Bab 10. Calon Suami?

"Nggak! Kak Yusuf nggak ada hubungannya dengan pernikahanku, jadi ... Kak Yusuf nggak perlu repot-repot untuk melakukan apa pun itu," tegas Airin saat ustadz Jefri mengutamakan niat baik Galang.

Sejujurnya ustadz Jefri juga sudah menolak apa yang akan Galang lakukan saat diperjalanan pulang mencari rumput, tetapi tekad Galang sudah bulat untuk melunasi hutang yang dimaksud.

"Betul, Nak Yusuf. Kami menolong Nak Yusuf juga ikhlas, nggak minta buat Nak Yusuf bantu kami apalagi melunasi hutang kami. Uang itu bukan jumlah sedikit dan ustadz Hafiz juga Uma rasa nggak akan setuju untuk memberikan waktu sampai berbulan-bulan," sahut Uma Siti yang ikut tidak setuju dengan usul Galang.

"Airin menghargai niat baik Kak Yusuf, tapi mohon maaf karena Airin nggak bisa menerima niat baik Kak Yusuf. Airin sudah bulat mengambil keputusan ini dan sudah setuju menikah dengan Gus Ipul. Semua ini nggak ada hubungannya dengan Kak Yusuf."

Setelah menolak dengan tegas, Airin pun pergi masuk ke dalam kamar tanpa mendengarkan pembelaan dari Galang. Ustadz Jefri juga Uma Siti tidak bisa apa-apa karena itu semua kemauan Airin. Memang sebelumnya mereka sudah membicarakan perihal pernikahan itu dan Airin sendiri yang mengambil keputusan tanpa memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Aba ... Uma ... izinkan saya berusaha terlebih dahulu. Minta waktu beberapa hari kedepan untuk mengulur waktu." Galang hanya mendapatkan tatapan sendu baik dari Uma Siti maupun dari ustadz Jefri.

"Nak, sudahlah! Aba ...." ustadz Jefri terdiam saat Galang duduk bersimpuh.

"Tolong, Aba!" tegas Galang memohon.

"Nak, bangun! Kamu nggak perlu melak-" Lagi-lagi ustadz Jefri tidak bisa melanjutkan ucapannya karena Galang bersikeras dengan mata berkaca-kaca.

"Nak Yusuf, kenapa kamu mau melakukan semua ini? Kamu baru satu malam di rumah kami, Nak?" Uma Siti pun angkat bicara.

"Karena kalian memberikan apa yang nggak pernah saya dapatkan selama ini." Jawaban Galang membuat ustadz Jefri dan Uma Siti tertegun.

"Maksudnya apa, Nak?" tanya ustadz Jefri seraya membantu Galang bangun dan keduanya kembali duduk berhadapan.

"Sebenarnya ... saya itu ...."

"Assalamualaikum!"

Tiba-tiba ada tamu yang menghentikan pembicaraan serius antara Galang dan Ustadz Jefri.

"Wa'alaikumsalam," jawab serempak orang yang ada di dalam rumah. Mereka pun segera melangkah menuju ruang tamu.

"Pak RT, mari masuk!" sapa ustadz Jefri kemudian bersalaman dengan Pak RT. Begitu juga dengan Galang yang ikut menyapa. Sedangkan Uma Siti hanya menangkupkan kedua tangannya lalu kembali masuk ke dalam ruang keluarga.

"Oh, ini ya calon suaminya Nak Airin," ucap Pak RT langsung membuat bingung ustadz Jefri dan Galang.

"Calon suami?" ulang Galang.

"Maaf Pak RT, pasti ada kesalahpahaman disini," sahut ustadz Jefri seraya mengajak Pak RT untuk duduk di kursi atom di ruang tamu tersebut.

"Iya ... tadi warga heboh ngomongin calon suami Nak Airin yang ganteng banget asalnya dari kota dan katanya semalam juga tidur disini ya?" tanya Pak RT yang semakin membuat ustadz Jefri bingung.

Memang belum ada yang tahu sama sekali perihal perjodohan antara Airin dengan Gus Ipul karena itu masih menjadi rahasia keluarga. Apalagi saat pembahasan, Airin belum benar-benar memberikan respon positif karena masih nampak ragu. Sedangkan pertemuan kedua kalinya belum sempat dilakukan sebab ustadz Hafiz ada urusan mendadak.

Ustadz Jefri juga tidak mau anaknya jadi bahan gunjingan walaupun semua orang tahu kalau Gus Ipul memang akan kesulitan untuk mendapatkan anak sebab penyakit yang diderita oleh istrinya.

