Isaac dan Han berteleportasi ke dimensi di mana jiwa Irish ditahan. Jika Isaac langsung muncul di hadapan Diavolo dall'Inferno, Han langsung diarahkan ke kamar di mana Irish berada. Han sempat kebingungan mencari keberadaan Irish, saat berada di lorong depan kamar Irish. Ratusan pintu ada di hadapan Han, dan dia harus memilih satu.
Dia aula depan, Diavolo tersenyum melihat Isaac datang menghadapnya. "Kau kembali, berarti tugasmu selesai." Sambut Diavolo dengan wajah berbinar.
Kredit Pinterest com
Meet Diavolo dall'Inferno
Satu decakan kesal terdengar dari bibir Isaac. Pria itu sungguh jengkel harus menuruti perintah Raja Iblis di depannya ini. Isaac mengangkat tangannya yang terkepal. Pria itu lalu membukanya, seberkas cahaya terbang dari tangan Isaac ke arah Diavolo.
"Nilainya setara dengan seribu jiwa."
Tawa Diavolo menggema di tempat itu. "Kau hebat, benar-benar hebat. Aku beruntung bisa mendapatkan seorang panglima yang begitu setia padaku."
"Kau tahu benar kalau aku melakukannya karena terpaksa. Jika bukan karena Irish, aku tidak sudi menjadi pencari jiwa untukmu."
Diavolo semakin keras tertawa. Pria itu benar-benar takjud dengan keberanian Isaac, 19 tahun usia bumi mengikuti Diavolo tidak juga membuat Isaac patuh padanya. Isaac hanya tunduk pada perintah Diavolo. Tanpa berniat setia pada Raja Iblis tersebut.
"Tapi itulah yang terjadi. Apa yang akan Irish lakukan, jika dia tahu kalau kakak tercintanya adalah iblis berwajah malaikat. Apa yang akan dia katakan waktu dia tahu kalau kakaknya adalah seorang pencari jiwa berkedok pembebas jiwa."
Rahang Isaac mengeras menahan amarah. Dia tahu benar apa yang akan Irish lakukan jika gadis itu tahu yang sebenarnya.
"Sampai waktunya tiba, dia tidak akan tahu satu hal pun soal apa yang kukerjakan."
"Waktunya akan segera tiba. Dia akan segera naik menjadi ratuku. Saat itu aku ingin kau yang membawanya naik ke pelaminanku."
"Aku tidak sudi! Irish tidak akan pernah jadi milikmu. Yang kudapatkan sudah lebih dari cukup untuk menebus Irish."
"Kau pikir begitu?"
Di sisi lain, Han mulai mencari aura manusia Irish. Pria itu berlari dari satu pintu ke pintu lain. Dia harus membawa adik Isaac sebelum penguasa tempat ini sadar akan kehadirannya. Meski Han bisa menutupi aura manusia miliknya, tetapi berada di dimensi ini sangat berbahaya. Bukan tempat Han dan Irish seharusnya berada. Lama kelamaan penguasa tempat ini bisa tahu keberadaannya.
"Gotch a," seru Han girang. Pria itu membuka pintu itu.Terkunci. Han memejamkan mata. "Aprire." Desis Han lirih, ceklik, terdengar anak kunci yang terputar. Pria itu langsung menghambur masuk, dan satu tendangan membuat Han melompat mundur.
Aprire berarti buka dalam bahasa Italia
Saat itu dilihatnya Irish yang berdiri di tempatnya sambil memasang kuda-kuda, siap menyerang. "Tunggu dulu, aku datang untuk membawamu pulang." Han buru-buru bicara. Takut kalau Irish menyerang lagi. Pria itu sungguh tidak menduga, di balik cantik dan kesan lembut pada diri Irish ada tenaga luar biasa dalam tendangan gadis itu.
"Kau pikir aku akan percaya." Irish lantas menyerang Han membabi buta. Tendangan dan pukulan Irish yang tepat sasaran, membuat Han terpaksa melompat mundur dan ke samping untuk menghindari serangan Irish. Beberapa waktu berlalu, dan Irish tetap tidak mau mempercayai kalau Han adalah orang yang ingin menyelamatkannya.
