Han dan Irish melompat mundur setelah iblis berwujud Han itu menyerang maju. Dua orang itu saling tatap, hingga tak lama Han yang bergerak maju menyerang. Dua rupa Han berduel sengit di kamar Han yang sempit. Beberapa kali tendangan juga pukulan mengenai tubuh rivalnya. Makhluk itu terhuyung ke belakang dengan rasa sakit yang berhasil Han torehkan padanya.
"Idih pake baju ngapa? Risih gue ngeliatnya!" Han melempar selimut yang ada di atas kasur, ke arah "dirinya." Sosok itu meraung marah, hingga tak lama makhluk itu berubah wujud, rupa yang sesungguhnya. Jika biasanya iblis hanya akan menyerupai makhluk hitam dengan mata merah menyeramkan. Namun iblis ini tidak, rupa wajah iblis itu boleh dikategorikan tampan.
Han dan yang lainnya tentu terkejut. Ditambah pakaian iblis itu yang terlihat berkelas untuk tingkatan iblis.
"Dia tangan kanan Diavolo." Isaac tiba-tiba muncul di samping Irish. Ekspresi Han tampak lucu untuk ukuran orang terkejut. "Hai kenapa ekspresimu malah menggemaskan begitu." Seloroh Meli yang juga muncul di sebelah Isac. Alis Han bertaut melihat wujud asli iblis tersebut.
"Kalian berani mengacaukan acara persembahanku kali ini." Geram makhluk itu.
Irish ingin menyerang tapi Isaac menahan tangan sang adik. Isaac sepertinya pernah melihat rupa iblis itu.
"Volturi?" Isaac akhirnya ingat nama itu. Pria yang selalu berada di samping Diavolo. Jika raja iblis itu kini terluka, bisa dipastikan jika Volturi yang turun tangan menggantikan peran Diavolo.
"Kau Isaac bukan? Kalau kau Isaac, berarti dia...."
Bola mata merah Voturi melotot melihat sosok Irish yang berdiri di samping Isaac. Isaac menyeringai, ini saatnya mengadu domba Volturi dan Diavolo. "Apa kau tahu siapa dia? Gadis yang hampir kau jadikan persembahan untuk rajamu. Dia adalah calon ratumu."
Han dan Irish mendelik ke arah Isaac. Dengan raut wajah Volturi berubah takut. Volturi tahu kalau rajanya sedang menunggu seorang anak manusia yang diklaim akan menjadi pasangan Diavolo. Namun Volturi tidak pernah tahu wajah gadis itu. Volturi memang merasa aura Irish berbeda dengan manusia pada umumnya. Aura Irish sangat istimewa sama dengan aura pria yang tadi dia tiru wajahnya. Aura keduanya seolah sudah menyatu. Jangan-jangan dua orang itu adalah mate. Jika sudah begini, akan susah urusannya. Apalagi, aura Han sangat kuat. Sejak tadi, Volturi harus bersusah payah menahan tekanan aura Han.
"Bagaimana? Kau akan dihajar rajamu karena mencoba menyentuh ratu kalian!"
"Kau bohong! Dia bukan ratu kami!"
"Kalau begitu pulanglah dan beritahu Diavolo soal wajah calon persembahan kalian. Dan nasibmu akan sama dengan seorang klien kalian waktu itu." Ancam Isaac.
Glek! Volturi menelan ludahnya susah payah. Namun bukannya mundur, Volturi justru meledak marah. Merasa kalau Isaac hanya menggertaknya. "Kau hanya menakutiku! Aku tidak percaya!"
Volturi bergerak maju, menyerang Isaac yang sigap merebut pedangnya dari tangan Irish. Pedang Volturi dan milik Isaac beradu, dengan dua jiwa itu langsung menghilang dari pandangan Han dan Irish.
Blaammmm
Gelombang kekuatan besar dihasilkan saat dua pedang beradu. Tempat kosong di sekitar Isaac dan Volturi bergetar hebat. Baik Isaac maupun Volturi menekan pedang masing-masing. Rahang mereka mengeras. Dengan sorot mata tajam menatap satu sama lain. Volturi jelas tidak ingin kalah dari Isaac, jiwa yang dianggapnya rendahan. Berbeda dengan dirinya yang tangan kanan Diavolo dall'Inferno, si Raja Iblis.
Tak lama adu kekuatan juga skill pertarungan pun terjadi. Volturi yang selalu berada di samping Diavolo, jarang turun ke medan perang. Berbeda dengan Isaac yang memang bertugas di medan perang. Wajah Isaac memang imut untuk ukuran panglima perang, namun kekuatannya bisa diadu.
