Adinda dikurung oleh Reza di dalam kamarnya untuk menghindari persangkaan jika dirinya tidak melakukan malam pertama. Pria itu tidur dengan nyenyaknya karena semalam pria itu sama sekali tidak bisa memejamkan mata sebab tidur tak nyaman di atas kursi sofa dengan ukuran yang sungguh tidak sesuai dengan kaki panjangnya.
Sementara Adinda hanya bisa merutuk lelaki yang tidak mengizinkannya ke luar sedikit pun dari kamar itu dengan alasan agar semua orang yang ada di dalam rumah, menganggap mereka menghabiskan waktu bersama untuk melakukan hubungan suami istri karena keduanya masih dalam suasana pengantin baru.
“Dasar pencitraan, semua orang mau dibohonginya demi apa sih?” Perempuan itu juga tidak berani untuk sekedar pergi ke balkon kamar karena takut kalau nanti Reza memarahinya. Sungguh lelaki yang sangat egois hanya mementingkan diri sendiri, tidur begitu pulas sementara istrinya dilarang ke luar kamar hingga jarum jam telah menunjukkan pukul 11.00 WIB siang.
Tiba-tiba saja saat Dinda duduk termenung di sofa yang ada dalam kamar itu, ada notifikasi pesan masuk dari aplikasi berwarna hijau.
[Assalamu’alaikum Adinda. Aku adalah pengagum rahasiamu]
Dinda membaca tapi tak berniat untuk membalasnya karena ia tahu jika hal itu bukanlah sesuatu yang bagus untuk dilakukan oleh seorang istri.
[Saya tahu kalau kamu sekarang sedang sedih! Ingatlah akan satu hal bahwa setiap kesedihan yang kamu lalui sekarang, akan berbuah dengan kebahagiaan yang jauh lebih berharga dari kehidupanmu saat ini, percayalah]
Pesan berikutnya masuk lagi dari orang yang sama tetapi Adinda sama sekali memang tak berniat untuk meladeni chat dari orang tak dikenal itu.
[Kamu tenang saja, saya tidak akan pernah mengganggu kehidupanmu jika kamu memang berbahagia dengan suamimu sekarang, tetapi suatu saat saya akan menampakan diri ini dan juga akan melindungimu dari orang-orang yang ingin berbuat jahat padamu! Ketika saat itu tiba, saya harap kamu tak akan pernah lagi menangisi laki-laki yang memang tak bisa mencintai dan menghargaimu sebagai seorang istri!]
Adinda menelan ludahnya berat, merasa bingung dengan sosok yang mengiriminya pesan tentang apa yang sedang dialaminya sekarang. Bagaimana dirinya tidak merasa heran, sebab Adinda baru saja datang dua hari yang lalu ke rumah Pak Suryo untuk menghadiri pernikahan sang anak majikan. Siapa juga yang akan menyangka kalau ternyata kedatangannya walaupun untuk menjadikan Adinda sebagai pengantin pengganti yang kabur sehari sebelum ijab qobul dilaksanakan. Kenapa nasib malah mempermainkannya? Adinda merasa begitu tidak beruntung dengan niat hati untuk membantu tetapi malah terjebak dalam pernikahan palsu!
“Orang ini sebenarnya siapa sih? Kenapa dia bisa tahu tentang kehidupan rumah tanggaku dengan begitu detail? Apa jangan-jangan orang yang mengirim ku pesan ini adalah salah satu temannya Mas Reza? Aku orang baru yang tinggal di sini dan juga hanya memiliki satu teman, itu pun perempuan!” Adinda benar-benar merasa bingung memikirkan siapa orang yang terlihat begitu peduli terhadap perasaannya saat ini.
[Kalau begitu banyak-banyaklah berdo’a karena saya pun di sini ikut mendoakanmu agar kamu bisa kuat dan tegar menghadapi sifat laki-laki yang sama sekali tidak akan pernah kamu sukai! Sebentar lagi akan datang kurir ke sana untuk mengantarkan coklat khusus untukmu agar mood-mu hari ini kembali ceria, tetaplah tersenyum dan jadi seorang Adinda yang sebenarnya!]
Adinda melihat orang misterius itu meninggalkan room chat aplikasi warna hijau dan mulai terlihat offline.
