"Isaac, kau jangan bercanda!" Han langsung mengutarakan protesnya. Saran dari Isaac sungguh tidak bisa Han terima.
"Kau sudah melihat kemampuannya kan?" Han terdiam seketika. Dia ingat bagaimana lihainya Irish dalam mengayunkan pedang dan menghajar jiwa Beno hari itu. Tapi yang ini lain.
"Yang ini lain, jelas dia akan memakai hipnotis, pelet, sirep, pemikat...."
"Hei...kau ini orang mana sih? Tahu banyak soal itu." Han mendengus kesal mendengar Isaac memotong perkataannya.
"Maae Jawa-Korea, Phoo Thailand." Jawab Han singkat dengan wajah manyun.
"Patut namamu Jawa."
"Stop bahas nama! Kita lagi bahas iblis mesum yang hobi main itu." Geram Han. Meli, si sandal setia menyimak sambil senyum-senyum sendiri. Dua pria tampan beda dunia sedang berdebat, siapa yang akan melewatkan pemandangan indah. Seperti surga pindah depan mata gak sih.
"Kita tidak punya waktu untuk mencari kandidat lain."
"Suruh si sandal yang jadi umpan."
"Auranya beda cumi!"
Haishhhhh, Han mengetatkan rahangnya. Merasa buntu dengan ide ini. Hingga satu ucapan Isaac membuat Han mulai melunak hatinya. Irish punya perlindungan mate dari dirinya. Iblis itu tidak bisa menyentuh Irish. Namun Han segera menyangkal, bagaimana jika kekuatan iblis itu kuat, dan bisa menyentuh Irish. Han sungguh tidak rela.
"Kita akan memantaunya. Aku juga tidak mau adikku jadi korban iblis omeshh itu."
"Malah ribut sendiri! Jadi gak nih?" Han melotot melihat tampilan Irish. Memakai kemeja putih sebatas paha membuat gadis itu terlihat seksi.
"Huwaaaaa, kenapa tampilanmu gitu sih?" Han mode bocil muncul.
"Apa sih? Ini pakai hot pants tahu." Jelas Irish, mengangkat sedikit kemejanya hingga terlihatlah celana ketat hitam yang melindungi bagian bawah tubuh gadis itu.
"Dah gak jadi njebak si iblis. Kita nikah aja yuk."
Tawa meledak hebat di kamar Han, Isaac dan Meli terpingkal-pingkal mendengar ucapan Han. "Woelah ni anak dah kebelet kewong." Kata Meli dengan mata berair menahan sakit di perut akibat tertawa.
"Agak lain ini anak." Gumam Isaac.
"Jadi lanjut gak rencananya. Kalau gak aku mau balik turu. Ayah sudah mulai curiga aku keluyuran malam-malam."
"Bilang aja kencan ama Eric. Ayah gak bakal ngelarang."
Han langsung memicingkan mata, mendengar nama pria lain disebut oleh Isaac. "Iiihhh...kakak jangan sebut Eric di sini dong. Dia lebih horor dari setan manapun yang pernah ada." Gerutu Irish.
"Eric siapa?" Kepo Han.
"Calon mantu idaman ayah dan ibu."
"Kamu dijodohkan?"
"Gak ya? Aku gak mau dijodohkan.Jodohku pilihanku sendiri. Enak saja main jodoh-jodohin."
Perdebatan itu kembali terjadi. Adik beradik plus Han, ketiganya terlibat seteru kata hampir setengah jam. Sampai peringatan dari Meli membuat adu mulut itu berakhir.
"Kalian mau bertindak tidak? Aku merasakan auranya di sekitar sini."
Ketiga orang itu berhenti berdebat. Isaac dan Han saling pandang. Benar kata Meli kalau iblis terasa di dekat mereka.
"Auramu pasti menarik mereka." Isaac melihat ke arah Irish. Han dengan cepat mendekati Irish. Dua jari pria itu perlahan mengusap mata Irish.
"Aku pinjamkan mata batinku padamu." Pria itu berkata lembut.
Mereka pun bergerak, meninggalkan Irish dalam kamar Han. Han masuk ke kamar mandi setelah menurunkan level auranya. Sementara Isaac dan Meli menembus jendela, melayang di luar benda persegi dari kaca itu.
Terdengar pintu diketuk. Irish berjalan menuju pintu, membukanya. Tubuh Irish langsung ambruk begitu pintu dibuka.
"Sial! Dia langsung mengeksekusi Irish!" Geram Han. Di luar jendela Isaac dan Meli saling pandang. Melihat tubuh Irish berada dalam gendongan sosok berwarna hitam. Di kamar mandi, Han malah ribut sendiri. Dia tidak rela jika Irish disentuh orang lain. Apalagi ini iblis mesum, bisa saja dia melakukan hal yang sering dia lihat di tanah kelahirannya. Tidak! Tidak bisa! Han tidak bisa membiarkannya begitu saja.
