Rombongan pembawa kelompok yang dilindungi Tiger dan Panter sudah selamat, Troya dan Adiknya langsung menghampiri mereka.
"Tuan Trul, syukurlah anda baik-baik saja," sambut Troya dan yang lainnya menyambut kelompok pria tua tersebut.
Triyas tampak mencari seseorang yang tidak lain adalah Tiger. "Triyas, siapa yang kamu cari?" tanya Tera kepada Adiknya.
"Tuan Tiger, kenapa dia tidak terlihat, kakak?" jawabnya cemas.
"Triyas, apa kamu mengenal tuan Tiger?" tanya Trul yang mendengar Triyas menyebut nama Tiger.
Triyas menganggukkan kepalanya lirih, ia masih berharap agar Tiger selamat dari misinya. Karena pria itu sudah menjadi tujuan hidupnya.
Trul menghela napas berat. "Tuan Tiger mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan kami, aku tidak tahu apa dia akan selamat atau tidak, mengingat begitu banyak pasukan Dubuk yang mengejar kita. Kita berdoa saja agar dia selamat."
Seketika tubuh Triyas melemah, ia ambruk di tanah dengan wajah sedih. Tera langsung memeluk Adiknya.
Triyas menangis terisak di pelukan kakaknya, wanita ras harimau putih tersebut benar-benar sedih jika sampai Tiger terbunuh.
Pasukan kerajaan membawa mereka semua ke Istana, untuk diberitahukan peraturan tinggal di kerajaan Beast.
Triyas kembali ke rumah Tiger dengan sedih, ia hanya bisa berharap kalau pria tujuan hidupnya itu bisa terselamatkan.
"Triyas, jangan seperti ini, apa kamu lebih baik kehilangan kakak daripada dia?" tanya Tera yang menemani adiknya.
Triyas menatap sini kakaknya. "Gampang sekali Kakak bicara seperti itu? Kakak ada dimana saat aku sedang ada dalam bahaya? Jika bukan karena tuan Tiger, aku sudah mati atau bahkan menjadi budak Dubuk!" raung Triyas marah.
"Triyas Kakak...."
"Sudahlah Kak, aku malas berdebat dengan Kakak!" Tera belum selesai bicara Triyas memotongnya, wanita dari ras harimau putih itu keluar rumah dan pergi ke gerbang kerajaan Beast, berharap bisa melihat Tiger selamat.
Tera menghela napas tidak berdaya, ternyata adiknya sudah mulai tumbuh dewasa dan menyukai pria. Ia tidak bisa berbuat apa-apa selain membiarkannya tenang terlebih dahulu.
Sementara itu Tiger yang di bawa Panter dan Bird, mereka sudah sampai di gerbang kerajaan Beast, bersamaan dengan Triyas yang sampai di sana.
"Tuan Panter, Bird," sapa penjaga gerbang.
"Cepat buka gerbangnya!" teriak Panter yang tampak terburu-buru.
Penjaga gerbang yang melihat Tiger berlumuran dah dan terkulai lemas di tangan Panter, sontak mereka terkejut dan bergegas membuka gerbang.
Triyas yang melihat Tiger terkulai lemas tidak berdaya, ia menutup mulutnya dengan tangan sambil menitihkan air mata.
Wanita itu ingin mendekat, tapi ia sadar kalau dirinya bukanlah siapa-siapa, jadi Triyas hanya bisa menyaksikan Tiger yang tidak berdaya dari kejauhan.
Panter membawa Tiger masuk ke dalam Istana, untuk di obati tabib terbaik yang ada di dalam Istana, mengingat pria tersebut merupakan salah satu prajurit terbaik Kerajaan Beast.
Mendengar Tiger yang terluka parah, Raja Leon dan Pangolin juga bergegas melihatnya.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Raja Leon ketika sampai di tempat Tiger.
"Salam yang mulia, kondisi Tiger terluka parah," jawab Panter yang berada di depan pintu.
Raja Leon masuk ke dalam kamar tempat Tiger sedang di rawat, ketika masuk terlihat Tiger yang terbaring lemah sedang di bersihkan dari darah yang menutupi tubuhnya.
"Lanjutkan, abaikan aku!" perintah Raja Leon ketika tabib kerajaan dan bawahannya mau berhenti melakukan pekerjaannya.
Mereka semua mengangguk dan melanjutkan pekerjaan masing-masing. Raja Leon menghela napas panjang melihat salah satu prajurit terbaiknya tumbang tidak berdaya.
