Tiger masih tidak sadarkan diri, karena Pil Keabadian sedang menyembuhkan luka di dalam tubuhnya dan menyetabilkan auranya.
Tabib Istana bergegas memegang nadi Tiger, ia tersenyum ketika denyut nadi Tiger mulai stabil. Napasnya juga mulai teratur kembali.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Raja Leon memastikannya kembali.
"Dia sudah stabil yang mulia," jawab Tabib sopan.
Raja Leon menghela napas lega. "Syukurlah kalau begitu, biarkan dia istirahat!"
Raja Leon pergi dari tempat tersebut dengan di ikuti Pangolin. Panter dan beberapa rekannya yang ada di sana membungkuk hormat ketika sang Raja keluar dari tempat Tiger di rawat.
Mereka tidak berani bertanya kepada sang Raja bagiamana kondisi Tiger didalam, sehingga mereka hanya membiarkan Rajanya pergi begitu saja.
Tidak berselang lama, tabib yang menangani Tiger keluar dari tempat perawatan. Panter dan rekan-rekannya langsung menghampirinya.
"Bagaimana kondisi Tiger tuan?" tanya Panter mewakili rekan-rekannya.
Tabib tersenyum simpul. "Kalian tidak perlu khawatir lagi, dia sudah baik-baik saja," jawabnya sambil menepuk bahu Panter seraya meninggalkan mereka.
Panter baru bisa tersenyum ketika mendengar hal tersebut, ia benar-benar senang karena Tiger bisa diselamatkan.
Bird dan yang lainnya juga senang, mereka saling berpelukan satu sama lain mendengar Tiger baik-buruk saja.
"Kamu jaga saja di sini, tugas kalian berdua biar kami yang handle," ucap Bird seraya kembali ke tempat ia menjalankan tugasnya.
"Terimakasih Bird," jawab Panter sambil menundukkan kepala.
Bird dan yang lainnya pergi dari sana, sedangkan Panter bergegas masuk ke dalam, ketika masuk ke dalam ia di kejutkan dengan luka Tiger yang sudah sembuh total.
Panter sampai tertegun beberapa saat menatap tubuh sahabatnya itu yang tidak cacat sedikitpun, padahal ketika dibawa pulang ia terluka parah.
Bawahan para tabib yang melihat panter bingung, mereka hanya tersenyum. Karena Panter tidak bertanya pada mereka, jadi para bawahan tabib tidak memberitahunya sama sekali, mereka hanya fokus membereskan peralatan yang digunakan barusan kemudian meninggalkan tempat tersebut.
...***...
Sementara itu diluar gerbang kerajaan, Triyas masih menunggu di sana, wanita itu tampak sangat cemas, ia jongkok bersender dekat gerbang.
Kemudian Bird dan yang lainnya keluar dari gerbang Istana. Reflek Triyas langsung berdiri dan menghampiri Bird, tidak perduli bahwa dirinya tidak dikenal mereka.
"Tuan tunggu!" seru Triyas kepada rombongan komandan tersebut.
Bird dan rekan-rekannya mengerutkan kening ketika melihat wanita dari Ras Harimau putih menghampiri mereka.
"Ada apa nona?" tanya Bird lembut, walaupun tidak mengenal Triyas, tapi ia harus bersikap hangat kepada wanita, apalagi Triyas satu Ras dengan Tiger.
"Maaf mengganggu waktunya tuan, saya hanya ingin bertanya bagaimana kondisi tuan Tiger, apa beliau baik-baik saja?" tanyanya dengan ekspresi khawatir.
Bird mengernyitkan dahi, ia menoleh menatap rekan-rekannya, mereka semua menggendikkan bahu tidak ada yang mengenal Triyas sama sekali.
Bird kembali menatap Triyas, ia mencoba menebak siapa wanita dari Ras harimau putih tersebut, tiba-tiba Bird terkesiap ketika pikirannya menebak kalau Triyas wanita Tiger.
"Nona, kamu siapanya Tiger?" tanya Bird memastikan.
Triyas terlihat bingung, ia tidak tahu harus menjawab apa. Bird tersenyum simpul ketika melihat gelagat Triyas yang tampak kebingungan.
Bird mengira kalau Tiger sengaja menutupi hubungannya dengan wanita, agar tidak ada yang menggodanya. Pria itu menatap teman-temannya. "Kalian pergilah dulu, aku akan mengantar Nona ini ke tempat Tiger," ucapnya kepada teman-temannya.
"Sialan, kenapa Tiger tidak bilang kalau sudah memiliki wanita? Mana cantik lagi," gumam salah satu komandan.
