Trul dan Troyan sangat paham betul kalau kedua sosok petinggi kerajaan Beast tersebut sedang memancing mereka agar emosi dan membuat kegaduhan. Karena itulah mereka berdua menahan Tiels agar tidak terpancing emosi.
"Tuan, kenapa kita diam saja, anda sudah dihina oleh mereka?" tanya Tiels kesal.
Trul menghela napas panjang. "Tiels, tadi sudah Troyan katakan bukan? Kita di sini bukanlah siapa-siapa, sementara mereka itu petinggi kerajaan Beast. Kamu harus menahan emosi ketika melihat mereka, bukan cuma hanya kamu tapi kalian semua juga harus melakukan hal yang sama!" serunya lantang.
Tiels dan yang lainnya hanya bisa mengangguk patuh, walaupun merek sangat marah, tapi kenyataannya benar seperti kata Trul. Mereka di kerajaan Beast hanyalah pendatang baru.
Trul dan Troyan menyuruh mereka yang tadi mendengarkan perdebatan barusan kembali bekerja lagi, agar tempat tinggal untuk mereka segera selesai.
...***...
Sementara itu dikediaman Marc, sosok tersebut sedang berkumpul dengan keluarganya yang memang sebenarnya membenci Raja Leon.
"Ayah, bagaimana kabar tuan Sank dan yang lainnya?" tanya Reum anak pertama Marc.
"Mereka butuh dukungan kuat, jelas saja Sank dan Codile lama memberikan kabarnya, tapi aku yakin secepatnya mereka akan segera memberikan kabar kepada kita!" jawab Marc yakin.
Reum mengepalkan tangannya. "Andai saja Tiger tewas saat misi kemarin, pasti rencana kita akan semakin mudah!"
Marc setuju dengan pernyataan anaknya, karena bagi mereka, sosok Tiger lah yang menjadi tembok penghalang.
Rim anak kedua Marc hanya mendengarkan pembicaraan Ayahnya dengan seksama, ia tidak ikut bicara sama hanya menyimak pembicaraan mereka saja.
Rim tidak seperti anak pertama Marc yang mudah terpancing emosi dan mengikuti ambisi Ayahnya. Macan muda tersebut menjalankan sesuatu dengan penuh pertimbangan, agar semuanya tidak berakhir mengecewakan.
"Rim, bagaimana menurutmu tentang Sank dan Codile, apakah mereka akan menyerang kerajaan Beast?" tanya Marc kepada anak keduanya itu.
Rim menghela napas. "Bukankah sudah terlihat Ayah, kalau mereka pasti akan menyerang, dan aku yakin mereka sudah bergabung dengan kerajaan Hyena," jawabnya santai.
Marc mengernyitkan dahi. "Bagiamana mungkin mereka akan bekerja sama dengan kerajaan Hyena?"
"Ayah, berpikirlah secara logika, siapa yang mau menerima mereka diluar sana kecuali kerajaan Hyena? Tuan Wolfi dari Ras serigala putih saja tidak akan mungkin menerima mereka secara langsung," jawabnya yakin.
"Rim, jangan bicara omong kosong kau! Mana mungkin Tuan Sank dan Codile mau bergabung dengan kerajaan busuk itu!" raung Reum kepada adiknya.
Rim menggendikkan bahunya, ia beranjak dari kursinya dan meninggalkan Ayah dan Kakaknya itu yang menurutnya memiliki pemikiran sangat dangkal.
Reum berdiri, ia akan memarahi Rim. Namun, Marc melarangnya, karena ia juga sedikit memiliki pemikiran yang sama dengan Rim.
Reum hanya bisa menggertakkan giginya sambil menatap adiknya yang sedang berjalan ke luar dari rumah.
Rim pergi ke Paviliun depan rumahnya, ia duduk di sana dengan di ikuti pelayan setianya.
"Jedi, apa jika aku menentang Ayah itu perbuatan yang salah?" tanya pemuda itu tidak berdaya.
