Bab 19. Paksaan Gus Ipul

"Dek, bukannya Dek Airin udah sepakat menyetujui khitbah saya sebelumnya? Tapi kenapa tiba-tiba begini? Dan ... dan dari mana Dek Airin bisa punya uang sebanyak itu?" tanya Gus Ipul yang cukup terkejut mendengar kabar jika hutang ustadz Jefri pada Abahnya telah lunas.

"Maafkan saya, Gus. Saya memang sudah setuju menjadi istri kedua Gus Ipul. Tapi alhamdulilah ada rejeki yang nggak terduga. Jadi sekali lagi saya mohon maaf kalau saya tidak bisa meneruskan niat baik Gus Ipul dan keluarga karena hutang piutang kami sudah lunas," jawab Airin tanpa menatap Gus Ipul sama sekali.

Suasana di ruang tamu itu cukup tegang karena ada rasa kecewa yang amat dalam yang dirasakan oleh Gus Ipul. Lima hari yang lalu dia pergi untuk mengantarkan istrinya berobat dan setelah pulang akan langsung melamar Airin untuk dijadikan istri kedua. Bahkan segala perlengkapan yang akan dibawa nanti telah disiapkan oleh istri pertamanya.

Namun saat tiba di rumah, Abahnya, yaitu ustadz Hafiz memberitahu jika ustadz Jefri telah melunasi hutang-hutangnya. Gus Ipul pun langsung pergi ke rumah ustadz Jefri untuk mendapatkan penjelasan.

"Apa Dek Airin nggak suka sama saya? Saya pikir Dek Airin suka sama saya karena kemarin langsung setuju. Saya sudah janji kalau saya akan adil sebagai suami nantinya. Saat kita punya anak, Ipah juga setuju dan mau membantu merawat anak kita nanti, Dek. Dia juga udah ridho saya menikah dengan Dek Airin. Bahkan semua perlengkapan sudah siap untuk melamar Dek Airin." Gus Ipul masih mencoba meyakinkan Airin agar mau menjadi istri kedua.

Bukan karena hanya ingin mendapatkan seorang keturunan saja, tetapi Gus Ipul memang sudah menaruh rasa juga harapan pada Airin sejak pertama kali bertemu. Makanya dia kecewa dan sedikit memaksa Airin.

"Keluarga Dek Airin akan berubah total kalau Dek Airin mau menikah dengan saya," kata Gus Ipul sedikit menekankan suaranya.

"Tentu saja akan berubah total karena wanita dihadapkan anda itu akan menjadi istri kedua. Dia akan di cap sebagai pelakor oleh warga dan orang tuanya akan menanggung malu juga." Galang tiba-tiba masuk ke ruang tamu yang mana hanya ada Gus Ipul juga Airin disana.

"Oh ya, seharusnya seorang Gus tau betul bahwa tidak baik seorang laki-laki dan wanita hanya berduan saja seperti ini. Saya juga tidak mau dianggap setan disini," sambung Galang masih dengan nada kesal.

"Siapa kamu tiba-tiba ikut campur urusan kami?" tanya Gus Ipul seraya berdiri menatap Galang.

Rasa kecewanya membuat Gus Ipul buru-buru datang ke rumah ustadz Jefri tanpa membawa santri ataupun seseorang untuk menemaninya bertemu dengan Airin. Padahal sebelum pergi, ustadz Hafiz sudah memberitahu kalau ustadz Jefri dan Uma Siti pergi ke acara pengajian di desa sebelah.

Awalnya Airin juga tidak mau menerima Gus Ipul. Namun karena rasa yang sudah terlanjur tidak bisa ditahan, Gus Ipul memaksa untuk masuk karena ingin Bira langsung dengan Airin.

"Ck, mohon maaf sekali lagi Gus Ipul. Tapi sebaiknya anda segera pulang sebelum ada fitnah yang akan menjatuhkan nama baik Abati dan Uma. Gus Ipul juga tentu tidak mau Dek Airin menjadi bahan ghibah disini bukan?" kata Galang mengusir Gus Ipul secara halus.

"Dek Airin, siapa sebenarnya dia?" tanya Gus Ipul menatap Airin yang masih tertunduk dengan jari tangan yang tidak bisa diam karena gugup. "Jawab, Airin!" bentak Gus Ipul membuat Airin terkejut dan mendongak.

"Dia ... dia itu ...." Airin benar-benar semakin gugup. Bukan karena takut pada Gus Ipul, tetapi dia bahkan bingung mau mengenalkan Galang seperti apa karena Galang yang telah mentransfer uang dan melunasi hutang keluarganya pada ustadz Hafiz.

