Irish melirik ke arah sang kakak yang sejak tadi berusaha lepas dari Meli. Hantu wanita itu benar-benar menempel pada Isaac. Selalu mengikuti ke mana Isaac pergi. Ada rasa geli dalam diri Irish melihat bagaimana jengahnya Isaac dengan ulah Meli.
Berulangkali diusir oleh Isaac nyatanya tidak membuat Meli pergi. Wanita itu kekeuh mendekati Isaac. "Pergi gak kamu?!" Teriak Isaac untuk kesekian kali.
Bukannya takut, Meli justru memasang tampang memelas. Seolah Isaac baru saja menyakitinya. Hal itu membuat Irish terbahak. Satu hal yang membuat Dea heran. Pasalnya tidak ada hal lucu yang terjadi, kenapa atasannya tertawa.
Tidak ada yang tahu soal Isaac yang selalu ada di samping Irish. Kecuali mbah putrinya. Dan hanya kepada mbah putrinya Irish akan bercerita pengalaman spiritual-nya bersama Isaac. Bahkan Livia dan Lendra pun tidak tahu kalau Isaac selalu berada di sekitar mereka. Menjaga mereka termasuk sang adik Ivan.
"Mbak, meetingnya yang dengan Shine Hotel diundur sampai besok. Ada beberapa perubahan dalam konsep uniform mereka.
Irish tersenyum mendengar kabar dari Dea. Berarti pekerjaanya sudah selesai. Shine Hotel sedang mengadakan pembaruan dalam seragam staf dan karyawannya. Mereka ingin look yang segar dan dapat mencerminkan citra hotel mereka. Hotel Shine berencana memesan kain dari pabrik garmen yang saat ini Irish pimpin, Tania and Co.
Jika pekerjaannya sudah selesai, maka dia punya waktu menyatroni Beno di kantor sang Papa. Sekalian mengunjungi Lendra dan sang adik, Ivan. Meski Ivan masih kuliah, tapi Ivan sudah bisa membantu di kantor Lendra.
Ivan akan mengambil alih kantor arsitek dan properti milik sang ayah. Sementara dirinya menggantikan tempat Livia di pabrik garmen tersebut.
"Seharusnya kau yang ada di sini kak, jadi aku bisa ke fashion magazine-nya kakek buyut." Gerutuan Irish saat gadis itu teringat sang kakak yang sudah meninggal. Jika sudah begitu, Isaac akan memeluk sang adik. Dia tahu, bahkan setelah 21 tahun kematiannya, Irish belum merelakan kepergiannya. Terlebih Isaac selalu bersama Irish selama ini.
Namun tahun ini akan berbeda, kepulangannya semakin dekat, dan dia belum bisa membuat Irish dan Han bersama. Isaac yakin jika Hanlah orang yang diramalkan akan menggantikan tempatnya untuk menjaga Irish.
"Ayo pergi." Ucapan Irish membuat Isaac menoleh. Di sampingnya Meli ikut berdiri. Sebab yang diajak bicara memang Meli. Irish meluncur keluar dari pabriknya di kawasan Rungkut, Surabaya. Mengarahkan mobilnya ke pusat kota. Di mana kantor sang papa berada. Dalam sekejab, Isaac dan Meli muncul di mobil Irish.
"Yakin mau melakukannya sekarang?" Isaac bertanya pada Irish melirik ke arah Meli yang duduk di kursi belakang.
"Setidaknya kita lihat kerjaannya si Beno itu dulu kan." Alis Irish naik sebelah saat menjawab pertanyaan Isaac.
"Bunuh aja langsung!" Potong Meli cepat.
Isaac dan Irish saling pandang. Mereka tahu bagaimana marahnya Meli. Enam bulan terkubur di belakang rumah Beno tanpa ada yang tahu kelakuan bejaatt pria itu. Beno selalu bersikap baik di hadapan semua orang. Tidak tahu kenapa saat Meli menjadi asisten Beno hal buruk itu menimpanya.
Semua staf mengangguk hormat saat Irish masuk ke kantor sang papa. Tanpa tahu dua makhluk tak kasat mata mengekor Irish. Naik ke lantai sepuluh di mana divisi keuangan berada. Bukannya langsung naik ke ruangan Lendra. Irish justru seperti seorang petinggi yang tengah melakukan sidak. Kontan, semua staf yang masih ada di lantai itu dibuat kelabakan dengan kedatangan Irish, selaku putri dari pimpinan tempat mereka bekerja.
"Tidak perlu takut, saya cuma lewat kok." Kata Irish santai, saat semua orang langsung sibuk menyambut dirinya. Termasuk seorang pria dengan postur tinggi besar, tampan juga. Irish seketika meringis saat Meli mencubit lengannya. Saking geramnya melihat Beno.
"Cocok sekali jadi tukang rudapaksaa." Bisik Irish.
"Makanya bunuh aja sekarang!" Geram Meli. Dia mengatakan itu, karena berulangkali mencoba menyentuh Beno tapi tidak bisa. Padahal dengan Irish, Meli bisa melakukan kontak fisik. Aneh kan.
"Gak seru dong kalau langsung dieksekusi."
Kata Irish santai saat ketiganya keluar dari divisi keuangan, mengabaikan makian dan umpatan dari bibir Meli.
