Beda Dunia

Tubuh Irish terasa lemah, gadis itu mengangkat wajahnya, berusaha melihat jauh ke depan sana. Di mana seorang pria tengah menatapnya tajam. Dengan pakaian kebesaran, pria itu duduk di singgasananya. Irish merutuki kebodohannya, berkunjung ke kuil Wat Phra That Doi Suthep, sepertinya sebuah kesalahan.

Jiwa Irish langsung terhisap masuk ke dimensi di mana pria yang ada di depannya adalah penguasanya. "Selamat datang ratuku." Suara itu terdengar dalam dan berat. Meski ada kesan seksi di dalamnya.

"Aku bukan ratumu! Berapa kali kubilang!" Irish menegakkan tubuhnya, lantas berusaha berdiri. Tidak ada sang kakak di sisinya, Irish harus berjuang sendiri untuk keluar dari tempat ini. Pria itu berjalan ke arah Irish, dengan Irish mulai memundurkan langkahnya.

"Kau masih mau mengingkari perjanjian itu?"

"Kau yang mengingkarinya! Kau bilang cukup sampai ke nenek buyutku. Tapi kenapa kau masih menburuku!" Protes Irish. Setahu gadis itu demikianlah perjanjiannya.

Suara tawa mengejek menggema di tempat tersebut, sebuah istana dengan nuansa gelap dan samar. Hanya sedikit penerangan yang ada di sana. Maklum saja, istana Raja Iblis tidak akan seterang tempat lain di muka bumi. Irish akui raja Iblis di depannya punya rupa yang menawan, tapi hal itu tidak membuat Irish tertarik.

"Pada awalnya aku berpikir seperti itu. Tapi setelah melihat betapa cantiknya dirimu. Aku berubah pikiran." Pria itu meraih dagu Irish. Gadis itu sontak meronta, berusaha menepis tangan Raja Iblis.

Kredit Pinterest.com

Meet Irish Isabell Aditama

"Wajahmu sangat cantik untuk jadi ratuku selanjutnya." Seringai raja Iblis.

"Aku tidak mau!" Raja Iblis itu tertawa melihat keberanian Irish. Belum ada satu pun wanita yang berani melawannya, namun Irish jelas berbeda. Melihat betapa tangguhnya Isaac, maka Irish pun tidak jauh berbeda. Gadis itu sangat mumpuni dalam berbagai seni bela diri.

"Kita lihat sampai kapan kau akan bertahan untuk menolak kemauanku...."

"Kalau kau menyentuh keluargaku, akan kuburu kau meski sampai ke ujung dunia." Potong Irish cepat. Terbiasa menghadapi makhluk tak kasat mata bersama Isaac, membuat Irish tidak takut pada apapun. Dia sudah melihat makhluk paling mengerikan yang pernah ada.

"Kau benar-benar membuatku penasaran, Irish. Baiklah, sembari menunggu kakakmu kembali, kau akan tinggal di sini."

Pria itu menjentikkan jarinya dan mereka sudah berpindah tempat ke sebuah kamar. Di mana sebuah ranjang besar berada di belakang Irish. Gadis itu langsung menjauhi Raja Iblis, namun pria itu seketika mengangkat tangannya, hingga tubuh Irish tertarik kembali ke arah pria tersebut.

"Aarrgghh, lepas!!!" Irish berontak saat Raja Iblis itu memeluk pinggangnya. Lantas mendekatkan wajahnya ke pipi Irish.

"Aku Diavolo dall'Inferno, selalu mendapatkan apa yang kuinginkan. 19 tahun aku menunggumu tumbuh dewasa, sebentar lagi umurmu akan genap 25 tahun. Saat itu aku akan menjemputmu." Bisik pria yang bernama Diavolo tersebut.

"Jangan mimpi....mmmpphhh...." Protes Irish terpotong saat Diavolo mencium bibir Irish. Gadis itu jelas terkejut. Tangan Irish bergerak memukuli dada bidang Diavolo, tapi pria itu tidak bergeming. Diavolo dengan cepat menahan tangan Irish, tanpa melerai ciumannya.

