Ribet

Kredit Pinterest.com

Irish meminta Dea menunggu di luar. Takutnya hal yang dia pikirkan benar-benar terjadi. Saat pintu tertutup, aura Diavolo langsung menyapa Irish. Irish seperti masuk ke sebuah ruangan dengan tembok tinggi mengelilinginya. Aura Diavolo serasa memenjarakannya, mengepungnya serta mengintimidasinya.

"Halo, ratuku." Suara dalam Diavolo serta merta membuat Irish mengarahkan tatapannya ke depan. Di mana sosok raja iblis itu berada. Duduk dengan gaya paling angkuh yang pernah Irish lihat. Sorot mata Diavolo tajam namun lembut menatap ke arah Irish.

"Mau apa ke sini? Kau membuat semua ketakutan." Protes Irish. Tidak suka jika raja iblis itu turun ke dunia. Jika manusia melihatnya terutama wanita mereka akan sukarela mengantri untuk jadi korban persembahan Diavolo.

Senyum raja iblis itu terlihat, dia selalu suka sikap Irish yang blak-blakan. Diavolo berdiri, detik berikutnya pria itu sudah berada di depan Irish. Menyentuh pelan dagu Irish, lantas berbisik di telinga Irish. "Aku merindukanmu."

Irish melangkah mundur, menjauhkan diri dari Diavolo. "Masih belum kapok ya aku hajar waktu di Chiang Mai." Irish memperingatkan pria yang semakin melebarkan senyumnya.

"Itu bukan kamu Irish." Sungguh Diavolo tidak bisa bersikap kasar di depan Irish. Dia akan bengis dan kejam di depan makhluk lain. Namun di depan Irish, raja iblis itu selalu bersikap lembut. Tidak peduli bagaimana marahnya Irish pada pria tersebut. Jengkel juga muak.

"Kalau bukan aku lalu siapa?" todong Irish. Memiliki Han sebagai mate tentu akan berbahaya bagi bocah tengil itu. Jika Diavolo mampu melacak aura Han, bisa dipastikan raja iblis itu tidak akan melepaskan Han.

"Kamu punya mate. Aku tahu itu. Tapi jangan kamu pikir, aku tidak bisa mengatasinya. Dia masih bisa menyembunyikan diri sekarang. Tapi sebentar lagi, aku akan menemukannya. Dan melepaskan ini dari darimu." Diavolo menyentuh dahi Irish, di mana simbol naga hijau bersinar redup di sana.

Irish terpaku di tempatnya berdiri. Tidak tahu kenapa tubuhnya tidak bisa bergerak. Diavolo seolah mengunci pergerakannya. "Jangan kamu pikir aku tidak bisa menyentuhmu, meski kamu memiliki mate. Aku akui dia cukup kuat. Tapi itu tidak berlaku sekarang."

Suara benda retak samar terdengar, Diavolo menusuk dahi Irish dengan kukunya yang tajam.

Di sisi lain, Han langsung memejamkan mata. Dia tahu ada yang mencoba meruntuhkan perlindungkan yang dia bangun untuk Irish. "Siapa ini? Kenapa auranya kuat sekali. Aku tidak bisa bertahan jika begini caranya." Han berkonsentrasi, kali ini dia membawa kesadaran Irish kembali. Saat Diavolo coba masuk ke pikiran Irish, mengontrol pikiran Irish.

Di tempat Irish, gadis itu langsung melompat mundur. Menghindari sentuhan Diavolo. Raja iblis itu tersenyum, mengetahui kalau mate Irish tahu akan tindakannya.

"Jangan berpikir aku akan menyerah begitu saja." Irish memasang kuda-kuda bersiap menyerang Diavolo.

"Bisa tidak kalau kita bertemu, tidak ada acara pukul memukul?" Satu pertanyaan konyol terlontar dari bibir Diavolo.

"Jangan aneh-aneh kamu. Kehadiranmu saja sudah membuat mode bertarungku on."

"Mode yang lain napa Ai." Sikap Diavolo makin lama makin konyol saja. Kenapa juga raja iblis itu memanggilnya sama dengan Han saat menyebut namanya.

Irish menurunkan acara kuda-kudanya, melihat Diavolo yang sepertinya tidak mood untuk meladeni adu jotosnya. Saat Irish lengah, saat itulah seringai Diavolo terbit.

Mata Irish membulat sempurna, saat Diavolo tiba-tiba sudah berada di depannya. "Jangan pernah menurunkan kewaspadaan di hadapanku. Apalagi itu kamu."

