Hantu Atau Malaikat

Jika Isaac sibuk menggerutu karena Han sulit dihubungi, maka pemuda yang tengah dimaki oleh Isaac itu, kini tengah bercucuran keringat. Bermaksud memakai mobil Nanto yang diparkir di basement, siapa sangka jika pria itu justru menemukan hal mengerikan di basement hotelnya.

Satu iblis bersemayam di sana, menyerap energi spiritual dari siapapun yang lewat di sana. Beruntung jika korbannya tidak meninggal. Jika tubuh mereka lemah ajal sudah pasti menjemput. "Ini kenapa tidak pernah ada yang melapor padaku sih?" gerutu Han sambil menegakkan tubuhnya kembali. Dia baru saja kena hantam oleh iblis itu.

Iblis itu menggeram marah, melihat Han masih bisa berdiri padahal sudah berkali-kali kena pukul. Han sendiri merasa kecolongan lagi. "Masak gedung ini harus dibersihkan sih." Gumam Han tidak sabaran memukul iblis itu dengan tangannya. Si iblis mengerang kuat saat tangan kirinya putus karena pukulan energi spiritual Han yang kuat.

"Pergi dari sini atau kubebaskan!" Han memberi dua pilihan. Pria itu menyentuh gelangnya, dan pedang hijau itu langsung muncul di tangan Han. Iblis itu mundur ketakutan melihat pedang Han berkilau di tengah gelapnya basement hotel Shine.

"Sudah terlambat! Penawaranku tidak berlaku dua kali!" Han melompat maju, sambil menebaskan pedang ke arah leher iblis itu. Kepala iblis itu menggelinding jatuh ke lantai, terpisah dari badannya. Han tersenyum puas. Namun detik berikutnya, senyum Han memudar, melihat kepala iblis itu melayang lalu menyatu kembali dengan tubuhnya.

"Ampun deh hidup lagi. Woi cepetan dong mati! Aku ada urusan lain!" Bentak Han kesal. Pria itu harus memutar otak, bagaimana menghabisi iblis kebal mati ini. Sedang dia tahu, sejak tadi Isaac memanggilnya, Irish perlu dirinya agar bisa kembali. Diavolo memang tidak menawannya. Namun jika Irish terlalu lama di dunia iblis. Itu akan sangat berbahaya untuk diri Irish.

Han beberapa kali melompat, menghindari serangan iblis itu. Sesekali Han menyerang iblis dengan pedangnya. Namun hal tersebut sia-sia. Han belum menemukan kelemahan lawannya. Hingga saat Han melompat, melewati atas kepala si iblis, Han melihat benda berkilau tertancap di kepala sosok itu. Saat itulah satu ingatan masuk ke kepala Han.

"Oohh kayak hantu China. Pakunya ditancepin di kepala."

"Ah elah lupa, ada yang model kerah Shang Hai alias China." Tanpa membuang waktu Han lagi-lagi melompat tinggi. Beberapa kali mencoba mencabut benda seperti paku di atas kepala si iblis, tapi gagal. Pemuda itu mendengus kesal, waktunya terasa terbuang percuma di situ. Geram, lelah menjadi satu.

Han menghembuskan nafasnya kasar berkali-kali. Ingin segera mengakhiri duel unfaedah ini. Iblis itu menyerang Han lagi dan lagi, keinginan makhluk tersebut untuk menyerap energi Han semakin menjadi. Layaknya makanan, Han begitu lezat untuk dicicipi.

Aargghhhhh

Han lengah, pedangnya terpelanting, terlepas dari tangannya, detik berikutnya dua bola mata melotot saat tangan dingin berlendir menjijikkan makhluk itu menyentuh wajahnya. Energi spiritual Han seketika terserap oleh si iblis.

Tubuh Han serasa lemas, energi Han terkuras. Pemuda itu mulai kehabisan energi. "Gila daya hisapnya luar biasa." Han membatin merasakan kuatnya makhluk itu mengambil energinya. Saat Han berusaha memanggil pedangnya kembali, saat itu tubuhnya mulai jatuh berlutut. Han kehilangan seperempat energinya.

Brraaaakkkk

"Menjauh darinya!!!"

Satu teriakan melengking masuk ke telinga Han. Tubuh Han ambruk, saat tangan iblis itu lepas dari wajahnya.

"Mas bangun!!!"

Suara Nanto membuat Han membuka mata yang hampir terpejam. Nanto akan habis ditangan iblis itu. Han mengumpulkan sisa kekuatannya. Tangannya terulur, dan pedang hijau miliknya langsung meluncur ke arahnya. Pemuda itu, berlari ke arah Nanto yang mulai dicekik oleh si iblis.

