Bab 4. Harga Diri

“Anda tenang dulu, pasien hanya mengalami shock saja, lainnya kondisi pasien dalam keadaan baik-baik saja,” jelas dokter itu yang langsung membuat mereka semua merasa lega.

“Alhamdulillah, syukurlah kalau begitu. Tadinya saya sangat panik, dokter,” imbuh bibi Hanum dengan senyumnya.

Sekarang wajah pelayan itu sudah terlihat sedikit lega karena mendengarkan penjelasan dari dokter barusan.

“Pasien baru saja sadar, jadi silakan untuk masuk melihat kondisinya. Tak ada yang perlu dikhawatirkan kok, semua baik-baik saja,” tambah sang dokter menjelaskan, “kalau begitu saya permisi dulu.” Sang dokter pun akhirnya berlalu pergi setelah Reza dan Bibi Hanum mengucapkan terima kasih.

Bibi Hanum gegas memasuki ruang UGD untuk melihat kondisi putri bungsunya, sementara Reza sendiri masih mematung ragu antara masuk atau malah diam sesaat untuk melihat situasi. Wanita paruh baya itu sama sekali tak menyangka kalau kabar Adinda yang akan dinikahi Reza membuat putrinya benar-benar mengalami sport jantung sampai pingsan.

“Sayang … maafkan bunda ya, Nak. Bunda benar-benar nggak tahu harus berbuat apa dengan permintaan Pak Suryo itu. Bunda juga bingung karena bagaimana pun harus kita bisa untuk membalas jasa orang yang sudah baik sama kita selama ini bahkan pak Suryo yang sudah membiayai sekolahmu dan juga kakakmu,” lanjutnya mengingatkan sang putri akan jasa Pak Suryo selama ini.

Dinda menunduk dengan tetesan air mata menganak sungai di pipi. Dirinya merasakan dunia saat ini sedang runtuh menimpa seluruh tubuhnya, bolehkan dia meminta agar Tuhan mencabut nyawanya saja?

Adinda menatap wajah sedih bundanya yang pasti sedang berada dalam situasi yang serba salah. Dirinya merasa tak tega melihat wajah sedih itu terlalu lama. Bingung antara memilih Putri kandungnya ataukah pekerjaan terhadap majikan yang selama ini membiayai sekolah kedua anaknya.

“Bunda, mungkin ini sudah jadi takdir untuk anak gadismu dan aku harus menerima semuanya. Anggap saja kita sedang membalas budi baik pada keluarga Pak Suryo, hanya saja Adinda takut kalau dalam pernikahan tanpa cinta hanya akan membuatku dan Reza sama-sama tersiksa perasaan,” ungkap Adinda kembali meneteskan air mata.

Bagaimana mungkin sebuah hubungan rumah tangga terpaksa dilakukan hanya dengan dasar balas budi atau pun lebih kejamnya lagi sekedar menutup malu majikan bundanya yang telah begitu banyak membantu keluarga Adinda selama ini.

“Kalau begitu Bunda nggak bakal memaksa Adinda lagi, Nak, biarlah Bunda berhenti kerja dengan keluarga Pak Suryo dan biarkan saja rasa malu itu mereka tanggung esok hari, toh kita juga nggak punya hubungan darah sama sekali dengan mereka, asalkan Adinda merasa bahagia karena Bunda nggak mau menjerumuskan masa depanmu bersama Den Reza,” pungkas Bibi Hanum sembari memeluk erat tubuh mungil Putri bungsunya.

Itu tentu saja membuat rasa bersalah semakin membuncah di dalam jiwa seorang gadis belia mendengar ucapan Bundanya yang terasa sangat menyedihkan. Adinda pun tidak akan pernah munafik karena memang selama ini, tepatnya semenjak ayah mereka meninggal, hanya Hanum seorang sebagai penopang keluarga mereka.

“Nggak, Bunda. Adinda percaya sama Allah jika Den Reza itu jodohnya Adinda maka kita tak bisa menolak apapun. Bismillah … semoga saja semuanya menjadi jauh lebih baik ke depannya,” balas Adinda sebenarnya merasa sangat ragu karena jauh di dalam hati begitu kenal sosok orang yang bernama Reza.

