Meminta Pertolongan

Walaupun terkesan santai dan cuek, Tiger merupakan sosok yang paling memperjuangkan kemakmuran kerajaan Beast, ia akan menjadi sosok pertama yang hadir jika mendengar ada kelompok Hyena menyerang.

Berbeda dengan Panter, ia sosok yang sigap untuk mencari Informasi lebih lanjut mengenai pergerakan musuh.

Selepas melakukan rapat, Tiger dan Panter pergi ke perbatasan bersama, mereka berdua memang lebih banyak menghabiskan waktu di sana.

"Tiger, bersikaplah lebih tenang sedikit, kalau kamu terus seperti ini, bukan tidak mungkin kalau ras lain akan membencimu," tegur Panter saat di dalam perjalan ke perbatasan.

"Biarkan saja, aku sudah tidak peduli dengan mereka, bagiku orang-orang seperti mereka hanyalah penjilat ulung, tanpa memikirkan kerajaan ini sama sekali," jawab Tiger sambil berjalan santai.

Panter menghela napas. "Aku tahu kamu membenci mereka yang tidak mau membantu ras kita untuk bertarung melawan pasukan Dubuk, tapi harusnya kamu tahu mereka juga yang membuat kerajaan ini bisa menghasilkan sumber pangan untuk semua warga kerajaan Beast."

"Kamu mungkin memang benar, tapi mereka tidak pernah tahu sakitnya di tinggal keluarga kit dan harus menjalani kehidupan tanpa bimbingan orang tua, lihatlah mereka," Tiger menunjuk Rasnya yang tidak memiliki keluarga utuh, tapi berusaha untuk tetap ceria.

"Sudah berapa lama Ras Macan putih dan Kumbang mengabdikan diri untuk kerajaan Beast sebagai prajurit? Sudah sangat banyak di antara mereka yang menjadi korban, hanya Raja Leon yang menghargai kita, selebihnya mereka menutup mata dengan perjuangan kita."

Terlihat raut wajah sedih Tiger, ia benar-benar merindukan masa-masa damai, dimana semua Rasnya bisa hidup seperti Ras lainnya tanpa memikirkan akan terjadinya perang dengan pasukan Dubuk.

Panter juga mengerti kesedihan yang di rasakan Tiger, mau bagiamana pun, Ras mereka berdua lah yang menjadi pelindung untuk kerajaan Beast.

"Semoga ini semua cepat berlalu Tiger, kita akan hancurkan pasukan Dubuk untuk mendapatkan kedamaian sejati yang selama ini kita cari!" Panter mengepalkan tangannya.

"Ada serangan!"

Tiba-tiba terdengar suara teriakan dan lonceng peringatan. Sontak saja Tiger dan Panter yang sedang bersantai, mereka berdua langsung berlari dengan cepat ke arah perbatasan.

Sesampainya di perbatasan, benar saja ada lima ekor Wivern yang sedang terbang menuju gerbang perbatasan.

"Sial! Itu Wivern!" gerutu Tiger kesal.

"Tiger, aku bergerak dulu!" ucap Panter yang langsung melesat pergi.

"Semuanya! Siapkan panah kalian!" perintah Tiger sambil menatap tajam kelima Wivern tersebut dan mengeluarkan dua pedang yang ada di punggungnya.

Para pemanah bersiap, sementara itu kelompok panter sudah berlari ke arah mereka sambil menyiapkan senjata yang mirip ketapel hanya saja bentuknya lebih besar dan cara melemparnya menggunakan seutas tali yang di isi peluru batu segenggaman tangan.

Swuz

Swuz

Batu-batu yang di tembakan pasukan Panter melesat ke arah ke lima Wivern tersebut dengan sangat cepat.

Duak

Duak

Keak

Seekor Wivern terkena tembakan batu tersebut pas di kepalanya, sehingga Wivern jatuh, si pengendara sontak saja terkejut, ia bergegas melompat saat Wivern mau menyentuh tanah.

Tiger yang melihat hal itu ia langsung melompat dari dinding perbatasan dan menerjang menggunakan pedangnya.

Sementara pemanah dan kelompok Panter terus menyerang Wivern yang masih berterbangan di langit, sayangnya mereka semakin terbang tinggi ke langit sehingga kelompok Panter dan Pemanah tidak ada yang bisa mengenainya.

"Bagaimana ini, Tera terjatuh! Kita harus membantunya!" teriak salah satu penunggang Wivern.

"Tidak, lebih kita tidak ikut turun! Kalau begini misi kita akan gagal!" sahut pemimpin mereka.

Tiger sudah bersiap menghunuskan pedangnya ke arah penunggang Wivern yang jatuh, tapi saat ia sudah mengayunkan pedangnya dan hampir menebas leher penunggang Wivern yang sudah pasrah di sana, ia menghentikannya.

