Trul jelas saja terkejut ternyata anak pertamanya sudah memiliki. Padahal dulu anaknya tampak tidak perduli sama sekali kalau dirinya akan punya keturunan atau tidak.
Troyan sebagai cucu Trul dari anak keduanya juga sama terkejut, karena ia tidak menyangka kalau dirinya memiliki seorang kakak.
"Baginda, anda tidak berbohong kan?" tanya Trul memastikan.
"Baginda, jika anak paman benar-benar ada, berarti dia kakakku?" tanya Troyan penasaran.
Raja Leon tersenyum. "Ya dia masih hidup, tapi aku tidak tahu kalau dia bakal menerima kalian atau tidak, jadi lebih baik kalian jangan mengganggunya terlebih dahulu," ucapnya lembut.
"Baginda, beritahu kami, siapa nama anak Trosar," seru Trul yang sangat penasaran.
"Bukankah kalian sudah bertemu dengannya? Bahkan anda sudah melihatnya selama beberapa hari diperjalanan tuan Trul," ungkap Raja Leon sambil tersenyum simpul.
"Tiger? Apa yang anda maksud tuan Tiger?!" tanya Trul memastikan.
Raja Leon mengangguk mantap, mengiyakan kalau tebakan Trul benar kalau Tiger memanglah cucunya.
Seketika Trul terkesiap, pantas saja ia merasa sangat familiar dengan Tiger, ternyata sosok yang menjaganya selama perjalanan memanglah cucunya.
Troyan juga terkejut, ia tidak menyangka jika kakaknya seorang komandan kerajaan Beast yang menurut warga ras macan putih sangatlah kuat.
"Kita bahas itu nanti saja, sekarang bagaimana dengan ketentuan kalian, akankah bergabung dengan kerajaan Beast atau kalian memiliki rencana lain?" tanya Raja Leon memastikan.
Trul dan Troyan saling menatap, mereka mengangguk bersamaan, kemudian beranjak dari duduknya membungkuk hormat ke arah Raja Leon.
"Baginda, ijinkan kami menjadi bagian dari kerajaan Beast!" ucap Troyan yang kini memang menjadi pemimpin Ras macan putih gunung Tall.
Raja Leon tersenyum simpul. "Aku kan menerima kalian, tapi dengan syarat kalian harus mematuhi peraturan kerajaan Beast!" jawabnya langsung.
"Baginda, bukankah anda terlalu buru-buru?" sela Marc sambil beranjak dari duduknya.
"Benar itu Baginda, bukankah anda harus diskusi dengan kami dulu?" timpal Harci petinggi dari Ras Kuda.
"Kalau kalian menolak mereka tinggal di kerajaan Beast, maka aku pastikan kalian akan menjadi musuhku!" tiba-tiba terdengar suara lantang Tiger yang masuk ke dalam ruang rapat.
Seketika semua yang ada disana menoleh ke arah Tiger, semuanya terkejut dengan kehadiran Tiger yang membawa seorang wanita bersamanya.
Marc dan Harci yang menolak ras macan putih gunung Tall, mereka berdua menelan ludah ketika melihat Tiger muncul tiba-tiba.
Tiger menangkupkan tinju. "Salam yang mulia, maaf telah lancang masuk kedalam ruang rapat!"
Raja Leon tersenyum. "Tidak apa, malah bagus kamu datang tepat waktu," jawabnya santai.
Tiger menoleh menatap Marc dan Harci yang tampak langsung menundukkan kepalanya. "Aku yang akan menjamin mereka tinggal di kerajaan Beast, apa kalian keberatan?!" serunya ke semua petinggi yang ada diruang rapat.
Semuanya menggelengkan kepala, Harci dan Marc juga tidak berani membantah sama sekali perkataan Tiger.
Pangolin sebagai penasehat sang raja hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya, karena memang di kerajaan Beast, hampir semuanya takut dengan Tiger.
"Yang mulia, sekarang tidak ada masalah bukan? Kalau mereka tinggal di kerajaan Beast?" tanya Tiger memastikan.
Raja Leon tersenyum. "Aku tidak masalah sama sekali, tapi aku tidak akan memberikan mereka perlakuan khusus dan bangun rumah sendiri tanpa bantuan kami," jawabnya lugas.
"Terimakasih yang mulia, itu lebih dari cukup untuk kami! Saya pamit undur diri kalau begitu." Tiger menangkupkan tinju, kemudian pergi dari tempat tersebut.
"Baginda, kami juga mohon undur diri," ucap Trul sambil menangkupkan tinju, begitu juga dengan Troyan.