"Belum juga jadi istri, udah berani bentak-bentak. Laki macam apa anda ini Gus. Bukannya seharusnya tau bagaimana cara memperlakukan seorang wanita. Rasulallah saat marah dengan sayidati Aisyah, tidak pernah sampai meninggikan suaranya, loh. Malah cuma mencubit hidungnya dengan gemas. Katanya tadi mau adil, ck ... benar-benar omong kosong!" Lagi-lagi ucapan Galang membuat Gus Ipul semakin marah.

Perasaan yang memang sejak dua hari lalu tidak memberikan ketenangan membuat Galang hari ini buru-buru ke rumah ustadz Jefri. Namun saat baru tiba, Galang penasaran dengan sandal laki-laki asing yang ada di depan pintu. Dia tahu betul itu bukan sandal ustadz Jefri. Akhirnya Galang memutuskan untuk menguping percakapan orang yang ada di dalam rumah.

"Kak, cukup, Kak! Jangan diperpanjang lagi. Dan Gus Ipul, sekali lagi saya mohon maaf andai ada kata-kata dan perilaku saya maupun keluarga saya yang menyinggung Gus Ipul. Saya dan keluarga saya tidak ada maksud dan niatan untuk itu. Tapi, saya mohon ... jangan perpanjang masalah ini lagi. Diluar sana, saya yakin ada wanita yang benar-benar rela untuk menjadi madu Gus Ipul. Apalagi dengan fisik dan ekonomi keluarga Gus Ipul saat ini. Saat itu saat mau menerima menjadi istri kedua karena tidak ada pilihan lain. Sekali lagi ... saya mohon maaf!"

Airin ikut berdiri menengahi antara Gus Ipul dengan Galang. Dia takut jika akan ada adu fisik antara kedua laki-laki itu.

"Dek, tolong pikirkan sekali lagi. Saya yakin saya bisa mem-"

"Apa anda tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Dek Airin tadi, Gus? Dia mengusir anda secara halus loh. Apa perlu anda di usir secara paksa?" kata Galang langsung berdiri di depan Airin. Dia juga laki-laki, bisa saja Gus Ipul menyakiti atau menarik paksa tangan Airin atau apa pun itu seperti laki-laki pada umumnya yang mendapatkan penolakan. Apalagi cara Gus Ipul bicara tadi membuat Galang tidak yakin jika Airin akan baik-baik saja berdiri di dekat Gus Ipul.

"Sebenarnya siapa kamu? Apa hubungannya kamu dengan keluarga ini?" tanya Gus Ipul masih dengan nada tinggi.

"Anda tidak perlu tahu saya siapa karena nanti juga anda akan tahu dengan sendirinya. Oiya, pintu keluar ada di sebelah sana, Gus!" Galang mengulurkan tangannya mengarah ke pintu utama rumah ustadz Jefri.

"Saya belum selesai dengan Dek Airin, jadi kamu minggir!" Galang melihat dengan sangat jelas mata Gus Ipul yang mulai memerah menahan amarah.

"Maafkan saya, Gus. Tapi seperti ya Kak Yusuf katakan, saya tidak bisa lagi melanjutkannya khitbah Gus Ipul. Saya juga takut hal seperti tadi terjadi setelah kita menikah. Selama ini saya belum pernah dibentak oleh, Abati. Saya takut kalau nanti-"

"Dek Airin, saya minta maaf. Tadi itu nggak sengaja karena kedatangan pria ini. Biar saya-"

"Apa anda seorang tuna rungu, Gus?" Galang yang masih memberikan seka diantara Gus Ipul dan Airin benar-benar merasa geram karena Gus Ipul terus memaksa. Namun pada akhirnya setelah keduanya saling menatap dan menahan amarah, Gus Ipul pun pergi.

........

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

tadinya pengen punya mantu yg gus² gitu tp kok klo yg gus² gitu mudah bgt ya buat mutusin poligami dn tertarik sm wanita lain padahal udh beristrigk semua sih tp byk 😅😅
,gk jadi deh mending punya mantu org biasa yg katanya gk tau apa² tp byk yg istrinya gk bisa punya ank pun masih setia sampe maut memisahkan 😔😔

2023-11-30

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

gus gus blm jg jd istriy udh di bentak² gmn nanti jd istriy..jangan mentang² swbutan gus jd merasa benar sendiri..lanjuuut

2023-06-02

1

Astin Mahmud

Astin Mahmud

lanjut thorr,,

2023-05-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!