Ceroboh

Sementara Tiger dan Panter beristirahat, dua orang pria yang memiliki tubuh kekar layaknya pejuang, berinisiatif untuk melihat area sekitar.

Tiger membiarkan mereka, karena ada baiknya juga mereka melakukan hal tersebut untuk berjaga-jaga. Namun, ia juga tidak lupa untuk menyuruh mereka hati-hati.

"Kamu terlihat lebih santai dengan mereka, apa karena mereka ras kamu?" tanya Panter di sela istirahatnya.

"Entahlah, aku juga bingung, seolah memiliki ikatan kuat dengan mereka," jawab Tiger sambil memejamkan matanya untuk beristirahat.

Panter hanya tersenyum, ia juga ikut memejamkan matanya, mengingat seharian mereka berdua tidak istirahat sama sekali.

Panter yang sudah bertarung bersama dengan Tiger terus menerus, tentu saja ia sudah sangat tahu bagaimana sikap sahabatnya itu. Bahkan mungkin di kerajaan Beast, hanya Raja Leon dan Panter saja yang tahu betul tentang Tiger.

Keduanya beristirahat cukup lama, tidak ada tanda-tanda ada bahaya sama sekali. Setelah keduanya merasa tubuhnya sudah pulih, mereka terbangun dari istirahat mereka.

Ketika Tiger dan Panter bangun, mereka di kejutkan dengan rombongan yang di bawa mereka sedang membakar hewan hasil buruan.

"Bodoh! Apa yang kalian lakukan!" seru Tiger yang langsung mencoba mematikan api.

"Tuan, kami hanya ingin memakan hasil buru...."

"Hasil buruan apa? Kita sedang berada di wilayah musuh! Asap api akan membuat lokasi kita terlihat!" bentak Tiger sebelum pria yang membakar hasil buruan selesai bicara.

Panter menghela napas. "Kita harus bergegas pergi dari sini, Tiger benar lokasi kita pasti sudah terdeteksi musuh," timpalnya sambil menatap asap yang membumbung ke langit.

Mereka yang tadi melakukan tindakan tersebut menundukkan kepala, tidak berani menatap Tiger yang tampak marah.

Pria sepuh yang tadi ikut terlelap bersama Tiger dan Panter juga menghela napas berat, karena para pemuda tersebut belum terbiasa hidup di alam liar, sehingga mereka tidak tahu sama sekali peraturan ketika berada di wilayah musuh.

"Kita jalan lagi, secepatnya kita tinggalkan tempat ini, bawa semua perlengkapan kalian!" perintah Tiger tegas.

Mereka semua bergegas bersiap, pria sepuh juga ikut berdiri.

Mereka melanjutkan perjalanan, menembus hutan yang rimbun tersebut. Tiger dan Panter terus waspada sepanjang jalan, mereka berdua tidak mau kecolongan sama sekali.

Asap yang di buat oleh orang-orang yang di bawa Tiger benar saja menarik perhatian dari pasukan Dubuk yang sedang berpatroli di wilayah mereka menggunakan Wivern.

Mereka langsung menghampiri tempat istirahat Tiger dan kelompoknya. Ketika mereka sampai di sana, api yang di buat kelompok Tiger sudah mulai padam.

"Mereka masih di sekitar sini, laporkan pada tuan Dubuk agar mengirim pasukan lagi, sisanya ikut aku!" perintah pemimpin pasukan patroli.

Mereka terbang ke langit menggunakan Wivern, menjelajahi hutan tersebut untuk menemukan kelompok Tiger. Namun, karena hutan tersebut sangat rimbun, mereka kesulitan untuk menemukan kelompok Tiger.

Sementara itu di tempat kelompok Tiger berada, mereka akan bersembunyi jika melihat Wivern terbang, ketika para Wivern tersebut menjauh, mereka kembali melanjutkan perjalanan.

"Sial, Panter kamu buat perangkap di belakang kita, aku yang akan memimpin mereka!" perintah Tiger kepada sahabatnya itu.

Panter mengangguk, ia bergegas membuat perangkap di belakang mereka untuk sedikit menahan pergerakan musuh yang kemungkinan akan mengejar mereka dari darat.

Melihat bagaimana dua pelindung sangat waspada, membuat kelompok tersebut merasa bersalah karena telah melakukan hal konyol yang membahayakan nyawa mereka.

"Semuanya menunduk!" seru Tiger ketika melihat ada seekor Wivern terbang ke atas mereka.