"Berisik kau Liam!" tegur salah satu dari mereka.
"Ya sudah, Bird kami pergi dulu," ucap komandan dari Ras Monyet.
Tiga komandan lainnya pergi meninggalkan Bird yang hanya dengan Triyas didepan gerbang. Mereka mengerti maksud Bird karena memiliki pemikiran yang sama kalau wanita tersebut pasti sangat khawatir dengan Tiger.
"Nona, mari ikut denganku," ucap Bird ramah.
"Eh... kita mau kemana?" tanya Triyas bingung.
Bird menghela napas. "Bukannya anda mau melihat kondisi Tiger?" tanyanya memastikan.
Triyas terkejut karena bukan hanya mendapatkan jawaban, tapi ia malah disuruh masuk kedalam Istana, sehingga wanita itu bingung harus berbuat apa.
Bird menghela napas lagi, ia menarik tangan Triyas agar tidak ragu masuk ke dalam Istana. Pria itu tidak tahu saja, sebenarnya Triyas ragu karena sebelumnya tidak pernah berinteraksi langsung dengan Tiger.
Triyas pun tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa mengikuti Bird masuk ke dalam Istana, mengingat Bird adalah seorang komandan, jadi tidak ada yang mempermasalahkannya sama sekali ketika membawa seseorang masuk kedalam Istana.
"Wah, wah, wah, kamu membawa wanita cantik untuk siapa Bird?" tanya Marc salah satu petinggi kerajaan dari Ras Macan.
Marc mendekat ke Triyas, ia menatap wanita itu dari atas sampai kebawah. Membuat Triyas benar-benar ketakutan.
"Tuan Marc, lebih baik anda jauhi Nona itu, dia kekasih Tiger!" tegur Bird tegas.
Seketika Marc langsung menjauh dari Triyas. "Brengsek, kenapa kamu tidak bilang dari awal!" bentaknya seraya meninggalkan Triyas langsung.
Marc tampak sangat ketakutan, ia bergegas pergi dari sana dengan raut wajah memucat. Bird yang melihat hal itu terkekeh geli.
Triyas bingung dengan apa yang terjadi barusan, kenapa tiba-tiba pria yang tadi menatapnya penuh napsu langsung pergi ketika mendengar nama Tiger.
"Ayo Nona, kita masuk kedalam," ajak Bird sopan.
Triyas hanya mengangguk lirih, karena penasaran ia bertanya. "Kenapa dengan dia tadi?"
Bird tersenyum. "Di Istana ini semuanya takut dengan Tiger, jangankan para petinggi kerajaan, Tuan Pangolin saja yang penasehat Raja tidak berani memberikan perintah kepadanya jika tanpa titah yang mulia, hanya Baginda Raja saja yang perkataannya didengar Tiger," jawabnya enteng.
Triyas sontak saja terkejut dengan apa yang dikatakan Bird, pasalnya ia mengira kalau Tiger hanyalah prajurit biasa, ternyata kedudukannya cukup tinggi di Kerajaan Beast.
Wanita itu tampak sangat khawatir, bagaimana jika nanti bertemu dengan Tiger dan pria itu tidak mengenalnya, bisa-bisa ia di curigai sebagai mata-mata.
Pikiran Triyas berkecamuk, hingga tanpa sadar mereka sudah sampai di tempat Tiger mendapatkan perawatan.
Tok... Tok...
"Permisi...." Bird membuka pintu kamar tempat Tiger dirawat.
Tiger yang sudah sadarkan diri, tampak ia sedang mengobrol dengan Panter, keduanya langsung menoleh ke arah pintu ketika Bird membukanya.
Mereka berdua mengerutkan kening ketika Bird masuk kedalam ruangan tersebut tiba-tiba menegur Tiger. "Brengsek kau Tiger! tidak bilang-bilang kalau sudah memiliki wanita!"
"Hah!" Panter dan Tiger tentu saja terkejut dengan pernyataan Bird, mereka berdua saja bingung apa maksud perkataan Bird.
Bird juga ikut bingung, kenapa ekspresi Tiger malah ikut terkejut, jika yang terkejut itu Panter ia bisa memaklumi nya, tapi kenapa Tiger juga ikut-ikutan?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
John Singgih
yang jelas masih calon kekasihnya Tiger brow
2023-07-01
1
Dwii Iraa
Yang Bilang itu wanitanya siapa coba.. astaga.. Salah Paham Jadi Kenyataan nih
2023-05-13
1
Red Ant
😂😂😂 👍👍👍
2023-05-10
1