Aarrrgghhhhh
Irish mendengus kesal saat Han berhasil memiting tangannya. Lantas mendorong tubuh Irish, hingga terbaring tengkurap di tempat tidur. Di mana detik selanjutnya, Han langsung ikut naik ke kasur lalu menindihnya.
"Hei...kau mau apa?" suara Irish teredam di antara bantal yang bertebaran di atas ranjang besar. Han seketika menelan ludahnya, melihat tubuh bagian belakang Irish yang seksi, walau masih tertutup gaun selutut berwarna hitam. Hidup di negara dengan sekkss bebas yang sudah jadi gaya hidup di sana. Membuat mata Han terbiasa melihat para wanita hampir telanjang berlalu lalang di depannya.
"Brengsek!!! Kau mau melakukan apa?" Suara keras Irish membuyarkan angan Han.
"Diamlah, agar aku bisa membawamu keluar dari sini." Kata Han tidak kalah keras. Irish mendongakkan kepalanya susah payah. Berupaya melihat wajah Han di tengah suramnya kamar itu.
"Aku tidak percaya padamu. Aarrghhh," Irish menjerit saar Han memutar sedikit pergelangan tangan gadis itu.
"Hentikan! Sakit tahu!"
"Karena itu diamlah, dan dengarkan aku. Aku datang bersama kakakmu...."
"Kakakku ada di sini? Di mana dia?" potong Irish cepat. Han memutar matanya jengah, melihat Irish yang berhenti meronta begitu mendengar nama Isaac.
"Baguslah dia berhenti bergerak. Pahanya bikin otak menggila." Han bermonolog dalam hati.
"Di mana dia?" Irish bangun dari tengkurapnya saat Han bangkit dari atas tubuh gadis itu.
"Di depan, bertemu dengan pemilik tempat ini."
Irish membulatkan mata mendengar penuturan Han, sementara pria itu menatap intens pada Irish. Han lagi-lagi terpana pada kecantikan gadis itu. "Cantik sekali, pantas saja penguasa tempat ini menginginkannya."
Han tentu menolak saat Irish meminta agar dibawa pada Isaac. Kakak Irish sudah berpesan untuk membawa Irish pulang ke hotel begitu Han menemukannya. "Ayo, kuantar pulang." Han meraih pergelangan tangan Irish. Namun gadis itu menolak. Berdalih ingin menunggu sang kakak. Han tahu benar resiko jika Irish berada di dimensi ini terlalu lama, sangat berbahaya.
Pada akhirnya Han tidak punya pilihan selain memaksa Irish. "Sorry, jika aku lancang." Pria itu meraih tangan Irish, menatap tajam bola mata hitam milik gadis itu. Irish berusaha melepaskan diri dari cekalan Han, saat mata Han perlahan berubah menjadi hijau. "Ritorno."
Ritorno berarti kembali, juga dalam bahasa Italia
"Aku tidak mau pulang!" teriak Irish. Namun semua terlambat, tubuhnya dan tubuh Han seketika menghilang dari tempat itu. Berteleportasi ke dunia nyata. Dua tubuh itu muncul di kamar hotel di mana tubuh Irish berada. Han dengan segera mendorong jiwa Irish ke raga gadis itu. Han lalu menekan dahi Irish, seolah mengunci raga dan jiwa gadis itu. Huft, pemuda itu menghela nafasnya. Tugasnya selesai, bagaimana keadaan Isaac di sana. Meski Isaac hanya tinggal jiwa, tetap itu berbahaya. Jiwa juga bisa dihancurkan. Apa lagi Han bisa merasakan kalau penguasa tempat itu punya kekuatan yang besar. Dia sangat kuat.
Han menjauh dari Irish saat gadis itu menunjukkan tanda-tanda akan bangun. "Kau sadar?" Han bertanya melihat Irish yang tampak bingung.
"Kau siapa?" Irish bertanya sambil melihat kiri dan kanannya. Dia sudah kembali ke hotel, pikir Irish. Namun bagaimana caranya dia kembali. Hingga pandangannya berhenti pada sosok Han.
"Yohan Aditya, kau bisa memanggilku Han." Han mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Saat dua tangan itu bersentuhan sebuah visual masuk ke benak Han. Di mana terlihat Isaac yang tengah bertarung dengan penguasa dimensi tempat Irish baru saja ia bebaskan.