Seketika semuanya menunduk mengikuti instruksi Tiger, pergerakan mereka jadi lebih sulit gara-gara kecerobohan yang di lakukan para pemuda yang belum berpengalaman tersebut.

"Tuan, apa kita bisa selamat sampai kerajaan Beast?" tanya Seorang pemuda yang daritadi membantu pria sepuh berjalan.

"Kita pasti selamat, asalkan kalian mau mendengarkan instruksinya dengan baik, mengingat dia sudah berpengalaman dalam hal ini," jawabnya menenangkan pemuda di sampingnya.

Pemuda itu menatap Tiger yang tampak sedang mengawasi langit, dimana pasukan Dubuk terus berpatroli di hutan tersebut.

Dari sorot wajah Tiger terlihat sangat serius, ia tidak mengalihkan pandangannya sama sekali dari langit.

"Sekarang, ayo jalan cepat!" seru Tiger.

Mereka semua bergegas berjalan kembali, hingga akhirnya mereka sampai di sebuah lahan yang hanya di tumbuhi rumput ilalang seolah memisahkan hutan satu dengan yang lainnya.

Tiger menyuruh mereka berhenti, ia perlu membuat rencana agar gerakan mereka tidak diketahui musuh.

"Tuan, apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" tanya salah satu dari kelompok tersebut bingung.

Tiger menghela napas. "Panter apa kamu sudah selesai memasang jebakannya?" tanyanya yang merasakan kalau Panter sudah ada di dekat mereka.

"Aku sudah selesai, dengan jumlah kita yang sekarang, di tambah pria sepuh tersebut, tampaknya akan sulit lewat sini, Tiger." ujar Panter yang tiba-tiba muncul di samping Tiger.

Tiger menghela napas. "Aku tahu itu, sepertinya tidak ada jalan lain, aku akan memancing mereka, kamu bawa mereka ke seberang, setelah keluar dari hutan ini seharusnya kita sudah aman," ucap Tiger yakin.

"Apa kamu yakin? Mereka sudah datang sangat banyak, kamu tidak akan menang melawan mereka," tanya Panter tidak setuju.

"Daripada kita semua mati, lebih baik salah satu dari kita yang mati, bukan?" jawabnya yakin.

"Tiger! Kerajaan Beast masih membutuhkan kamu, jangan bertindak bodoh!" seru Panter tidak setuju.

Tiger tersenyum. "Latihlah mereka, aku yakin salah satu dari mereka akan menjadi seperti aku kelak, dan aku tidak mungkin mati dengan mudah, jaga mereka baik-baik sahabatku!" ucapnya yang langsung melesat ke belakang, untuk mengalihkan perhatian para pasukan Dubuk.

Panter mengepalkan tangannya, ia tahu kalau Tiger memang sangat nekad jika menyangkut nyawa orang lain, ia tidak peduli dengan nyawanya sendiri.

Pria sepuh yang mendengar pembicaraan Panter dan Tiger, ia merasa bersalah, karena kelompoknya kerajaan Beast harus mengorbankan salah satu petarung kuatnya.

"Kalian bersiaplah, kita akan mulai pergi jika mereka sudah berhasil di alihkan Tiger!" seru Panter tegas.

Mereka semua mengangguk mengerti dan bersiap untuk menyebrangi ladang rumput ilalang tersebut.

Benar saja tidak berselang lama, Wivern yang tadi bolak-balik di tempat tersebut tampak dengan cepat ke arah Tiger.

Panter menggunakan kesempatan itu untuk membawa kelompok tersebut menyebrangi rumput ilalang. Mereka semua berlari secepat mungkin agar tidak terlihat oleh pasukan Dubuk.

...***...

Sementara itu di tempat Tiger berada, tampak pria itu sedang di kepung sekelompok adukan Dubuk yang sengaja ia tarik perhatiannya.

"Hoi, hoi, apakah Tiger yang terkenal sadis itu tertinggal dari kelompoknya?" ejek pemimpin pasukan patroli Dubuk.

"Benar Bos, kemungkinan dia terluka jadi di tinggal, lihatlah pahanya yang di balut kain!" timpal si bawahan.

Tiger menatap tajam mereka semua, ia sudah tidak peduli dengan nyawanya lagi, tapi sebelum mati ia juga ingin membawa mereka semua bersamanya ke alam baka.

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

tekad Tiger yang membara untuk kawan-kawannya

2023-06-30

1

Team Hore (≧∇≦)/

Team Hore (≧∇≦)/

✌️✌️✌️♥️

2023-05-09

0

Red Ant

Red Ant

seru thor, lajut lagi 👍

2023-05-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!