Namun namanya manusia, banyak yang selalu melebih-lebihkan perihal kecil dan pasti akan langsung menyebar ke semua warga desa. Contohnya masalah Galang yang baru semalam tinggal di rumah ustadz Jefri, tetapi sudah muncul fitnah. Padahal Galang bukan calon suami Airin melainkan dia ada dirumah itu karena kecelakaan.

"Heboh? Maksudnya semua warga lagi ngomongin Airin kalau tinggal satu atap dengan calon suaminya, Pak RT?" tanya ustadz Jefri ingin memastikan kabar burung tersebut.

"Iya, Ustadz. Tapi ada baik kalau calon suami Nak Airin nggak tinggal satu atap kalau misal mau berkunjung. Ustadz pasti tau pasti hukumnya. Di sini juga ada penginapan, jadi calon suami Nak Airin ini bisa tinggal di penginapan demi mencegah terjadinya hal yang nggak diinginkan, terutama fitnah, Ustadz," jawab Pak RT yang terus menatap Galang. Bukan dengan tatapan tidak suka, justru Pak RT tertarik dengan Galang yang tampan juga ramah.

"Astaghfirullah ... siapa yang menyebarkan berita itu, Pak RT?" ustadz Jefri benar-benar tidak percaya dengan penuturan Pak RT.

"Kabarnya tersebar dari Bu Elis, Ustadz. Lagian nggak pa-pa kalau Ustadz mau mantu, mereka sangat cocok. Bener kata Bu Elis," sahut Pak RT. Galang kini paham karena memang Bu Elis pagi-pagi buta bertemu dengannya untuk mengambil telur bebek.

"Sebentar, bukan begitu kabar sebenarnya. Pemuda ini namanya Yusuf dan ...."

"Bagus banget Ustadz, namanya sesuai dengan rupa. Ganteng dan sholeh," kata Pak RT memotong pembicaraan ustadz Jefri.

"Bukan-bukan .... Maksudnya begini, tolong dengarkan saya dulu, Pak RT!"

"Oh, baik-baik. Maaf, saya ikut senang soalnya, Ustadz. Silahkan dilanjutkan bicaranya." Ustadz Jefri pun menghela napas panjang.

"Jadi Yusuf ini bukan nama sebenarnya. Dia hilang ingatan saat kami temukan dia di bawah tebing karena dia mengalami kecelakaan. Yusuf ini bukan calon suami Airin. Dia hanya pemuda yang kami tolong kemarin," jelas ustadz Jefri membuat Pak RT langsung kecewa.

Semua warga memang menghormati keluarga ustadz Jefri dan menyukai Airin. Banyak dari mereka yang juga saling menjodohkan anaknya agar Airin mau menerima sebagai suami.

Namun Airin memang belum siap menikah dan tinggal terpisah dari Abati dan Umanya. Walaupun demikian, semua warna benar-benar menunggu bagaimana rupa dan tampang seseorang yang berhasil menaklukkan hati bunga desa tersebut.

"Jadi ... berita itu bohong?" Pak RT sempat terpaku beberapa saat menatap Galang yang hanya bisa tersenyum dan sesekali menganggukkan kepalanya.

"Doakan saja Pak RT agar saya bisa meluluhkan hati Dek Airin," sahut Galang membuat ustadz Jefri terkejut.

"Wah ... iya betul sekali Nak Yusuf. Saya sendiri sebagai laki-laki saja sudah suka sama Nak Yusuf, apalagi lawan jenis ya? Haha ... baik-baik saya kesini hanya ingin bertanya demikian Ustadz. Saya hanya nggak mau ada fitnah aneh-aneh buat Nak Airin karena kami semuanya menyayanginya. Kalau begitu saya pamit dulu, Ustadz. Assalamualaikum."

Setelah bersalaman, Pak RT pun pergi. Namun ustadz Jefri menatap Galang penuh tanda tanya. Keduanya masih diambang pintu dan Galang tiba-tiba merasa tidak enak hati karena ustadz Jefri menatapnya dengan tatapan tak biasa.

"Apa maksud ucapan kamu pada Pak RT tadi?"

........

Terpopuler

Comments

rodiah

rodiah

jelas maksudnya aba... kalau yusup suka sama dek airin... dan mau di jadiin permaisuri 🤭🤭🤭

2023-06-12

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

terus terang aja galang klu kamu suka sama airin dan siap nikahin airin..lanjuuuut

2023-05-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!