Pelayan tersenyum. "Jika dilihat dari sisi keluarga mungkin itu salah tuan muda, tapi saya tahu kalau pemikiran tuan muda lebih baik dari tuan besar, ikuti kata hati tuan muda saja, saya akan selalu berada disamping anda," jawabnya sopan sambil menuangkan minuman ke gelas Rim.
"Terimakasih Jedi," ucap Rim tulus.
Jedi hanya membungkukkan badan dan tersenyum, bagi seorang pelayan sepertinya hanya bisa menerima perintah saja, ia tidak mau berbicara banyak yang akan mengakibatkan tuan mudanya dilema.
Keluarga Marc berniat untuk menguasai tahta Raja selanjutnya, tapi mereka sadar kalau kekuatan mereka tidak cukup, karena itulah Marc bekerja sama dengan Sank dan Codile, tentunya mereka membuat perjanjian yang akan menguntungkan kedua Ras tersebut ketika Marc berhasil duduk di singgasana raja.
Berbeda dengan Ras macan loreng yang dipimpin Marc. Ras lainnya tidak memiliki pemikiran aneh sama sekali, adapun baru Ras kuda saja yang mendukung keinginan Marc, itupun cuma Harci dan keluarganya, sementara Ras kuda lainnya tidak ingin kedudukan Raja Leon dilengserkan.
...***...
Sementara itu di ujung selatan Planet Beast, terdapat sebuah wilayah bersalju yang dihuni Ras Serigala putih.
Berbeda dengan Ras serigala yang hidup di kerajaan Beast dengan jumlah cukup sedikit. Ras serigala putih berjumlah sangat banyak, mereka tidak membangun kerajaan layaknya Hyena dan Beast. Mereka hanya hidup berkelompok layaknya binatang liar jika di dunia Manusia.
Wilayah kelompok Serigala putih sangat luas, hampir menyelimuti seluruh wilayah bersalju dan Hutan White.
Di sebuah rumah besar yang merupakan milik pemimpin Ras serigala putih. Terlihat mereka sedang menerima tamu yang tidak lain tangan kanan Codile.
Wolfi pemimpin Ras serigala putih belum buka suara sama sekali, ia masih duduk diam sambil menikmati minuman hangat yang ada di gelasnya.
"Apa kamu mau mengajak kami melawan Kerajaan Beast?" tanya Wolfi langsung dengan suara datar.
Crom, tangan kanan Codile mengira kalau Wolfi akan menerima ajakan tuannya, karena ia langsung berterus terang seperti itu, sehingga wajah tegangnya berubah menjadi sumringah.
"Tuan Wolfi, anda memang sangat pandai dalam menebak! Ya, kedatanganku kemari un...."
Bruak
Meja yang ada didepan mereka langsung hancur seketika saat Crom belum selesai bicara karena pukulan Wolfi.
Crom seketika menelan ludah, ia berkeringat dingin sambil menundukkan kepala dengan tubuh bergetar karena ketakutan.
"Bilang kepada tuanmu, aku tidak tertarik sama sekali!" jawab Wolfi tegas.
"Tu-Tuan tolong dengarkan saya dulu," ucap Crom dengan suara gemetar ketakutan.
"Dengarkan apa? Kamu pikir aku akan mengorbankan keluargaku untuk membantu Ras kalian?!" bentaknya marah.
"Bu-Bukan begitu tuan, to-tolong baca surat ini dulu." daripada harus menjelaskan Crom lebih baik menyerahkan gulungan surat yang diberikan tuannya secara langsung.
Wolfi mengernyitkan dahi, ia mengambil surat ditangan Crome dengan kasar, membuat bawahan Codile tersebut benar-benar sangat ketakutan.
Wolfi membaca isi surat tersebut, semakin ia membacanya wajahnya semakin terlihat jelek, tangannya juga mulai meremas erat gulungan surat tersebut dengan sorot mata yang begitu tajam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Red Ant
👍👍👍😊👍👍👍
2023-05-15
0