Seperti sekarang ini, Isaac menyeringai saat Volturi terlihat kewalahan saat menghadapinya. "Kau harus tahu medan perang lebih banyak Volturi."
Blaaaarrr
Isaac mengayunkan pedangnya ke arah Volturi. Lesatan sinar biru mengarah pada Volturi yang sigap menahan dengan pedang merah miliknya.
Duaaaarrr
Isaac melakukan salto tinggi ke belakang untuk menghindari ledakan yang timbul dari pedang merah Volturi yang berhasil mengembalikan serangan biru miliknya. Tanpa membuang waktu, Isaac kembali menyerang Volturi, suara pedang yang beradu memecah kesunyian malam. Meski dijamin tidak ada yang bisa melihat pertempuran mereka kecuali orang dengan kemampuan khusus.
Seperti Han, pria itu hanya berdiri diam, menyandarkan tubuhnya ke mobil Irish. Mereka baru saja sampai setelah Meli memberi tahu lokasi pertarungan Isaac dan Volturi.
"Bantuin dong!" Pinta Irish cemas. Irish dan Meli sama khawatirnya. Padahal di depan sana, Isaac tampak memegang penuh kendali pertarungan.
"Bantuin ngapain?" Balas Han santai. Pria itu tersenyum karena Irish mau memakai celana panjangnya lagi. Jika tidak, paha Irish mestilah sudah menggoda iman Han.
"Bantuin kakakkulah. Apa lagi." Sungut Irish kesal.
"Mau ditolongin bagaimana jika kakakmu yang buat Volturi puyeng." Han menggenggam tangan Irish, hingga dilihatnya Volturi yang tengah dilempar Isaac ke arah mereka.
Aarrggghhhh
Volturi mengerang sekaligus menggeram marah. Isaac sungguh tidak seperti penampilannya. Memakai seragam sekolah dengan wajah imut, baby face seperti anak SMA sungguhan. Namun pria itu seketika berubah jadi mesin tempur di depan Volturi.
"Bangun dong. Masak kalah sih." Suara Han membuat Voturi mendongak, saat itulah dilihatnya wajah mengejek milik Han. Wajah yang Voturi tiru dari hasil pemindaian otak Irish. Karena hanya ada bayangan wajah Han di kepala Irish.
Volturi bangun lantas menyerang Han, namun pria itu dengan lincah melompat mundur dan satu serangan anak panah menyerang Volturi. "Jleb" satu raungan terdengar. Volturi jatuh berlutut, dengan anak panak menancap di bahunya. Darah hitam mengalir dari luka Volturi.
"Kembalilah pada rajamu, dan katakan padanya. Jangan mencari mangsa di wilayahku. Hotel itu adalah milikku. Jika aku tahu kau mencari persembahan di sana. Kau akan kubebaskan." Ancam Han. Dibebaskan maknanya di lenyapkan bagi iblis.Di belakang Volturi, Isaac menempelkan pedang birunya, siap menebas leher pria itu.
"Kau dengar? Dia pemilik tempat itu. Maka menyingkirlah!" Kata Isaac penuh penekanan.
Volturi menghilang dalam satu kedipan mata. Bisa dipastikan iblis itu juga tidak akan lolos dari amukan Diavolo. Volturi gagal membawa jiwa untuk dipersembahkan pada Diavolo.
Dan benar saja. Volturi baru saja berhasil mencabut anak panah milik Han, ketika satu kekuatan melempar dirinya, hingga menghantam pilar istana dingin milik Diavolo.
"Berani kau menyentuhnya? Apa kau ingin aku mematahkan tanganmu atau sekalian aku mengambil jiwamu."
Volturi bangun dengan susah payah, iblis itu langsung bersujud memberi hormat, mengabaikan rasa sakit juga luka di tubuhnya. Malam ini akan jadi malam paling sial dalam hidup Volturi. Sudah babak belur dihajar Isaac dan Han, selanjutnya giliran Diavolo yang akan menghukumnya.
***
Up lagi readers.
Jangan lupa tinggalkan jejak. Terima kasih.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Asngadah Baruharjo
wa ha ha 🤣🤣🤣🤣
2024-02-02
0
A R
wahh irishh bayanginnnn hann 🙈🙈🙈🙈
2023-05-18
1
Damar Pawitra IG@anns_indri
udah jatuh ketimpa tangga ye Vol
kasian bener deh
2023-05-18
1