Seorang anak majikan yang sangat angkuh dan sombong terhadapnya selama ini dan selalu saja memandangnya sebelah mata. Taunya main perintah dan juga bicara datar seolah tak ada orang yang perlu dihargai selagi berstatus sebagai pelayan di rumahnya.

Ehem!

Sepasang anak dan ibu itu akhirnya menoleh setelah mendengar deheman Reza yang sebenarnya sudah mendengarkan seluruh perbincangan antara Bibi Hanum dan Adinda.

“Bi … tolong keluar, saya ingin bicara sebentar dengan Adinda.” Reza bicara datar seperti biasa, membatas diri sebagai seorang pelayan dan majikan adalah sesuatu yang harus di dalam hidupnya.

Lelaki itu akan membuat gadis belia yang terbaru umur 10 tahun di bawahnya tidak akan merasa rugi jika dipersuntingnya esok hari. Itulah yang ada di dalam pikiran Reza saat ini, merasa Adinda pasti sama saja dengan wanita lain di luar sana yang akan tergiur dengan limpahan harta.

Reza telah mendengar semua curahan hati seorang Adinda dan dia tau kalau gadis itu ternyata merasa dirinya sangat sombong selama ini. Tentu saja dirinya bisa mengakui itu semua karena memang selama dirinya mengenal Adinda tak pernah sekali pun menampakkan wajah ramah pada anak pelayannya dan itu bukan hanya terhadap Dinda saja tetapi Reza memang hanya ramah pada keluarganya sendiri. Pria itu akan menganggap rendah para pelayan yang merupakan manusia bawahan dengan kebutuhan yang dipenuhi oleh keluarganya selama ini.

“Silakan Den … kalau begitu Bibi mau keluar dulu,” jawab Bibi Hanum beralibi.

Mana bisa dirinya membiarkan sang anak gadis berduaan saja dengan anak majikannya yang terkenal arogan itu. Bibi Hanum memilih ke luar dengan sengaja membuat daun pintu terbuka sedikit karena dirinya takut sang putri ketakutan berdua dengan Reza. Namun, baru beberapa detik menguping ternyata bapak dan ibu Suryo datang juga ke rumah sakit karena merasa cemas dengan kondisi Adinda.

Dengan berbisik bibi Hanum jujur kalau dirinya sedang menguping pembicaraan Reza dengan putrinya dan kedua orang tua Reza pun ikut tertarik untuk melakukan hal yang sama. Jadilah ketiga manusia paruh baya itu menguping anak-anak mereka.

“Maaf kalau gara-gara saya, kamu harus berada di antara dua pilihan yang sulit. Saya berjanji gak bakalan menyentuhmu selama pernikahan kita, saya juga berjanji akan menjaga pernikahan ini di depan mama dan papa serta bundamu dengan baik.” Pria itu mulai memperlihatkan tujuannya.

Bukannya meminta maaf dan membujuk Adinda dengan baik agar mau menikah dengannya Tetapi malah kesombongan yang diundang makan sama Reza hingga membuat dahi Adinda berlipat sempurna dengan kedua alis yang bertaut.

“Maksud Den Reza, gimana ya, kok saya kurang ngerti?” tanya Adinda bingung.

“Saya akan menikahimu hanya sekedar di atas surat saja demi menjaga nama baik keluarga saya. Lainnya kamu bisa menjadi dirimu sendiri seperti biasa, kita tak perlu menjadi sepasang suami istri yang sesungguhnya karena saya juga nggak mungkin tertarik dengan anak seorang pembantu sepertimu!” sarkasnya tanpa perasaan.

Ingin sekali rasanya Adinda meninju bibir lelaki yang barusan bicara, jika tak mengingat kalau sekarang dirinya sedang berada di dalam rumah sakit sebagai seorang pasien.

“Kalau begitu … silakan Den Reza cari perempuan yang bisa diajak kerja sama karena buat saya … menikah hanya ingin sekali seumur hidup. Satu hal lagi, buat saya tak ada yang namanya ingin mendapatkan gelar terhormat menjadi seorang janda,” balas Adinda dengan berani.

“Oh, jadi kamu cinta sama saya?” tanya Reza dengan tatapan jijik.