Dua tubuh itu menghilang dari pandangan, meninggalkan Volturi yang mendesah kesal. Tahu begini, dia enggan menemani raja iblis itu turun ke dunia manusia. Namun kekesalan Volturi menguap, mengingat ada satu gadis cantik yang ada di depan ruangan ini. Volturi memejamkan mata, jiwa iblis itu menghilang, masuk ke alam bawah sadar milik Dea.

Dea menganggapnya mimpi, tapi itu sebenarnya nyata. "Kita lihat, apa yang kau punya." Volturi perlu energi lebih untuk pulih dari luka yang diakibatkan oleh Isaac, Han juga Diavolo sendiri. Dan Dea sepertinya cocok untuk dijadikan mangsa.

Volturi menjelma jadi pria tampan, di hadapan Dea. Meski pada dasarnya Volturi sudah lumayan tampan. Bosnya begitu, anak buahnya juga lebih kurang. Dea tersenyum melihat ketampanan Volturi, berpikir itu tidak nyata. Volturi yang main sosor saja, langsung mendapat sambutan dari Dea. Dua jiwa itu langsung berciuman panas. Volturi bahkan sudah memindahkan tubuh Dea ke tempatnya. Sebuah kamar yang bernuansa hitam.

Hasrat keduanya membara, dengan Volturi mulai menyerap energi milik Dea. Kali ini pria itu tidak berpikir untuk menghabiskan Dea dalam sekali hisap. Ada hal menarik dalam diri Dea. Itu membuat Volturi penasaran. Dea berbeda dari semua gadis yang pernah dicobanya. Auranya lain.

Volturi menghentikan ciumannya, saat Dea sudah terkulai lemah kehabisan energi. Dea tidak sadarkan diri di kamar Volturi, kamar yang belum pernah orang lain masuki. Volturi tersenyum tipis melihat penampilan Dea yang berantakan akibat ulahnya. Blus gadis itu sudah terbuka semua kancingnya, menampilkan penutup dada berwarna merah yang menyembunyikan bukit sintal yang membuat pria lain akan ngiler saat melihatnya.

"Ternyata gadis dunia manusia ada yang menarik juga." Gumam Volturi. Pantas saja, atasannya bisa tergila-gila pada Irish, seorang anak manusia yang terikat perjanjian lama leluhurnya.

"Aku akan menikmatimu, tapi tidak kali ini. Aku akan menunggu waktu yang tepat."

Gawat! Dea juga sudah ditandai oleh Volturi. "Apa yang kau lakukan?" Isaac menyambut kemunculan Volturi dengan pedang biru yang berada di depan lehernya.

"Aku hanya minta sedikit makanan padanya." Balas Volturi santai, menepis pedang Isac dengan kekuatannya, lantas merebahkan tubuh Dea di sofa ruang kerja Irish. Mengabaikan tatapan penuh ancaman dari Isaac juga Meli.

"Di mana adikku?" Kemunculan Volturi di tempat itu, tentu tidak sesederhana kelihatannya. Pasti ada maksud tersembunyi di balik itu semua.

"Adikmu? Calon ratuku?"

"Irish tidak akan pernah jadi ratu kalian!" Potong Isaac cepat.

"Tapi dia menginginkannya...."

"Di mana dia?" Isaac lagi-lagi menyela jawaban Volturi.

"Emmm, berkencan mungkin." Tubuh Volturi menghilang setelah menjawab pertanyaan Isaac. Meninggalkan kakak Irish itu menggeram marah. Isaac melihat ke arah Meli yang memeriksa Dea. "Dia hanya diserap energi spiritualnya."

"Apa Volturi menyentuhnya?" Ini akan berbahaya jika Dea masih hidup setelah Volturi menidurinya.

"Sepertinya belum, dia hanya menciumnya. Tapi dia seperti menyukai Dea."

Isaac menghembuskan nafasnya kasar. Kenapa juga itu asisten raja iblis harus ikut-ikutan menyukai manusia juga. Kan dia tambah repot jadinya. Sang adik diculik Diavolo, dan Dea malah jadi incaran Volturi.

"Hadeuuuhhh, kenapa semua jadi ribet begini sih. Mana Han sejak tadi susah dihubungi lagi. Kan dia yang sekarang bisa mencari aura Irish. Bisa memanggilnya pulang." Gerutu Isaac.

***

Up lagi readers.

Jangan lupa tinggalkan jejak. Terima kasih.

****

Terpopuler

Comments

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

laaah mesakke Dea
sik sik
iki kayane akan banyak adegan pluss pluss 🤭🤭🤭

2023-05-20

1

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

welaaah Raja Iblis ndagel

2023-05-20

1

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

eaaa, Han
awas Han
calon istri Han

2023-05-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!