Dan memang benar, Isaac tengah bertarung dengan Diavolo. Isaac menolak perintah Raja Iblis itu untuk membawa Irish sebagai pengantinnya, saat gadis itu genap berusia 25 tahun empat bulan lagi.
Setelah ratusan pasukan iblis api tingkat atas berhasil Isaac luluh lantakkan dengan pedang biru miliknya. Giliran Diavolo sendiri yang turun tangan menghadapi Isaac. Raja Iblis itu berpikir kalau dia harus menunjukkan sedikit kekuatannya, untuk membuktikan kalau dialah Raja Iblis dari neraka, sesuai namanya Diavolo dall'Inferno.
Dan duel maut itu tidak terelakkan, Isaac dengan seluruh kekuatannya coba melawan Diavolo. Namun sayang, kekuatan Isaac tidak mampu menahan serangan dari Diavolo. Satu serangan dari Raja Iblis bisa membuat hujan bola api yang mampu melukai Isaac meski hanya terkena tetesan api dari bola berwarna merah menyala itu.
Aaarrrghhhh
"Bagaimana? Masih berpikir akan membawa lari Irish dariku?"
Kata Diavolo, tangan pria itu mencekik leher Isaac, mengangkatnya tinggi-tinggi. Hingga kaki Isaac tidak berpijak lagi di tanah berbatu yang tandus dan gersang.
Kredit Pinterest.com
Ada yang mau nolongin Isaac 🤭🤭
"Bu-nuh sa-ja a-ku! A-ku ti-dak su-di me-nyerahkan adikku padamu!" Isaac membalas susah payah ucapan Diavolo.
Diavolo menyeringai. "Membunuhmu? Itu mudah. Dengan menghabisimu akan memudahkan jalanku untuk memiliki Irish, bukankah begitu? Jadi, masih mau mati sekali lagi?"
Mata Isaac membulat mendengar perkataan Diavolo. Benar, jika dia mati tidak ada seorang pun yang bisa melindungi Irish. Mbah putrinya tidak akan sanggup melawan Diavolo, apalagi mbah kakung dan semua leluhurnya. Mereka sudah memberikan seluruh energi spiritualnya pada Isaac.
"Tidak! Aku tidak boleh menyerah. Hanya aku yang bisa melindungi Irish dari Iblis sialan ini. Tapi bagaimana aku bisa lepas dari cekalan Raja Iblis ini?"
Isaac membatin dalam hati, hampir seperti berdoa. Saat itulah satu suara masuk ke telinga Isaac, "Tutup matamu, fokus, aku dan Irish akan mengeluarkanmu dari sana."
"Han?" Isaac menjerit dalam hati. Cekikan di leher Isaac semakin kuat. Tulang leher pria itu serasa patah, "Mati kau!" Diavolo berkata penuh keyakinan. Sementara Isaac langsung memejamkan mata, fokus. Bisa Isaac rasakan sebuah kekuatan muncul dalam dirinya. Cahaya hijau bercampur biru menyatu, semakin lama semakin kuat, hingga seperti sebuah bom, cahaya itu meledak dan menghantam tubuh Diavolo, tubuh Raja Iblis terpental, membentur dinding di belakang pria itu. Darah hijau seketika mengalir dari mulut Diavolo.
Belum lagi luka bakar yang timbul karena bergesekan dengan sinar yang berwarna cyan, warna yang muncul dari campuran warna hijau dan biru.
"Kau.....bagaimana bisa melakukan itu?" tanya Diavolo lemah. Bisa dipastikan kalau Diavolo terluka parah.
"Kau lihat, ramalan itu akan segera menjadi nyata. Dia sudah datang, bersama adikku, dia akan menghancurkanmu. Memutus perjanjian gila antara kau dan leluhurku." Ucap Isaac. Pria itu kini mampu berdiri tegak.
"Ramalan? Ramalan sialan itu...." Perkataan Diavolo tidak selesai, sebab pria itu sudah terlanjur ambruk dengan darah hijau menggenangi tubuhnya.
*****
Up lagi readers.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya. Terima kasih.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Damar Pawitra IG@anns_indri
wkekekek Diavolo mulau lunglai
haan aku padamu
2023-05-05
1
Damar Pawitra IG@anns_indri
eh eh
darah iblis ijoo
2023-05-05
1
Damar Pawitra IG@anns_indri
isaac sopo kie
kim boom kah
2023-05-05
1