Hidup Baru

Tiger meraung marah karena ia tidak mengenal siapa yang berada didalam rumahnya. Namun, ketika Tiger akan menyerang mereka, Triyas memeluknya dari belakang.

"Tiger, mereka Kakakku dan teman-temannya, aku yang menyuruh mereka menginap di sini, maafkan aku," ucap Triyas sambil memeluk Tiger.

Tera yang melihat Tiger tentu saja ia langsung terkejut, karena pria itu yang dilawannya ketika baru pertama kali sampai di Kerajaan Beast, dan ia juga tahu kalau Tiger merupakan komandan pasukan kerajaan.

Tera dan teman-temannya langsung keluar dari rumah sambil bertekuk lutut. "Maafkan kami tuan, kami tidak tahu kalau rumah ini milik anda," ucap Tera tidak berdaya.

Tiger menatap mereka dengan tajam, ia kemudian menoleh kearah Triyas yang tampak sedih. Hati Tiger luluh, ia menghela napas. "Kalian aku maafkan, bergabunglah dengan kelompok kalian, membuat rumah di sana," ucapnya ramah.

"Baik Tuan," jawab Tera yang langsung berdiri dan amit undur diri.

Tera mau mengajak adiknya, tapi Tiger melarangnya. "Biarkan dia bersamaku, tenang saja, aku tidak akan berbuat macam-macam dengannya," ucap Tiger sambil menggenggam tangan Triyas.

Tera menatap adiknya, terlihat wanita itu mengangguk, membuat Tera mengerti kalau adiknya ingin tinggal bersama Tiger.

Pria itu menghela napas panjang, sekali lagi pamit undur diri meninggalkan adiknya bersama dengan Tiger.

Triyas tersenyum simpul ketika kakaknya mau mengerti, ia dan Tiger masuk kedalam rumah yang biasa mereka berdua tempati.

"Kamu menyamarkan diri dengan cara apa? Kenapa aku tidak bisa mendeteksi keberadaan mu ketika ada di sini?" tanya Tiger ketika sudah masuk rumah dan duduk di kursinya.

"Kamuflase, mungkin hanya aku yang memilikinya di antara keluargaku," jawab Triyas sambil menuangkan air untuk Tiger dan duduk di sampingnya.

"Kamuflase? Aku seperti baru mendengar kemampuan itu," ucap Tiger sambil berpikir.

"Semacam kekuatan bawaan sebenarnya, Kakakku saja sudah berusaha berlatih tapi tetap saja tidak bisa menggunakannya," ujar Triyas.

Tiger mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti, pada dasarnya memang ada beberapa sosok yang memiliki kemampuan bawaan, atau biasa disebut juga dengan kemampuan Spesial, itulah yang terjadi kepada Triyas.

Tiger tidak banyak bertanya lagi, ia hanya memegang perutnya, menatap Triyas sambil tersenyum simpul. Wanita itu yang tahu apa maksud Tiger, ia balas tersenyum, berdiri dan pergi ke dapur masak untuk Tiger.

...***...

Sementara itu di kerajaan Hyena....

Raja Hyena sangat geram karena buruan mereka di gunung Tall berhasil kabur, padahal jika mereka tertangkap, maka kerajaan Hyena akan memiliki banyak budak baru.

"Kalian semua tidak becus! Hanya mengurus beberapa orang saja tidak sanggup!" raung Raja Dubuk geram.

Para Komandannya hanya bisa menundukkan kepala sambil bertekuk lutut dihadapan sang Raja, mereka semua tidak bisa berkata-kata.

Vult pemimpin Ras burung bangkai yang menjadi petinggi kerajaan Hyena, ia maju kedepan untuk memberikan sebuah saran.

"Baginda Raja, kenapa kita tidak langsung saja menyatakan perang terbuka, kekuatan pasukan kita lebih banyak dari mereka," ucapnya penuh dengan penekanan.

Raja Dubuk mengerutkan keningnya. "Jangan bercanda kamu Vult! Jumlah mereka jelas lebih banyak dari Jumlah kita!"

Vult tersenyum. "Apa tadi saya bilang jumlah warga Baginda? Saya hanya bilang jumlah pasukan kita lebih banyak dari jumlah pasukan mereka, jika kita membahas jumlah keseluruhan memang kita akan kalah, tapi saat kita melihat jumlah pasukan, tentu kita memenangkannya, karena semua rakyat anda bisa bertarung!" seru Vult dengan bangga.

"Benar itu Baginda! Ras Buaya juga setuju!" timpal Codile pemimpin Ras Buaya.