*

*

"Ahhhh, kenapa Paman Somchai bisa bersekongkol dengan Maae, sekarang aku harus tidur di mana." Gerutu Han sambil melangkah, sesekali menendang daun kering yang berserakan di sepanjang jalan. Pria itu berjalan kaki sejak tadi. Ingin menghemat biaya juga ingin meredakan gundah di hatinya.

Han beberapa kali mendengus kesal, dia punya Black Card dari Phoo-nya alias dari ayahnya. Tapi kalau dia menggunakan kartu sakti itu, sang ayah bisa tahu keberadaannya. Dia ingin menyatakan protes pada Maae-nya. Dengan bersembunyi untuk beberapa waktu.

Helaan nafas Han berhenti saat dia merasakan sekumpulan energi yang berasal dari roh. Pria itu melihat ke kiri dan kanannya. Saat itulah dia melihat Isaac yang tengah melawan satu iblis. "Dia kan pengawal si cewek itu. Di mana kembarannya?" Gumam Han, melihat ke sekelilingnya.

Bruuukkk

Aaarrgghhh

Han kembali melihat ke depan, di mana Isaac sudah tersungkur jatuh di hadapannya. "Kau tidak apa-apa?" Han berjongkok di depan Isaac, sesaat Isaac terdiam memandang Han. Sampai kemudian dia sadar kalau Han indigo, bisa melihatnya.

"Tidak. Aku tidak apa-apa." Isaac berdiri kembali diikuti Han. Keduanya lantas melihat ke arah makhluk tinggi besar yang berlari ke arah mereka. Siap memukul dengan tangan batunya. Iblis yang menyerang mereka memiliki tubuh batu. "Apa kau punya masalah dengannya?" Han bertanya sambil melompat ke samping menghindari pukulan makhluk itu.

"Aku tidak punya masalah dengannya. Aku hanya ingin membantu anak-anak itu menyeberangi gerbang nirwana agar mereka bisa pulang."

Isaac menjawab, juga sambil melompat ke belakang. "Biar kutebak, ternyata mereka punya backing hingga tak bisa pulang."

Han dan Isaac saling pandang, "Kau benar." Balas Isaac. Dua pria beda dunia itu tersenyum. "Serang bagian belakang kepalanya. Nyawa mereka ada di sana." Saran Han.

"Aku tahu, tapi sejak tadi dia selalu bisa membaca gerakanku." Kesal Isaac. Han terkekeh melihat ekspresi jengkel dari wajah pucat Isaac.

"Akan ku bantu mengalihkan perhatiannya."

Han berjalan mendekati iblis batu tersebut. Sangat santai seolah iblis itu tidak membahayakan Han. Si iblis menggeram senang. Berpikir akan mendapat makanan yang lezat, Han yang manusia tentu akan terasa enak untuk disantap. Isaac sesaat kagum pada Han. Dia belum pernah bertemu manusia sesantai Han saat berhadapan dengan iblis. Terlihat Han sudah biasa dengan hal seperti ini.

Han melompat tinggi ke arah samping, di mana makhluk itu mengikutinya. Han terus saja melakukannya, hingga posisi iblis batu itu membelakangi Isaac. "Good job." Isaac menarik satu garis lurus di depan wajahnya, hingga cahaya dari sebilah pedang biru langsung menyala di kegelapan malam.

"Kembalilah ke alammu, jangan mengganggu di sini!" Teriak Isaac sambil melompat lalu menghunjamkan pedang birunya tepat di tengkuk iblis tersebut. Makhluk itu meraung kesakitan, darah berwarna hijau mulai bercucuran keluar dari bekas tusukan pedang Isaac.

Makhluk itu masih mengamuk ke sana kemari, sambil memukul dan menendang apapun yang ada di depannya. Sampai akhirnya benda besar itu ambruk. Tak berapa terbakar lalu hilang menjadi asap tidak bersisa.

"Kau ini hantu tapi membasmi hantu, lucu sekali." Kekeh Han yang tidak mendapat balasan dari Isaac. Jiwa Isaac berjalan menuju ke tengah tanah lapang tersebut. Tangan Isaac terangkat membentuk gerakan seperti menyapu udara. Tak berapa lama sebuah gerbang berbentuk setengah lingkaran dengan ukiran yang begitu indah muncul di depan Isaac. Gerbang berwarna putih itu memancarkan cahaya yang cukup menyilaukan. Ada siluet bulan di tengah gerbang itu.