Merasa begitu galau akhirnya dia pun berinisiatif mengirim pesan pada sahabatnya yang memang juga tinggal di Jakarta. Adinda hanya sekedar ingin tahu saja, apa jangan-jangan nomor handphone miliknya diberikan pada seorang laki-laki?
[Assalamu’alaikum, Maryam. Gimana kabarmu sekarang? Aku harap selalu dalam lindungan Allah subhanahu wa ta'ala. Aku hanya ingin memberitahumu kalau kemarin siang sudah menikah dengan seseorang yang amat tak sesuai dengan tipe lelaki seperti obrolan kita biasanya. Sekalian aku juga mau minta maaf karena gak sempat memberitahumu dari awal sebab pernikahanku tidak sama dengan anak gadis pada umumnya]
Adinda langsung mengirimkan pesan dengan kalimat yang dibubuhi emoticon tanda orang menangis sedih kepada sahabatnya, menunggu beberapa detik pesan itu terlihat centang dua dan berwarna biru yang menandakan ketikan nya baru saja dibaca sama Maryam.
[Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, aku sudah memaafkanmu dan aku akan selalu mengertimu. Hanya saja aku begitu bingung, kenapa kamu bisa menikahi lelaki yang tidak sesuai dengan tipe yang kau inginkan? Apakah kamu melakukan pernikahan paksa dengan suamimu sekarang? Jika itu memang benar maka kuharap kamu teruslah bersabar apalagi kalian sama sekali belum pernah bertemu sebelumnya atau parahnya lagi orang itu merupakan laki-laki yang kamu benci, tapi ku harap itu hanya perasaanku saja]
Maryam sepertinya langsung bisa menebak dan mengetahui apa yang sekarang ada dalam pikiran Adinda hingga sangat tepat sasaran.
[Wallahu’alam yang kutahu sekarang, Dialah jodohku untuk saat ini makanya sekarang punya status sebagai suami sahku di mata agama dan juga negara tapi jauh di dalam lubuk hatiku, dia bukanlah lelaki yang bisa mendampingiku untuk menjadi seorang imam untuk bertemu dengan Allah. Dia bahkan belum pernah sekali pun menjadi Imamku dalam shalat hingga sekarang]
Adinda membalas pesan dari Maryam dengan diakhiri emoticon tanda sedih dan juga tiga tanda hati yang pecah serta hancur. Bahkan saat ini Gadis itu benar-benar dalam keadaan sedang menangis, menatap sesaat pada sosok yang sedang berbaring begitu nyenyak di atas tempat tidur King size tanpa adanya wajah risau penuh dosa.
‘Apa iya kalau Mas Reza benar-benar akan menjadi jodohku? Sayangnya dia hanya menjadi suamiku di atas kertas saat ini karena hatinya masih tertutup awan hitam dan kelabu yang sangat pekat!’ Adinda menelan ludah merasa kehidupannya begitu bakal sangat sulit ke depannya karena yang ia dengar, Pak Suryo telah memberikan mereka satu unit rumah mewah sebagai hadiah pernikahan.
Sudah terbayang di pelupuk matanya, bagaimana keadaan rumah tangga yang bakal ia jalani setelah pindah ke sana. Tidak ada lagi yang akan mengawasi mereka berdua hingga Adinda sangat yakin, kalau Reza akan melakukan hal-hal yang tidak seharusnya pada dirinya.
“Kamu kenapa memandangi saya seperti itu? Ingat apa yang pernah saya katakan, jangan pernah bermain perasaan sedikit pun terhadap saya karena kamu hanya anak seorang pelayan! Seorang babu yang selama ini hanya berguna untuk membersihkan kotoran-kotoran yang ada di rumah saya, jadi jangan pernah bermimpi kalau kamu akan naik pangkat setelah saya nikahi!” Reza bangkit dan turun dari ranjangnya menuju kamar mandi setelah mengeluarkan kata-kata kasar penuh penekanan yang mampu menghancurkan perasaan Adinda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Ma Em
huh aku benci banget sama si Reza sombongnya kebangetan selalu saja menghina dan merendahkan orang lain semoga Reza akan dapat karma dari kesombongannya.
2024-02-22
0
@🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ㊍㊍✅
nympe sini dlu uni ,nguantuk 😴😴🙏🏻🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️
2024-01-21
1
@🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ㊍㊍✅
plingan sireno itu ,penganggum rhsit,,siapa lgi ,,,,,,,,,ee,,Mariam ada anaknya uni 😬🤔🤔
2024-01-21
1