"Ya aku juga setuju!" Sank Pemimpin Ras Ular juga menimpali.

Raja Dubuk terlihat sedang berpikir, ia butuh kepastian kalau perang yang akan dilakukan mereka bisa dimenangkan, jika tidak sama saja mereka hanya akan menghancurkan kerajaan Hyena.

Vult dan ketiga pemimpin Ras lainnya tahu kalau Raja Dubuk masih ragu, karena ia harus mempertaruhkan segalanya jika ingin melakukan perang tersebut.

"Jika anda masih ragu, kenapa tidak meminta bantuan Ras Serigala putih? Saya yakin White akan membantu kita, karena ia juga membenci Leon!" seru Codile meyakinkan.

Seketika semua yang ada di sana menoleh kearah Codile, menurut mereka idenya sangat bagus. Raja Dubuk juga menyukai ide tersebut, pasalnya White juga memiliki banyak pasukan, jadi ia bisa memperkuat serangan mereka nanti.

"Ide yang bagus, kita akan meminta bantuan White, keputusan perang atau tidak berada di dia. Codile, kau pergi hubungi White!" perintah Dubuk langsung.

"Baik Baginda!" jawab Codile mantap.

Raja Dubuk tersenyum simpul, mereka kemudian melanjutkan pembahasan rencana penyerangan tersebut sebentar sebelum akhirnya mereka membubarkan diri.

Mereka semua menyeringai karena perang akan segera dimulai, hari dimana mereka akan menyerang kerajaan Beast habis-habisan.

Kebencian mereka terhadap Raja Leon karena telah berani mengasingkan Ras mereka akan segera terobati jika perang itu terjadi.

Sebenarnya Raja Leon tidak salah sama sekali terhadap mereka, karena sosok Leon tidak ingin rakyatnya terpecah belah, ia mengusir Ras-Ras yang dikiranya akan membuat perselisihan pendapat.

Seperti Ras ular yang seolah ingin memiliki hutan sendirian dan Ras buaya yang ingin menguasai wilayah sungai. Kedua Ras tersebut memang buangan dari kerajaan Beast, sebelum bergabung dengan Kerajaan Hyena. Karena itulah mereka begitu membenci Raja Leon.

...***...

Sementara kerajaan Hyena yang sedang bersiap untuk menyerang kerajaan Beast dengan meminta bantuan Ras Serigala putih.

Di kerajaan Beast, mereka sedang berbenah untuk membantu kelompok macan putih yang sedang mulai membuat rumah didekat kelompok macan putih lainnya yang sudah berada di kerajaan Beast terlebih dahulu.

"Tuan Trul dan tuan Troyan, rumah pusat untuk kalian sudah bisa untuk istirahat, silahkan kalian istirahat terlebih dahulu," ucap salah satu bawahan setia Ayah Troyan.

"Paman Tiels, kita sekarang bukan tinggal di gunung Tall, kedudukan kita sama, biarkan aku juga ikut membantu pekerjaan kalian dan lebih baik Kakek saja yang disuruh istirahat," jawab Troyan yakin.

Tiels tersenyum. "Tidak tuan, walaupun kita sudah memiliki pemimpin baru di kerajaan Beast ini, tapi kalian berdua masihlah menjadi pemimpin kami," ujarnya yakin.

"Sudah ku duga, kalian pasti punya niat tersembunyi tinggal di sini!" ucap Marc yang tiba-tiba muncul di sana bersama dengan Harci dan beberapa pasukan kerajaan.

"Inilah akibatnya Raja Leon terlalu baik hati, lihatlah mereka yang diselamatkannya tidak memiliki rasa hormat sama sekali!" timpal Harci sambil menatap sinis Troyan dan yang lainnya.

Tiel terusik dengan perkataan Marc dan Harci, ia akan menyerang mereka berdua. Namun, Troyan menghentikannya.

Tiels menatap Troyan dengan bingung, tapi pemimpinnya itu menggelengkan kepala, agar Tiels tidak terpancing dengan mereka berdua.

"Tuan-Tuan maafkan kami yang berbicara seenaknya, kami tahu telah salah berbicara, tolong maafkan kami," ucap Trul sambil menundukkan kepala.

Marc dan Harci meludah didepan Trul, mereka kemudian pergi meninggalkan tempat tersebut. Tiels sangat marah, kalau saja Troyan tidak memeganginya mungkin ia sudah melawan mereka berdua, karena berani menghina tetua mereka.

Terpopuler

Comments

Red Ant

Red Ant

👍👍👍😁👍👍👍

2023-05-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!