“Sama sekali tidak. Bagaimana mungkin saya bisa jatuh cinta pada orang sombong seperti Anda. Bahkan suka seujung kuku pun tidak … tapi saya gak mau mempermainkan kesakralan sebuah pernikahan!” sahutnya tak kalah pedas.

“Sama saja! Buktinya kamu gak mau bercerai setelah pernikahan dengan saya yang hanya sekedar menyelamatkan harga diri keluarga saya! Saya bahkan bisa membeli wanita untuk menjadi istri pengganti tapi saya punya orang tua yang sangat terhormat hingga saya menghargai kemauan mereka. Apa kamu juga mau saya beli? Berapa sih harga diri seorang pelayan sepertimu itu agar bisa saya miliki sebagai istri pajangan, hem?” Reza menatap Adinda tajam, menganggap gadis belia itu akan sama dengan banyaknya wanita yang selama ini melemparkan tubuh ke ranjang pribadinya.

Adinda bangkit dan berdiri, memberikan tatapan membunuhnya lalu melayangkan sebuah tamparann.

Plak!

Wajah Reza sampai tertoleh akibat kerasnya tamparan Adinda.

“Harga diri saya bahkan lebih tinggi dari masuknya jasad anda ke dalam kuburan! anda tau artinya apa? Bahkan kematian anda pun tak sepadan dengan harga diri seorang anak pembantu seperti saya!” raung Adinda lebih sarkas dan itu sontak membuat telapak tangan Reza juga ikut terangkat ke udara hendak membalas.

“Bagus … kamu sudah membuktikan kalau dirimu memang pantas ditinggalkan Kaira! Mulutmu tak punya rem bahkan lidahmu sangat berbisa, apa kau memang ingin menghancurkan nama baik keluarga kita, jawab Reza!”

Plak!

Wajah Reza sudah terasa semakin panas karena sekarang kedua pipi kiri dan kanannya sudah mendapatkan stempel jari Adinda dan juga papanya.

“Mama gak nyangka kalau anak yang mama sekolahin sampai ke luar negri benar-benar bikin mama kecewa. Kamu bukannya introspeksi diri tapi malah masih saja sombong! Jika kamu menikahi Adinda hanya untuk bercerai maka papa tak segan-segan akan mencoret namamu di kartu keluarga kita!”

Wajah Reza langsung pucat pasi mendengar perkataan sang mama, “Jangan harap kamu juga bakal bisa mendapatkan warisan dari mama dan papa secuilpun jika berani macam-macam sama Adinda!” lanjut ibu Suryo membuat Reza seketika bungkam.

Terpopuler

Comments

norah selen

norah selen

sombong amat

2024-03-12

1

@🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ㊍㊍✅

@🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ㊍㊍✅

uni ada typo /Sob/

2024-01-21

1

@🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ㊍㊍✅

@🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ㊍㊍✅

ga sekalian tuh sireza,,,tabokin bolak balik pke sepatumu din 🙄

2024-01-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Ditinggal Kabur
2 Bab 2. Demi Balas Budi
3 Bab 3. Adinda Pingsan
4 Bab 4. Harga Diri
5 Bab 5. Jangan Sentuh Dia
6 Bab 6. Pernikahan Kontrak
7 Bab 7. Tidak Tergoda
8 Bab 8. Merasa Tak Tega
9 Bab 9. Pencitraan
10 Bab 10. Suami Di Atas Kertas
11 Bab 11. Mengabaikan
12 Bab 12. Salah Sasaran
13 Bab 13. Aluna
14 Bab 14. Tersedak Tulang Ayam
15 Bab 15. Mencuri Bekal Istri
16 Bab 16. Dasar Suami Aneh
17 Bab 17. Suami Munafik
18 Bab 18. Reza Uring-uringan
19 Bab 19. Cantiknya
20 Bab 20. Mengunjungi Kantor Suami
21 Bab 21. Keputusan Adinda
22 Bab 22. Tertabrak Mobil
23 Bab 23. Kau Harus Baik-baik Saja
24 Bab 24. Saya Akram
25 Bab 25. Dilema
26 Bab 26. Bagaimana Ini
27 Bab 27. Mencari Istri.
28 Bab 28. Gak Mungkin
29 Bab 29. Suami Sampah
30 Bab 30. Hanya Aku Yang Boleh Memilikinya
31 Bab 31. Papa Keren
32 Bab 32. Selingkuh Itu Penyakit
33 Bab 33. Dia Bukan Istrimu
34 Bab 34. Gangguan Sang Mama
35 Bab 35. Tidak Setuju
36 Bab 36. Dilema
37 Bab 36. Pertemuan Akram Dan Pak Suryo
38 Bab 38. Memergoki Suami
39 Bab 39. Kemarahan Akram
40 Bab 40. Ancaman Akram
41 Bab 41. Saran Akram
42 Bab 42. Tawaran Jadi Pengasuh
43 Bab. 43. Tingkah Aneh Akram
44 Bab 44. Kesepakatan Dengan Nyonya Ramindra
45 Bab 45. Adinda Pergi
46 Bab 46. Caca Mau Bunda
47 Bab 47. Pulang Kampung
48 Bab 48. Merahasiakan 1
49 Merahasiakan 2.
50 Bab 50. Tamu Tak Diundang
51 Bab 51. Jujur
52 Bab 52. Berebut
53 Bab 53. Perdebatan di Meja Makan
54 Bab 54. Permintaan Reza
55 Bab 55. Jatuh Talak
56 Bab 56. Salah Bicara
57 Bab 57. Rencana Akram
58 Bab 58. Akram Cemburu?
59 Bab 59.
60 Bab 60. Jatuh Cinta
61 Bab 61. Janji Adinda
62 Bab 62. Perasaan Berbeda
63 Bab 63
64 Bab 64. Bermain di Timezone
65 Bab 65. Bunda Dimana?
66 Bab 66. Bukan Tukang Bubur
67 Bab 67. Penyesalan Sang Mantan
68 Bab 68. Celetukan Caca
69 Bab 69. Aib Yang Terbuka
70 Bab 70. Janda Sok Tau
71 Bab 71. Ancaman Reza
72 Bab 72. Bimo Dan Romeo
73 Bab 73. Cemburukah?
74 Bab 74. Kebakaran Jenggot
75 Bab 75. Penguntit Nakal
76 Bab 75. Penguntit Nakal 2
77 Bab 77. Jangan Gengsi, Bos!
78 Bab 78. Romeo Menantang Akram
79 Bab 79. Berdamai Dengan Keadaan
80 Bab 80. Cemburu Berlebihan
81 Bab 81. Rencana Romeo
82 Bab 82. Menjalankan Rencana
83 Bab 83 : Sandiwara Roland
84 Bab 84. Beli Koyo
85 Bab 85. Super Panas
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137.
138 Bab 138
139 Bab 139. Pertemuan Rafli dan Maryam
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 191.
192 Bab 192
193 Bab 193
194 Bab 194
195 Bab 195
196 Bab 196
197 Bab 197
198 Bab 198
199 Bab 199
200 Bab 200
201 Bab 201. Lelaki Brengsekk
202 Bab 202
203 Bab 203. Rara vs Roland
204 Bab 204. Makhluk Astral
205 Bab 205. Pusaka Plontos
206 Bab 206. Menjadi Tawanan
207 Bab 207. Apartemen Roland
208 Bab 208. Papan Gilesan
209 Bab 209. Terjebak Sendiri
210 Bab 210. Telepon Malam
211 Bab 211. Jatuh Dari Ranjang
212 Bab 212. Cemburu Akut
213 Bab 213. Kepergok Anak
214 Bab 214. Egois Untuk Bahagia
215 Bab 215. Rencana Ramindra
216 Bab 216. Pertanyaan Tentang Cinta
217 Bab 217. Awal Penyatuan Raga
218 Bab 218. Masih Gadis
219 Bab 219. Bukan Lagi Seorang CEO
220 Bab 220. Suami Messum
221 Bab 221. Pembokat Spesial
222 Bab 222. Lelaki Sombong
223 Bab 223. Makan Lewat Mulut Saya
224 Bab 224. Si Pembuat Masalah
225 Bab 225. Kenapa?
226 Bab 226. Ketar-ketir
227 Bab 227. Terluka Lagi
228 Bab 228. Papa Messum
229 Bab 229. Jangan Baper
230 BAb 230. Bertemu
231 Bab 231. Kamu Cemburu?
232 Bab 232. Berani Mengakui Perasaan
233 Bab 233. Tentang Kepastian
234 Bab 234. Menikahlah Denganku!
235 Bab 235. Lelaki Tidak Peka
236 Bab 236. Pekerjaan Baru
237 Bab 237. Pelamar
238 Bab 238. Adinda ke Bengkel
239 Bab 239. Perkenalan Adinda di Bengkel
240 Bab 240. Bikin Dedek Bayi, Yuk!
241 Bab 241. Jatuh Cinta
242 Bab 242. Tidak Akan Gegabah
243 Bab 243. Apa Yang Terjadi?
244 Bab 244. Kejadian Yang Menimpa Sundari
245 Bab 245. Customer Cantik
246 Bab 246. Jujur Itu Lebih Baik
247 Bab 247. Terlalu Licik
248 BAb 248. Harus Dilawan
249 Bab 249. Dua Wanita
250 Bab 250. Bertemu Besan
251 Bab 251. Kebencian Akram
252 Bab 252. Ingin Bercerai
253 Bab 253. Kotak Bekal
254 BAb 254. Papa genitt
255 Bab 255. Bisa Rapuh Juga
256 Bab 256. Lelaki Kejam
257 Bab 247. Tindakan Pak Bagus
258 Bab 248. Jatuh
259 Bab 249. Sesal Yang Terlambat
260 Bab 260. Perih
Episodes

Updated 260 Episodes

1
Bab 1. Ditinggal Kabur
2
Bab 2. Demi Balas Budi
3
Bab 3. Adinda Pingsan
4
Bab 4. Harga Diri
5
Bab 5. Jangan Sentuh Dia
6
Bab 6. Pernikahan Kontrak
7
Bab 7. Tidak Tergoda
8
Bab 8. Merasa Tak Tega
9
Bab 9. Pencitraan
10
Bab 10. Suami Di Atas Kertas
11
Bab 11. Mengabaikan
12
Bab 12. Salah Sasaran
13
Bab 13. Aluna
14
Bab 14. Tersedak Tulang Ayam
15
Bab 15. Mencuri Bekal Istri
16
Bab 16. Dasar Suami Aneh
17
Bab 17. Suami Munafik
18
Bab 18. Reza Uring-uringan
19
Bab 19. Cantiknya
20
Bab 20. Mengunjungi Kantor Suami
21
Bab 21. Keputusan Adinda
22
Bab 22. Tertabrak Mobil
23
Bab 23. Kau Harus Baik-baik Saja
24
Bab 24. Saya Akram
25
Bab 25. Dilema
26
Bab 26. Bagaimana Ini
27
Bab 27. Mencari Istri.
28
Bab 28. Gak Mungkin
29
Bab 29. Suami Sampah
30
Bab 30. Hanya Aku Yang Boleh Memilikinya
31
Bab 31. Papa Keren
32
Bab 32. Selingkuh Itu Penyakit
33
Bab 33. Dia Bukan Istrimu
34
Bab 34. Gangguan Sang Mama
35
Bab 35. Tidak Setuju
36
Bab 36. Dilema
37
Bab 36. Pertemuan Akram Dan Pak Suryo
38
Bab 38. Memergoki Suami
39
Bab 39. Kemarahan Akram
40
Bab 40. Ancaman Akram
41
Bab 41. Saran Akram
42
Bab 42. Tawaran Jadi Pengasuh
43
Bab. 43. Tingkah Aneh Akram
44
Bab 44. Kesepakatan Dengan Nyonya Ramindra
45
Bab 45. Adinda Pergi
46
Bab 46. Caca Mau Bunda
47
Bab 47. Pulang Kampung
48
Bab 48. Merahasiakan 1
49
Merahasiakan 2.
50
Bab 50. Tamu Tak Diundang
51
Bab 51. Jujur
52
Bab 52. Berebut
53
Bab 53. Perdebatan di Meja Makan
54
Bab 54. Permintaan Reza
55
Bab 55. Jatuh Talak
56
Bab 56. Salah Bicara
57
Bab 57. Rencana Akram
58
Bab 58. Akram Cemburu?
59
Bab 59.
60
Bab 60. Jatuh Cinta
61
Bab 61. Janji Adinda
62
Bab 62. Perasaan Berbeda
63
Bab 63
64
Bab 64. Bermain di Timezone
65
Bab 65. Bunda Dimana?
66
Bab 66. Bukan Tukang Bubur
67
Bab 67. Penyesalan Sang Mantan
68
Bab 68. Celetukan Caca
69
Bab 69. Aib Yang Terbuka
70
Bab 70. Janda Sok Tau
71
Bab 71. Ancaman Reza
72
Bab 72. Bimo Dan Romeo
73
Bab 73. Cemburukah?
74
Bab 74. Kebakaran Jenggot
75
Bab 75. Penguntit Nakal
76
Bab 75. Penguntit Nakal 2
77
Bab 77. Jangan Gengsi, Bos!
78
Bab 78. Romeo Menantang Akram
79
Bab 79. Berdamai Dengan Keadaan
80
Bab 80. Cemburu Berlebihan
81
Bab 81. Rencana Romeo
82
Bab 82. Menjalankan Rencana
83
Bab 83 : Sandiwara Roland
84
Bab 84. Beli Koyo
85
Bab 85. Super Panas
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137.
138
Bab 138
139
Bab 139. Pertemuan Rafli dan Maryam
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 191.
192
Bab 192
193
Bab 193
194
Bab 194
195
Bab 195
196
Bab 196
197
Bab 197
198
Bab 198
199
Bab 199
200
Bab 200
201
Bab 201. Lelaki Brengsekk
202
Bab 202
203
Bab 203. Rara vs Roland
204
Bab 204. Makhluk Astral
205
Bab 205. Pusaka Plontos
206
Bab 206. Menjadi Tawanan
207
Bab 207. Apartemen Roland
208
Bab 208. Papan Gilesan
209
Bab 209. Terjebak Sendiri
210
Bab 210. Telepon Malam
211
Bab 211. Jatuh Dari Ranjang
212
Bab 212. Cemburu Akut
213
Bab 213. Kepergok Anak
214
Bab 214. Egois Untuk Bahagia
215
Bab 215. Rencana Ramindra
216
Bab 216. Pertanyaan Tentang Cinta
217
Bab 217. Awal Penyatuan Raga
218
Bab 218. Masih Gadis
219
Bab 219. Bukan Lagi Seorang CEO
220
Bab 220. Suami Messum
221
Bab 221. Pembokat Spesial
222
Bab 222. Lelaki Sombong
223
Bab 223. Makan Lewat Mulut Saya
224
Bab 224. Si Pembuat Masalah
225
Bab 225. Kenapa?
226
Bab 226. Ketar-ketir
227
Bab 227. Terluka Lagi
228
Bab 228. Papa Messum
229
Bab 229. Jangan Baper
230
BAb 230. Bertemu
231
Bab 231. Kamu Cemburu?
232
Bab 232. Berani Mengakui Perasaan
233
Bab 233. Tentang Kepastian
234
Bab 234. Menikahlah Denganku!
235
Bab 235. Lelaki Tidak Peka
236
Bab 236. Pekerjaan Baru
237
Bab 237. Pelamar
238
Bab 238. Adinda ke Bengkel
239
Bab 239. Perkenalan Adinda di Bengkel
240
Bab 240. Bikin Dedek Bayi, Yuk!
241
Bab 241. Jatuh Cinta
242
Bab 242. Tidak Akan Gegabah
243
Bab 243. Apa Yang Terjadi?
244
Bab 244. Kejadian Yang Menimpa Sundari
245
Bab 245. Customer Cantik
246
Bab 246. Jujur Itu Lebih Baik
247
Bab 247. Terlalu Licik
248
BAb 248. Harus Dilawan
249
Bab 249. Dua Wanita
250
Bab 250. Bertemu Besan
251
Bab 251. Kebencian Akram
252
Bab 252. Ingin Bercerai
253
Bab 253. Kotak Bekal
254
BAb 254. Papa genitt
255
Bab 255. Bisa Rapuh Juga
256
Bab 256. Lelaki Kejam
257
Bab 247. Tindakan Pak Bagus
258
Bab 248. Jatuh
259
Bab 249. Sesal Yang Terlambat
260
Bab 260. Perih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!