Pria itu menyentuh handle pintu kamar mandi. Melangkah masuk ke kamarnya. Saat itulah dia melihat tanda dari tangan Irish. Satu kode yang meminta Han untuk menunggu sebentar. Irish ternyata tidak sepenuhnya jatuh dalam pengaruh iblis itu.
Satu lagi yang membuat Han heran adalah perubahan wujud makhluk itu. Tadi sosok itu hanyalah makhluk hitam tanpa rupa tapi sekarang wujud makhluk itu...adalah dirinya. Han mengucek matanya. Dia tidak salah lihat kan. Melalui kaca jendela, Han dan Isaac saling bertukar pandangan.
Di posisi Irish, gadis itu sesaat teekejut, melihat makhluk tersebut berubah wujud persis Han. Kenapa dia jadi Han? Pikir Irish bingung. Sosok Han jadi-jadian itu mulai menurunkan wajahnya. Makhluk itu menyerupai Han tanpa mengenakan pakaian sama sekali. Irish yang sempat mengintip langsung memejamkan matanya kembali saat melihat milik Han KW yang super besar. "Busyet dah apa iya anunya Han juga segede itu." Batin Irish koplak.
Untuk sesaat Irish sungguh bisa merasakan makhluk itu mulai masuk ke pikirannya, mencoba mengambil alih kendali pikiran Irish dan membuat Irish berada dalam pengaruhnya. Irish terlena saat bibir iblis mesuum itu menyentuh bibirnya.
"Gila! Rasanya persis sama dengan ciuman si bocah tengil itu." Irish masih bisa membandingkan. Makhluk itu pro sekali dalam hal adu bibir. Mestilah, jam terbang dia sudah tinggi. Irish mulai masuk ke dalam permainan iblis itu. Pandai sekali dia membawa orang masuk dalam permainan lidahnya.
Sampai dititik Han dan Isaac mulai bergerak saat iblis itu mulai menyesap leher Irish, Han segera memunculkan array perlindungan untuk Irish, ya kali dia mau Irish di sentuh iblis mesum itu lebih jauh.
"Katakan siapa kau?" tanya Irish setelah menyadari Han melindunginya.
Makhluk itu terkejut melihat mata Irish yang terbuka dengan kesadaran penuh milik gadis tersebut. "Kau ada di bawah pengaruh hipnotisku." Suaranya bahkan persis Han.
Irish membuka kepalan tangannya, di mana pedang biru Isaac mulai terbentuk. Heran sekaligus aneh, tangan Irish bisa memegang pedang Han dan pedang Isaac padahal dua pedang itu khusus diberikan pada dua pria itu.
"Kau utusan Diavolo atau raja iblis yang lain?" satu tangan Irish menyentuh dada Han gadungan itu. Sosok itu mengerang nikmat. Namun hal lain yang Irish rasakan. Pikiran Irish terhisap ke pusaran ingatan iblis di hadapannya.
"Orang tuamu sudah menjualmu kepadaku. Karena itu kau adalah milikku mulai hari ini."
Suara Diavolo terdengar di kepala Irish. Raja Iblis itu harus dimusnahkan. Tanpa Irish sadari Han tiruan sudah mulai menciumi dadanya. Hingga perlindungan Han membuat sosok itu terpental jauh ke dinding. Makhluk itu menggeram marah.
"Iblis mesum brengsek! Beraninya kau memakai wajahku. Mana langsung polosan lagi. Wooiii, replika milikku jangan diumbar dong! Aib itu, cuma Irish doang yang boleh melihat dan menikmatinya nanti!"
Plaaakkkk, keplakan dari Irish menghentikan ucapan absurb dari Han pada sosok yang tetap dengan wujud telanjaangnya itu. Sosok itu kini menatap pada Irish dan Han yang berdiri berdampingan. Cukup terkejut dengan kemunculan Han yang tidak dapat dia deteksi auranya. Pun dengan Irish yang ternyata tidak bisa dia kendalikan pikirannya.
"Jangan diliatin!" seru Han kesal, sebab Irish sejak tadi tidak berkedip melihat ke sosok itu. Lantas melihat ke arah dirinya.
"Hebat bener yak kloning-nya, sampai itu nya juga."
"Aiirishhh!!!"
Han sungguh kesal dengan iblis mesumm yang meniru dirinya hampir 100%.
****
Kredit Pinterest.com
Ya ampun Han, othor aja pengen kek lu ada sepuluh, bisa karungin satu dibawa pulang.
Up lagi readers. Jangan lupa tinggalkan jejak ya, terima kasih.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Damar Pawitra IG@anns_indri
ikut ikut PO
wkwkkw
ganti lagi bund cover e
2023-05-17
1
Damar Pawitra IG@anns_indri
itu apa Ris
wkkwkwk
2023-05-17
1
Damar Pawitra IG@anns_indri
gila nih iblis, player level iblis ehhh
2023-05-17
1