak berfikir yang tidak-tidak. Aku dan Joko sudah tidak ada hubungan apapun lagi. Semua itu hanya masa lalu. Dan sekarang aku hanya mencintai Mas Guntur saja, batin Anggi.
Bu Ina keluar dan pamit pada Anggi untuk kembali ke yayasan.
"Terimakasih Bi..." kata Anggi saat Bi Ina pamit padanya. Setelah Bi Ina pergi, Anggi tidak melihat suaminya ikut keluar dan menemui nya. Anggi lalu berpegangan pada tembok akan ke kamarnya.
Pintu kamar sedikit terbuka. Dia lihat suaminya sedang rebahan sambil menatap langit-langit di kamarnya seakan sedang memikirkan sesuatu.
"Apa yang Mas Guntur pikirkan? Apakah itu masih soal Joko yang datang kemari?" kata Anggi lirih saat melihat suaminya melamun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments