Agak Lain

Irish terdiam melihat Han dan Isaac yang tampak berbicara dengan makhluk tinggi besar itu. Rupanya makhluk itu datang minta tolong. Bukannya mau mencelakai Han dan yang lainnya. Sudah lama terjerat perjanjian dengan raja iblis, makhluk itu ingin bebas. Dan keinginan makhluk itu tentu bukan hal yang sulit untuk Han. Awalnya sosok itu mencari Irish karena yang sering dilihat makhluk itu adalah Irish. Tidak tahunya justru Isaaclah yang bisa membebaskan jiwa.

"Raja Iblis bisa sangat marah padamu. Berapa banyak perjanjian yang kau kacaukan." Meli, si sandal berujar cemas. Meli tentu tahu kekuatan raja iblis yang sangat besar.

Mendengar ucapan Meli, Irish mengulas senyum. Ini yang dia harapkan. Raja Iblis akan marah lalu melepaskannya. Irish berpikir menjadi pembangkang akan membuat raja iblis berpikir ulang soal dirinya.

"Sudah selesai?" Irish bertanya setelah melihat Han duduk di sampingnya dan Isaac di samping Meli.

"Kita tidak bisa melakukannya hari ini. Ada urutannya." Isaac menjelaskannya. Irish dan Meli manggut-mangut mengerti.

"Sudah malam, aku pulang dulu. Besok aku datang lagi." Cengir Han melihat ke arah Irish. Gadis itu mendongak, melihat ke arah Han sudah berdiri di hadapannya. Tinggi menjulang.

"Pulanglah." Usir Irish.

Isaac dan Meli saling pandang sambil mengulum senyum masing-masing. Sudah menduga kalau Irish tak mungkin bersikap manis pada Han. Apa lagi keduanya baru hari ini bertemu agak lama.

"Kau harus ekstra sabar padanya Han."

"Aku tahu." Balas Han cepat.

*

*

Han sampai di Shine Hotel pukul sepuluh malam. Berjalan masuk sambil memainkan key card kamarnya. Tadinya Han menekan angka 13, di mana lantainya berada. Namun satu dorongan, membuat pria itu keluar di lantai 17.

Han keluar dari benda persegi itu dengan langkah waspada. Para makhluk tak kasat mata menyingkir saat Han lewat. Peringatan dari pemuda itu rupanya sudah tersebar. Bagi golongan tingkat rendah, lebih memilih menghindari Han, tapi bagi golongan yang merasa kuat dan meremehkan ancaman Han, mereka tentu tidak takut dengan peringatan pemuda itu. Mereka diam-diam akan mengganggu Han atau bahkan melakukannya secara terang-terangan.

Dan hal itu sudah beberapa kali terjadi. Namun kejadian itu tentu tidak membuat Han mundur. Langkah Han terhenti di sebuah kamar yang memiliki aura gelap yang kuat. Ada sesuatu dalam ruangan itu. Han menyentuh handle pintu kamar itu. Ceklik, bunyi kunci terputar terdengar lirih. Han melangkah masuk diam-diam setelah seperti biasa, menekan auranya sendiri ke titik paling rendah.

"Ada hal yang membuatku tidak leluasa bergerak." Satu suara yang terdengar berat dan seram muncul. Di depan seorang pria yang tampak bersujud di karpet. Layaknya seorang hamba pada junjungannya.

"Apakah itu berhubungan dengan cerita para makhluk kelas rendah yang diancam oleh seseorang."

"Jika dia mengaku ahli waris tempat ini, maka aku kalah. Karena itu cari dia dan hapuskan. Atau aku tidak bisa memenuhi keinginanmu."

"Tapi bukankah kau bebas mendapatkan persembahan di tempat ini. Ada banyak orang di sini."

Suara itu menggeram marah. "Apa kau tahu yang sebenarnya terjadi. Tidak banyak yang menginap di sini. Terutama perempuan. Dan kebanyakan pekerjamu sudah memakai perlindungan diri. Aku tidak bisa menyentuh mereka."

Han mengerutkan dahi. Rupanya ada yang seperti itu di hotelnya.Han menggeram kesal. Meski begitu, kenapa tidak ada korban berjatuhan di hotelnya jika sosok itu banyak minta persembahan.

"Sudahlah. Aku harus pergi. Aku lapar."

Suara itu menghilang, pria itu berdiri, menatap jauh ke luar jendela. "Siapa yang mengaku ahli waris hotel ini. Bukannya keluarga Pasha Elajar ada di Chiang Mai. Juga tidak ada laporan soal kedatangan anggota keluarga Elajar. Aku harus bertanya pada Nanto."

Han buru-buru masuk ke kamar mandi, menutup pintu tanpa suara. Membiarkan pria itu keluar lebih dulu. Pintu terkunci, Han keluar dari kamar mandi. Tidak mungkin keluar melalui pintu. Han menuju ke jendela, membukanya, lantas tanpa ragu melompat turun ke lantai 13.

Han mendarat sempurna di balkon sebuah kamar di lantai 13, berjarak dua kamar dari tempatnya tinggal. Han dengan lincah melompat dari satu balkon ke balkon yang lain, sampai pemuda itu sampai di kamarnya.

Han dengan mudah menggeser pintu di balkon kamarnya. Karena dia memang tidak menguncinya. Kamarnya terlihat temaran, sampai Han menangkap satu siluet di sudut ruangan.

"Siapa kau? Berani masuk ke kamar ini!" Siluet itu memukul Han, tapi Han berhasil berkelit. "Ini akulah, An." Balas Han cepat. Lampu menyala dan wajah Han terlihat jelas bagi Nanto. "Alah mas ini bikin takut saja. Tak kirain pencuri. Kalau beneran ada maling, berarti pengamanan di hotel kita kurang." Nanto berucap penuh kelegaan.

"Nggak ada yang bisa mencuri masuk kecuali aku." Tegas Han sembari terkekeh, melihat ekspresi ketakutan Nanto.

"Mas dari mana to? Jam segini baru balik." Nanto bertanya sambil mendudukkan diri di sofa. Han lagi-lagi tertawa melihat wajah khawatir Nanto.

"Ketemu temen." Balas Han singkat. Pria itu masuk ke kamar mandi, membersihkan diri, lalu mengganti baju. Saat keluar dari kamar mandi itulah, Han merasakan energi gelap yang kuat. Makhluk tadi ada di lantai itu.

Han keluar dari kamarnya, memakai kaos dan celana pendek. Han mulai menyusuri lorong lantai 13, diikuti Nanto yang tidak lupa menyambar key card kamar Han. "Hadeuuuhh, jangan bilang ada penampakan lagi. Entar aku pingsan lagi." Gerutu Nanto cemas. Yang kemarin saja dia harus diperciki air oleh Han supaya dia bangun. Masak dia harus disiram air lagi malam ini.

Mulai mengenal karakter Han, Nanto kini selalu membawa kunci yang bisa membuka pintu semua kamar, tiap bertemu Han. Seperti sekarang, tangan Han terulur, meminta all purpose key yang pasti dibawa Nanto. Pintu sukses dibuka, suara desaahhn langsung terdengar. Han dan Nanto saling pandang. Keduanya langsung menerobos masuk. Bukankah tidak ada tamu yang menginap di lantai ini? Lalu kenapa ada orang yang tengah bercinta di kamar itu.

Awalnya Han berpikir itu manusia, tapi semakin dekat Han menyadari kalau itu bukanlah manusia. Setidaknya satu di antara mereka. Pemandangan panas langsung menyambut mata Han dan Nanto. Sepasang manusia atau entahlah apa itu tengah bercumbu panas, dengan pakaian si perempuan sudah berserakan di lantai kamar.

"Mas, gila aja kita ngintipin orang kewong." Nanto protes, dia jelas risih dengan keadaan itu. Beda dengan Han, dia sudah biasa menyaksikan dua orang polos tanpa baju beradu mencari kenikmatan.

"Jika yang kawinn manusia gak masalah. Lah kalau yang satu bukan manusia bagaimana?"

Nanto membulatkan mata mendengar bisikan Han. Nanto melihat ke depan, di mana sepertinya si pria bersiap memasuki tubuh si wanita. Nanto langsung berbalik arah. "Hei lihat dulu dong!" Goda Han.

"Idih ogah, bikin pengen aja. Gak ada lawan ini. Belum punya SIM."

"Rugi lo kalau tidak dilihat." Han maju sambil mengeluarkan pedang hijaunya.

"Berani kau mengacau di wilayahku!" Han berteriak keras. Hingga sosok yang berwujud pria tampan itu menoleh. Rupa itu seketika berubah, menampilkan wajah mengerikan yang sesungguhnya. Nanto dan si wanita menjerit, satu sinar kehijauan mengenai wajah si wanita, menyebabkan wanita itu pingsan. Setelahnya satu lembar selimut segera terbang melayang ke atas tubuh polos wanita itu, menutupinya.

Ĝ

Makhluk itu menggeram marah, namun melihat pedang hijau di tangan Han, membuat sosok itu langsung menguar dan menghilang. Tahu kalau dia akan tamat jika melawan Han.

"Kabur dia!" Kesal Han. Satu persembahan berhasil digagalkan malam itu. Namun yang ini berbeda. Biasanya si klien yang melakukan ritual, tapi yang ini, si iblis sendiri yang langsung mengambil korbannya.

"Agak lain yang sekarang."

****

Up lagi readers.

Jangan lupa tinggalkan jejak. Terima kasih.

*****

Terpopuler

Comments

Asngadah Baruharjo

Asngadah Baruharjo

mrenges,dan mesamn mesem saya bacanya 🤣🤣🤣

2024-02-02

1

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

hahhah banyak macam nya ye Han

2023-05-14

2

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

11-12 ma Beno kayaknya

2023-05-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!