"Bisa diam gak tu mulut. Aku kirim pulang kalau gak bisa mingkem!" Ancam Isaac. Meli langsung memanyunkan bibirnya. Hantu itu menghilang saat mereka tiba di ruangan Lendra. Namun bukan Lendra yang ada di ruangan itu. Melainkan Ivan, adik Irish. Remaja sepantaran Han yang sudah terlihat dewasa itu langsung menggamit lengan Irish manja.
Pemandangan yang membuat Isaac memutar matanya jengah. Irish manja dengannya dan Ivan manja dengan Irish. Sungguh lingkaran setann yang susah diputus, kecuali Isaac berhasil pulang ke alamnya
Obrolan receh pun mengalir antara dua beradik itu. Isaac yang tidak bisa berkomunikasi dengan Ivan, memilih pergi. Setelah berbisik pada Irish untuk pamitan.
Isaac muncul di rooftop gedung kantor Aditama Grup. "Masih mau nangis?" Meli menoleh ke arah Isaac. Pria itu berdiri acuh di samping Meli, berjarak lebih kurang dua meter. Meli duduk di pagar pembatas rooftop tersebut.
"Gaklah, sudah habis air mata buat nangisin hidup yang gak bisa diputar balik." Jawab Meli tegas, wanita itu kembali mengarahkan pandangannya ke depan. Isaac sesaat melihat ke arah Meli. Hantu wanita itu cukup pelik. Sangat mudah berubah suasana hatinya.
Malam menjelang, pria bernama Beno itu masuk ke sebuah gedung tua. Di mana di dalam bangunan itu terdapat satu tempat yang disebut punden. Sebuah tempat di mana seseorang bisa meminta apapun dengan imbalan tumbal jiwa manusia. Punden sendiri sebenarnya hanyalah sebutan lain untuk tempat berkomunikasi dengan raja iblis. Dalam hal ini Diavolo. Ya, rupanya raja iblis itu eksis di berbagai tempat di belahan dunia. Meski keadaan Diavolo saat ini belum pulih, tapi percayalah. Banyak antekk dan anak buahnya yang akan mengambil alih tugas itu.
Didalam gedung itu, Beno tampak membungkuk memberi hormat, seolah ada seseorang di hadapan pria itu. Beno beberapa saat terdiam, tapi rupanya bukan itu yang terjadi sebenarnya. Pria itu sedang merapalkan jampi-jampi untuk memanggil raja iblis, Diavolo. Walau sebenarnya jarang sekali Diavolo turun tangan bertemu klien-nya.
"Mana dia?" satu suara menyeramkan membahana di tempat itu. Bulu kuduk Irish langsung merinding dibuatnya. Gadis itu nekat menguntiit Beno setelah pria itu keluar kantor. Dan di sinilah dia. Bersembunyi di balik tembok yang catnya sudah terkelupas dengan keadaan rusak di sana sini.
"Suaranya kok kaya kenal ya?" Batin Irish. Betapa cerobohnya Irish, pergi tanpa memberitahu Isaac.
"Aku...aku...belum dapat calonnya." Beno menyahut ragu.
"Kau tahu, tenggang waktunya hampir tiba. Jiwa yang kemarin untungnya masih suci hingga tuanku sangat menyukainya."
Beno tersenyum, dia ternyata tidak salah memilih korban. Terlebih dia sendiri memang membuktikan kalau Meli masih gadis saat dia menerobos masuk tubuh Meli, dengan jiwa Diavolo yang merasukinya. Jadi wujudnya Beno tapi isinya Diavolo.
"Meli....di mana aku harus mencari yang sepertimu. Tubuhmu sangat nikmat, bahkan ketika raja iblis merasukiku, aku masih bisa merasakan sempitnya milikmu." Beno menggumam, namun ucapan itu masih bisa didengar oleh Irish. Yang karena kepo mendekat ke arah Beno.
"Jadi benar yang melakukan hal keji itu benar Beno. Gila! Jadi Meli dijadikan santapan raja iblis, sebagai tumbal." Irish sesaat bergidik ngeri. Dia sering mengikuti Isaac, tapi sang kakak hanya menolong jiwa kesasar yang belum menemukan jalan pulang. Kasusnya tentu berbeda dengan soal Meli.
Merasa yakin kalau Beno memang pelaku pembunuhan pada Meli, Irish berniat pergi dari sana. Namun saat Irish ingin keluar dari pintu gedung itu, kakinya menyenggol satu kotak kayu di sudut pintu, hingga terdengar bunyi "brakkkk" yang cukup keras. Suara yang tentu saja menarik perhatian Beno.
"Aduuhhh, ketahuan gak ya?" Batin Irish panik.
****
Up lagi readers, dan bang edi. Semoga penilaiannya gak berubah lagi 🤭🤭🤭
Jangan lupa tinggalkan jejak. Terima kasih.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Damar Pawitra IG@anns_indri
mesti iki...
mesti ...
hadeeeh bikin jnatungan
2023-05-09
1
Damar Pawitra IG@anns_indri
nggak maen krojo mas diavolo nya
2023-05-09
1
Damar Pawitra IG@anns_indri
wohooo dia muja
2023-05-09
1