"Apa dia masih bisa di selamatkan?" tanya Raja Leon memastikan.
"Saya tidak berani menyimpulkan yang mulia, lukanya sangat parah, organ dalamnya juga kemungkinan ada yang terluka, di tambah auranya semakin melemah," jawab tabib Istana tidak berdaya sambil melakukan pekerjaannya.
Raja Leon menghela napas berat, ia mengeluarkan sebuah Pil berwarna hijau dari sebuah kotak kayu yang ada di sakunya.
Bau ruangan tersebut langsung terasa harum, dan membuat pikiran orang-orang yang menciumnya langsung tenang. Pangolin yang tahu Pil tersebut, ia bergegas menghentikan Rajanya.
"Yang mulia, apa anda yakin akan memberikan Pil keabadian kepada Tiger?" tanyanya sopan.
Tabib yang mendengar itu terkejut, karena jika mereka yang menelan Pil keabadian konon katanya akan berumur panjang dan akan terbebas dari segala jenis penyakit.
Entah darimana munculnya pil tersebut, tapi setiap seratus tahun sekali. Kerajaan Beast akan mendapatkan pil tersebut lewat rajanya dan di kepemimpinan Raja Leon, ia mendapatkan satu.
"Dia pantas mendapatkannya Pangolin, sudah berapa ribu nyawa yang ia selamatkan semenjak menjadi prajurit hingga sekarang komandan kerajaan Beast. Tiger tidak pernah lari dari misinya, walaupun harus mempertaruhkan nyawanya, dia selalu teguh dengan pendiriannya. Jika kelak aku telah tiada, aku harap dia juga yang akan menggantikannya," ucap Raja Leon sambil mendekati Tiger.
Pangolin terkesiap dengan perkataan Rajanya tersebut, ia tidak pernah menyangka kalau Raja Leon sudah menganggap Tiger setinggi itu. Namun, sebagai orang tercerdas di kerajaan Beast, ia juga tahu kalau jasa Tiger di bandingkan yang lainnya memang sudah tidak bisa terbantahkan, dia satu-satunya prajurit yang masih bertahan di generasinya.
Komandan pasukan lainnya tidak ada yang sepadan dengan pengorbanan Tiger, mengingat mereka selalu ragu jika di suruh untuk berdiri di garis depan. Hanya Tiger yang selalu tanpa Ragu berdiri di depan pasukannya, memberikan keyakinan kepada mereka kalau ia akan tetap bersama mereka hingga titik darah penghabisan.
Raja Leon juga tidak memiliki anak sama sekali dari permaisuri dan kedua selirnya, entah karena apa, tapi Raja Leon seolah mendapatkan kutukan tidak di beri keturunan sama sekali.
Raja Leon memasukkan Pil Keabadian ke mulut Tiger dengan tangannya sendiri. "Ambilkan air!" perintahnya kepada tabib Istana.
Tabib Istana langsung memberikan air kepada Rajanya, mereka hanya bisa berharap Pil tersebut benar-benar berfungsi, karena ini pertama kalinya mereka melihat Pil Keabadian di gunakan.
Beberapa waktu tidak ada reaksi sama sekali, membuat Raja Leon khawatir dengan kondisi Tiger yang semakin melemah.
"Arghh...." tiba-tiba Tiger meraung kesakitan, ia juga memuntahkan seteguk darah dari mulutnya.
Pil Keabadian mulai bereaksi, tubuh Tiger tiba-tiba di balut aura hijau yang menyelimuti seluruh tubuhnya.
Raja Leon dan orang-orang yang berada di sana menyaksikan sebuah keajaiban dari Pil tersebut sedang bekerja.
Luka di tubuh Tiger mulai menutup, membuat semuanya yang ada di sana menatap takjub mukjizat tersebut.
Bersamaan dengan tubuh Tiger yang mulai pulih, aura hijau yang menyelimuti tubuhnya terserap masuk kedalam tubuhnya.
Perlahan tapi pasti, tubuh Tiger akhirnya pulih sepenuhnya. Raja Leon dan semua yang ada di sana mengulas sebuah senyum, ternyata kehebatan Pil Keabadian benar-benar nyata. Tiger yang hampir tewas saja bisa pulih sepenuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
John Singgih
tapi asal usul Pill itu gimana ya brow ? ada dalam cerita Ndak ?
2023-06-30
1
Team Hore (≧∇≦)/
♥️♥️♥️♥️♥️
2023-05-29
0
Dwii Iraa
semoga ini cepat dapat kontrak
2023-05-13
1