Kredit Pinterest.com

"Kemarilah. Kalian bisa pulang sekarang." Isaac berkata pada satu rombongan anak kecil yang memakai seragam sekolah. Anak-anak yang keduanya lihat siang tadi dari bus yang Han dan Isaac tumpangi. "Dia hantu yang baik." Batin Han kagum pada sifat Isaac.

Jiwa anak-anak kecil itu berjalan ke arah Isaac, dengan bantuan Isaac mereka bisa menyeberang melalui gerbang nirwana, pulang ke tempat seharusnya mereka berada.

"Terima kasih." Seorang anak berucap, sepertinya dia paham dengan semua ini. Isaac hanya tersenyum sebagai balasan.

"Aku ingin menemanimu, boleh?" tiba-tiba saja bocah itu bicara.

"Pulanglah dulu. Di sini bukan tempatmu."

Si jiwa bocah langsung memanyunkan wajahnya. Meski begitu, dia menurut saat Isaac menolongnya menyeberang gerbang tersebut. "Aku akan minta untuk kembali." Kata jiwa itu sebelum menghilang. Isaac hanya bisa menggelengkan kepala mendengar hal itu. "Dasar bocah, sekalinya bocah ya tetap bocah walau sampai mati sekalipun." Gerutu Isaac berjalan ke arah Han yang tengah melihatnya.

Keduanya berjalan beriringan. Dua pria itu hanya diam hingga Han mengulurkan tangannya. "Yohan Aditya." Pemuda itu memperkenalkan diri.

"Isaac Andromeda Aditama." Isaac menyambut uluran tangan Han. Han tampak berpikir, Aditama? Sepertinya pria itu pernah mendengar nama Aditama, tapi di mana ya.

"Kenapa tidak pulang?" Han bertanya to the poin.

Isaac menghela nafasnya, meski pada kenyataannya dia tidak lagi bernafas. "Semua karena dia. Aku belum bisa pulang." Isaac menjawab sendu. Menemukan manusia yang bisa diajak berkomunikasi adalah hal langka untuk jiwa yang berkeliaran di jalanan. Walau bagi Isaac, peraturannya jelas berbeda. Isaac bisa merasakan kalau Han berbeda. Jiwa tulus dan murni yang saat ini sangat jarang ditemukan.

"Adikmu?" tanya Han. Pria itu seketika menghentikan langkahnya. Rasa sakit itu kembali menyerang dadanya. Kali ini disertai kilasan penglihatan yang bukan miliknya.

"Kau tidak apa-apa?" Isaac bertanya, cukup cemas melihat keadaan Han.

"Dia ada di mana?" Han bertanya setelah beberapa saat berlalu dan Han mampu mengatasi rasa sakitnya.

Isaac seketika terdiam. Pria itu menggunakan pikirannya untuk melacak keberadaan Irish. Beberapa saat berlalu dan Isaac seketika mengumpat kesal.

"Brengsek! Berapa kali kubilang jangan menyentuhnya!" Maki Isaac, setelahnya pria hantu itu menyentuh pundah Han, dan keduanya menghilang di tengah kegelapan malam.

Keduanya muncul tiba-tiba di sebuah kamar hotel. Di mana tubuh Irish terbaring dengan wajah pucat. "I...I....kau bisa dengar aku?" Isaac bertanya sambil menepuk pipi sang adik.

"Dia menahan adikmu di alamnya."

"Aku tahu. Aku akan ke sana untuk menjemputnya."

"Aku ikut." Dua pria itu saling pandang. Ternyata beda dunia tidak menghalangi keduanya untuk memiliki pemikiran yang sama.

****

Up lagi readers.

Jangan lupa tinggalkan jejak. Terima kasih.

****

Terpopuler

Comments

A R

A R

mungkin kl irish menikah gugur ya kutukan nya

2023-05-06

1

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

kreji up bund ...
2 kek
3 kek ...
🤭🤭🤭

2023-05-05

2

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

aku beneran bayangin nunu di sini 🤭

2023-05-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!