Raja Leon menganggukkan kepalanya, mereka berdua bergegas mengejar Tiger ya g sudah pergi terlebih dahulu bersama Triyas.
Terlihat Marc dan Harci sangat kesal, karena Tiger selalu mencuri panggung mereka jika didepan sang Raja. Namun, mereka tidak bisa berbuat apa-apa, sehingga keduanya hanya bisa menahan amarah mereka.
Raja Leon membubarkan rapat tersebut, para petinggi satu-persatu meninggalkan ruangan tersebut. Kini hanya tinggal Raja Leon dan Pangolin saja di sana.
Raja Leon menghela napas berat. "Pangolin, apa menurut kamu Tiger nantinya tidak akan membuat masalah dengan Ras Marc dan Harci?"
Pangolin menggelengkan kepalanya. "Anda tenang saja tuan, selain keluarga mereka berdua, yang lainnya malah menganggap Tiger sebagai pahlawan, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan," jawabnya yakin.
"Aku harap juga seperti itu, Pangolin," ucap Raja Leon tidak berdaya.
Pangolin tersenyum getir, ia sadar kalau tuannya pasti sangat lelah memerintah begitu banyak Ras, selain harus menjaga dari serangan pasukan Dubuk, ia juga harus memikirkan kesejahteraan mereka. Karena itulah kadang sang Raja sulit untuk tidur jika rakyatnya mengalami gejolak antar Ras.
...***...
Sementara itu di luar gerbang Istana, tampak Trul dan Troyan yang sedang mengejar Tiger dan Triyas.
"Kalian tunggu dulu!" panggil Trul kepada Tiger dan Triyas.
Tiger berhenti berjalan, begitu juga dengan Triyas, mereka menunggu Trul dan Troyan yang tampak sangat tergesa-gesa mengejarnya.
Sesepuh Ras macan putih gunung Tall tersebut terlihat begitu antusias ingin mengobrol dengan Tiger. Namun, Troyan memperingatkan nya agar tidak terlalu berlebihan terlebih dahulu.
Pria sepuh tersebut mengerti maksud Troyan, karena mereka juga tidak mungkin langsung mengaku sebagai keluarganya setelah sekian lama tidak pernah bertemu sama sekali.
"Tuan Tiger, kalian mau kemana?" tanya Troyan sopan.
Tiger mengernyitkan dahi. "Bukankah sudah jelas kalau aku mau pulang?," jawabnya dingin.
"Ah... maaf, aku memang bodoh," ujarnya sambil nyengir kuda.
Tiger menghela napas, ia kembali berjalan. "Kelompok kalian seharusnya sudah ditunjukkan tempat mereka tinggal oleh Panter, di sana kalian boleh membuat rumah sendiri sesuka kalian, lagi pula tempat tersebut dekat dengan hutan dan Ras kalian yang ada di kerajaan Beast ini, mintalah bantuan kepada mereka kalau butuh sesuatu," ucapnya sambil berjalan.
"Baik Tuan, kami mengerti," jawab Troyan yakin.
Trul tidak bertanya sama sekali, ia daritadi hanya fokus memerhatikan Tiger yang menurutnya begitu mirip dengan anak pertamanya, dari perawakan dan cara berjalannya, ditambah sifatnya yang mementingkan orang lain terlebih dahulu daripada dirinya sendiri, membuat Tiger benar-benar mirip dengan anaknya itu.
Mereka berempat berjalan ketempat yang akan menjadi rumah baru untuk mereka. Ketika sampai di sana, benar saja kelompok macan putih gunung Tall, sudah mulai membangun rumah.
"Kalau begitu aku pulang dulu," pamit Tiger setelah mengantar mereka.
"Terimakasih tuan Tiger," jawab Troyan sambil membungkukkan badan.
Tiger hanya mengangguk, ia pulang ke rumahnya sendiri, bersama dengan Triyas yang selalu mengekorinya.
Ketika mereka sampai di rumah Tiger, pria itu dikejutkan dengan adanya beberapa orang tidak dikenal berada didalam rumah.
Sontak saja Tiger sangat marah, karena ia tidak suka dengan orang yang tanpa permisi memasuki rumahnya.
Dengan wajah menggelap ia masuk kedalam rumahnya. "Berani sekali kalian masuk kedalam rumahku tanpa ijin!" raungnya marah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Jaya Kelana
nahhhjh lohhhhhhhh........
2023-05-16
0
Red Ant
👍👍👍lanjut👍👍👍
2023-05-13
0