Aku memutuskan untuk membersihkan rumah, mencuci piring, mencuci baju dan juga memasak. Semua aku persiapkan dengan cepat demi mengejar waktu, karena saat kedua anakku bangun tidur, aku kesulitan mengerjakan pekerjaan rumah.
Kali ini aku hanya memasak sayur ubi tumbuk dengan kuah putih, tak lupa telur balado sebagai teman yang aku rasa cocok. Permintaan dari ibu mertua yang menginginkan rendang daging tak mungkin aku bisa memasaknya setiap hari, karena harga daging selalu naik.
Beberapa menit setelah masakanku siap di hidangkan, kedua anakku terbangun menandakan aku harus memandikan mereka. Ku siapkan air hangat untuk kedua anakku mandi, karena aku tak tega memandikan mereka menggunakan air sumur bor yang sejuk.
"Abang sudah bangun ya, udah bau acem. Kita mandi yuk!" bujukku sembari mencium pipi Raja beberapa kali. Jujur saja aku paling suka mencium aroma anak-anakku di saat bangun tidur, sudah menjadi candu bagiku.
Selesai mandi, aku memakaikan Raja pakaian. Sekarang giliran Ratu untuk di mandikan seorang diri, karena aku sudah terbiasa melakukannya sendiri.
"Biar aku bantu!"
Aku menoleh ke belakang, kudapati mas Angga yang langsung mengambil alih memegang tubuh Ratu yang cukup sulit karena semakin aktif bergerak. Aku tersenyum sekaligus tersentuh, ternyata suamiku itu mengerti akan tanggung jawabnya dalam membantuku merawat anak-anak.
"Aku bisa sendiri kok, Mas gak perlu repot-repot."
"Gak repot kok Sayang, ini Mas lakukan menebus kesalahan Mas yang lalu. Maafin Mas ya!"
Aku tersenyum sambil menganggukkan kepala. "Iya Mas."
Kami berdua memandikan Ratu, hubungan yang dekat itu sangat aku idam-idamkan selama ini. Beginilah yang aku inginkan, sebuah pengertian dan perhatian dari suamiku. Walaupun kehidupan kami pas-pasan, tapi jika suamiku membantuku rasanya bisa melewati masa sulit bersama.
"Eleh … eleh, mandiin anak kok berdua. Memangnya memandikan sendiri gak bisa?"
Momen indah itu di rusak seketika oleh ibu mertuaku, sepertinya tidak menyukai hubungan kami yang mulai harmonis.
"Apa sih Bu."
"Kamu tuh yang apa-apaan, kalau kamu kayak gini nanti istrimu bisa manja dan ketergantungan." Ucap ibu yang menatapku sekilas, yang tentunya sinis.
"Memangnya kalau mas Angga perhatian sama anaknya itu salah ya Bu?" tekanku.
"Aneh aja. Biasanya juga kamu mandiin anak-anak sendiri, kok sekarang malah nyuruh anakku." Sewotnya yang protes.
"Apa salahnya? Itu bentuk perhatian dari mas Angga, toh Raja dan Ratu anaknya juga." Emosiku hampir keluar jika aku selalu salah di mata ibu mertua, tidak ada benarnya … apa-apa yang aku lakukan selalu salah.
"Lebay kamu tuh."
Aku hendak membalas perkataan ibu, tapi mas Angga memegang tanganku sebagai isyarat untuk mengacuhkan perkataan ibunya agar tidak terjadi perselisihan semakin dalam. Ya, hubungan kami memang terlihat tak akur, karena ibu mertua tak pernah menganggapku dan selalu menyalahkam aku di setiap hal.
Segera aku mengangkat Ratu membalutnya dengan handuk lembut, ku bawa ke dalam kamar dan memakaikan baju.
"Tari … Tari!"
Aku mendengar suara lengkingan ibu mertuaku, buru-buru menyelesaikan rutinitasku dan menghampirinya.
"Iya Bu, ada apa?"
"Kamu lihat tuh!"
Ibu menyingkap tudung saji di atas meja, wajahnya cemberut saat melihat menu.
"Kamu masak apaan sih? Kalau menunya begitu, Ibu gak selera makan."
Kirain aku ada apa, ternyata ibu protes dengan menu yang ku siapkan. "Makan apa yang aku masak, kalau Ibu gak suka bisa beli di luar. Ibu kan masih punya uang dari menjual rumah." Sarkasku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
😘Mrs. Hen😘
ibu mertua yang terlalu banyak menuntut...padahal disitu numpang tinggal sama menantu...tapi ko sama menantunya kejam kayak gitu...
2023-06-02
2