"Kamu Ras Macan putih juga? Bagaimana mungkin?!" tanya Tiger tidak percaya saat melihat ras macan putih yang ada di depannya.

"Tuan, kami kesini untuk bertemu Raja Leon!" penunggang Wivern langsung menangkupkan tinju pada Tiger.

Tiger mengerutkan keningnya, tapi ia melihat sosok di depannya itu memang serius ingin menemui Rajanya.

"Panter! Hentikan serangan!" perintah Tiger tegas.

Panter yang mendengar perintah Tiger, ia langsung menyuruh pasukannya menghentikan serangan dan menghampiri Tiger.

Panter juga terkejut saat melihat ternyata sosok penunggang Wivern adalah rasa macan putih seperti Tiger.

Tiger menyuruh pemanah untuk menghentikan serangannya juga, melihat hal tersebut, penunggang Wivern yang lain bergegas turun.

"Tuan, maaf atas kelancangan kami, kami hanya ingin memberikan ini pada tuan Leon!" pemimpin penunggang Wivern yang merupakan Ras macan putih juga, menyerahkan sebuah gulungan surat pada Tiger.

Tiger menerimanya, ia membuka gulungan tersebut sedikit, betapa terkejutnya Tiger saat melihat isi gulungan surat tersebut.

"Kita langsung ke kerajaan! Kalian ikut aku dan bawa Wivern kalian jalan, jangan terbang!" perintah Tiger tegas.

"Baik tuan!" jawab pemimpin penunggang Wivern.

Mereka langsung menuju gerbang perbatasan, para Wivern di tinggal dalam gerbang kerajaan agar tidak membuat gaduh warga kerajaan Beast.

Saat mereka sampai di kota kerajaan Beast, mereka berlima langsung berdecak kagum saat melihat kota yang begitu indah dengan rumah yang terbuat dari pohon-pohon besar.

"Benar kata guru, ternyata kerajaan Beast sangat menakjubkan," celetuk salah satu dari mereka.

"Andai kita bisa hidup di sini, pasti mereka semua juga akan senang," ucap Tera.

"Huss! Jaga bicara kalian, kita hanya kelompok pegunungan, jangan berharap banyak!" tegur pemimpin mereka.

"Baik Tuan Troya," jawab mereka lemas.

Tiger mendengarkan pembicaraan mereka, ia yakin kalau mereka semua masih satu kerabat dengan rasnya, hanya saja mereka tinggal di luar Kerajaan.

Mereka semua sampai di istana kerajaan, Tiger membawa mereka bertemu dengan Raja Leon.

"Hormat kami yang mulia!" mereka semua langsung bertekuk lutut.

Raja Leon mengerutkan keningnya saat melihat mereka berlima yang mirip dengan Ras Tiger.

"Siapa mereka Tiger?" tanya Raja Leon sopan.

"Mereka dari pegunungan Tall yang mulia, mereka membawa ini," Tiger menyerahkan gulungan yang di bawa kelompok tersebut dengan sopan.

Raja Leon menerima gulungan tersebut, ia langsung membukanya, terlihat Raja Leon sangat serius saat membaca surat tersebut. Setelah selesai ia menatap kelima pengirim surat.

"Berapa jumlah kalian di pegunungan Tall?" tanya Leon memastikan.

"Kami hanya tinggal dua ratusan akibat serangan Hyena, kami semua sudah bersembunyi di sebuah gua untuk menghindari pengejaran mereka, dan kami berlima nekad datanya kemari untuk meminta bantuan anda dan memperbolehkan kami tinggal di kerajaan Beast, tentu kami akan menerima apapun syaratnya!" jawabnya dengan tegas.

"Yang Mulia, aku akan berangkat sekarang!" Tiger mengepalkan tangannya, ia tidak mungkin diam saja mendengar rasnya di bantai pasukan Dubuk.

"Tiger Berhenti!" Raja Leon menegurnya, sehingga Tiger berhenti dan membalik badan dengan raut wajah menggelap.

"Apa kamu pikir bisa menyelamatkan mereka seorang diri? Bawa pasukan Panter dan juga pasukan terbang kerajaan! Selamatkan mereka semua dan bawa kemari dengan selamat tanpa kekurangan apapun!" perintah Raja Leon tegas.

Tiger yang tadinya akan marah, karena mengira akan di hentikan raja Leon, ia langsung bersemangat.

"Tentu yang mulia! Saya akan mempertaruhkan nyawa saya!" Leon bergegas pergi mengumpulkan pasukan.

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

ini jebakan dari hyena apa bukan ya ?

2023-06-22

1

Team Hore (≧∇≦)/

Team Hore (≧∇≦)/

❤️♥️💯💯💯

2023-05-09

0

meow meow_94

meow meow_94

lanjut ka

2023-05-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!