"Kalau dicabut tidak bisa. Hancurkan saja!" Kata Han santai. Tubuh Han melayang tinggi sebelum akhirnya menukik ke bawah, menancapkan ujung tajam pedang hijaunya ke kepala si iblis. "Jleebb" Han menekan kuat pedangnya hingga benda runcing itu tenggelam semakin dalam.

Raungan penuh kesakitan menggelegar di tempat sunyi itu. Si iblis beberapa kali menggoyangkan kepala, mengusir Han yang masih bertengger di atas sana, sambil menghunjamkan pedangnya.

Saat Han melompat turun, pria itu turut menyambar Nanto yang tampak shock dengan apa yang baru saja terjadi. Pria itu tidak melihat jelas, hanya samar-samar insting mata batinnya memperlihatkan apa yang berlaku di depannya.

"Mati, Mas?" tanya Nanto dengan wajah pias. Han tersenyum lucu. Satu sentuhan jari Han di kening Nanto membuat pria itu menjerit histeris, langsung menyembunyikan diri di belakang tubuh tinggi besar Han.

"Kok pakai dibuka segala sih!" Protes Nanto karena Han justru membuka mata batinnya yang sudah lama tertutup.

"Biar gak kepo lagi." Balas Han santai.

"Tapi kan saya jadi gak berani tidur sendiri. Kalau mereka nongol depan mata gimana. Apalagi mereka suka sama orang yang bisa melihat mereka." Oceh Nanto panjang lebar.

Keduanya bicara sambil melihat si iblis yang berubah menjadi kepulan asap setelah terbakar sebelumnya.

"Biar kamu di-hap sama mereka." Gurau Han.

"Mas, tutup lagi aja. Saya gak mau..hiiiiii. Mana kagak ada yang cantik lagi." Nanto bergidik, melewati beberapa hantu yang menatap penuh minat padanya.

Nanto buru-buru ikut masuk ke dalam mobilnya, setelah Han masuk dan memanaskan mesinnya. Padahal Nanto tadinya tidak berencana untuk ikut Han, tapi berhubung dia dikelilingi makhluk tak kasat mata menyeramkan, ikut dengan Han adalah pilihan yang tepat. Dari pada dia mati berdiri saking takutnya.

"Tutup lagi aja, Mas. Saya takut lihat mereka. Serem semua, gak ada yang cantik apalagi ganteng." Rengek Nanto lagi, hilang sudah kedewasaan pria tersebut.

"Kamu mau sama hantu cantik. Nanti aku kenalin sama sandal. Dia cantik."

Sandal? Sandal siapa? "Idih ogah. Kok sama sandal." Nanto mencengkeram seat belt-nya, saking takutnya.

"Sandal yang ini cantik kok, biar pun namanya sandal."

"Ngapain nyebut namaku?!"

Nanto menjerit histeris, melihat Meli muncul tiba-tiba di kursi belakang, bersama dengan Isaac.

"Ihhh... ngaku namanya sandal." Ledek Han. Bola mata Nanto melebar sempurna. Hampir saja dia pingsan melihat penampakan Isaac dan Meli.

"Ke mana aja sih?" Kata Isaac marah.

"Sorry, ada gangguan tadi."

Isaac melihat ke arah Han. Bisa dia rasakan aroma pertarungan yang baru saja terjadi.

"Aku gak apa-apa. Tapi dia yang apa-apa."

Han melirik ke arah Nanto yang wajahnya sudah pucat pasi, melebihi mayat. Pria itu menatap ke arah Isaac dan Meli tanpa kedip, tanpa gerak. Sepertinya video yang tengah di-pause. Baru kali ini Nanto melihat ada hantu setampan Isaac dan secantik Meli. Dulu Nanto biasa melihat hantu yang wujudnya amburadul, jadi dia ketakutan saat itu.

"Ma..ma...mas Han, mereka beneran hantu. Bukan malaikat." Akhirnya Nanto bisa bicara.

"Aku malaikat pencabut nyawa...mau ikut denganku?"

Nanto menjerit sekuat yang dia bisa, mendengar suara menyeramkan milik Meli. Sementara Isaac dan Han hanya bisa mengulum senyum mereka. Melihat tingkah konyol Meli dan Nanto.

***

Pagi semua, salam hangat dari hantu tampan dan hantu sandal eh Meli 🤭🤭

Up lagi readers.

Jangan lupa tinggalkan jejak. Terima kasih.

***

Terpopuler

Comments

Yosephine Nidya Ayu Puspajati

Yosephine Nidya Ayu Puspajati

Visualnya Issac siapa ya kak?

2023-05-22

1

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

pagi buuund ...
kemarin nggak up to jebule

2023-05-22

1

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

wkwkkwkw

2023-05-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!