Bab 19. Cantiknya

Pagi-pagi sekali Adinda sudah terbangun dari tidurnya pernah bergegas mandi untuk membersihkan diri sebelum pergi menghadap sang Ilahi. Bersimpuh dan bersih sujud dihadapan sang Maha Kuasa dengan merendahkan hati dan juga diri agar bisa mendapatkan ketenangan jiwa.

Setelah rutinitas biasa itu dia lakukan, Adinda mengingat kejadian apa yang telah dialaminya akibat perbuatan Reza. Betapa sakit rasa hatinya diperlakukan seperti seorang budak yang tak punya harga diri sedikit saja. Bukan dirinya ingin meminta hal lebih dari sosok lelki yang bergelar suaminya itu tapi [aling tidak dirinya masih diperlakukan sebagai layaknya manusia.

“Aku harus kuat sedikit lagi demi bunda dan kak Aisyah. Kalau aku menyerah sekarang maka bisa jadi biaya kuliah kakak akan dihentikan dan aku pun mungkin tak akan bisa melanjutkan kuliah lagi,” monolognya sambil menatap wajahnya sendiri di cermin meja rias.

Hari ini Adinda sengaja tidak memasak sarapan pagi karena masih merasa kesal dan juga takut bertemu dengan Reza. Gadis itu mulai merasa hidupnya semakin masuk ke dalam jurang derita selagi masih berada dalam ikatan pernikahan. Terbersit sepintas rasa ingin menyerah tapi dirinya harus melihat terlebih dahulu bagaimana sikap Reza beberapa hari ke depan. Jika dirinya masih saja diperlakukan kasar seperti semalam maka Adinda bertekad akan menuntut cerai saja agar segera terlepas dari suaminya yang ringan tangan.

Ceklek!

Hari sudah menunjukkan pukul depalan pagi, gadis itu mau tak mau harus gegas pergi ke kampus karena tak ingin datang terlambat. Adinda keluar kamar dengan mata waspada, melihat ke sana kemari untuk memastikan kalau suaminya telah pergi berangkat ke kantor. Dirinya sungguh tak ingin bertatap muka dengan lelaki kasar menyebalkan itu!

Ting tong! Ting Tong! Ting Tong!

Bel rumah terdengar Berbunyi membuat langkah kaki Adinda mau tak mau mengarah cepat pada pintu, kedua bola mata Gadis itu membulat sempurna saat mengetahui siapa sosok orang yang datang sepagi ini ke rumahnya.

Sepasang suami istri terlihat sedang berdiri dengan senyuman mengembang di depan pintu rumahnya. Adinda merasa gugup karena takut kalau sampai kedua orang baik hati itu sampai mengetahui kalau dirinya dan Reza tidak pernah menjalankan pernikahan ini dengan baik seperti harapan mereka berdua.

“Assalamualaikum menantu mama tersayang,” sapa ibu Suryo sembari memeluk tubuh mungil Adinda.

“Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, Ma … Pa … tumben datang ke sini pagi sekali,” sahutnyanya menyapa balik.

Gadis itu tanpa sungkan meraih tangan kanan kedua mertua dan menciuminya takzim secara bergantian. Pak Suryo tersenyum dan mengelus pucuk kepala Adinda seiring senyum mereka terlihat menghiasi bibir tuanya.

“Apa Reza berbuat kasar padamu, Nak? Apa dia tidak memperlakukanmu dengan baik? Apa yang terjadi dengan pelipis di wajahmu ini?” tanya Ibu Suryo dengan mimik terlihat begitu khawatir.

Bagaimana mungkin dirinya tidak merasa cemas saat melihat wajah sang menantu dalam kondisi diperban. ‘Apa jangan-jangan Reza melakukan kekerasan pada istrinya? Aku akan memberi anak nakal itu pelajaran kalau sampai ketahuan berbuat kasar sama Adinda,’ batin Pak Suryo dengan tangan mengepal.

Pria paruh baya itu berjanji di dalam hati akan berbuat adil jika putranya tidak meperlakukan Adinda dengan baik. Bahkan tanpa Reza ketahui rumah yang sekarang anak menantunya tempati ternyata sudah atas nama Adinda sendiri bukan nama anaknya.

“Astagfirullah Adinda sampai lupa, ayo kita masuk dulu!” ajak Gadis itu menggandeng tangan mertua perempuannya lalu mengajaknya masuk.

Setelah sampai di ruang tamu, Adinda kembali meletakkan tas ransel yang juga berisi laptop di punggungnya dengan sangat hati-hati di atas meja, lalu mempersilahkan kedua mertuanya itu untuk segera duduk.

“Mama dan papa silakan duduk dulu, Adinda akan ke belakang sebentar untuk menyeduh minuman,” ucapnya berpamitan tetapi langkah kakinya dihentikan oleh ibu Suryo.

“Kami hanya berkunjung sebentar ke sini karena ingin mengantarkan makanan untukmu dan Reza, kebetulan tadi Mama memasak menu kesukaan Reza, jadi nanti tolong kamu antarkan ke kantornya ya!” pinta Ibu Suryo sembari meletakkan rantang di atas meja.

Wanita paruh baya itu terlihat sangat bersemangat, wajahnya begitu ceria karena mengira anak menantunya hidup dalam keadaan bahagia tanpa mengetahui kalau Reza baru saja melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap istrinya.

‘Bagaimana ini ya Allah? Aku bukannya tak mau mengantarkan makanan ini ke kantornya Mas Reza tapi aku hanya takut pria itu akan murka melihat kedatanganku ke sana,’ Adinda membatin di dalam hati memikirkan bagaimana caranya agar makanan itu sampai ke kantor tanpa harus dia antarkan sendiri.

Sementara pak Suryo itu sendiri langsung mengambil ponsel yang ada di dalam satunya, menghubungi Reno sang asisten pribadi putranya.

“Halo Reno tolong kamu kirimkan sopir kantor di rumah Reza karena istrinya akan mengantarkan makanan ke sana, sepertinya tadi Reza lupa untuk sarapan pagi,” Ucap pak Suryo dengan santai memerintah sang asisten pribadi putranya untuk datang ke rumah yang ditempati Adinda.

Ibu Suryo yang berada di samping suaminya langsung memberikan kode hingga laki-laki itu sesaat mengalihkan pandang pada istrinya.

“Suruh Reno langsung saja ke sini Pak, bilang sama Reno jangan sampai Reza tahu kalau istrinya bakalan datang ke sana mengantarkan makanan! Anggap saja Ini surprise untuk Reza karena anak kita itu pasti nggak bakalan pernah menyangka, kalau istrinya akan datang ke sana mengantarkan makanan,” usul Ibu Suryo dengan semangat tanpa mengetahui apa yang akan terjadi di kantor nanti.

Pak Suryo menganggukkan kepala terlihat mengerti dengan keinginan sang istri lalu kembali bicara dengan asisten pribadi putranya, “kata istri saya kamu langsung saja ke rumah Reza sekarang juga tapi jangan beritahukan sama anak nakal itu kalau kamu akan membawakan istrinya ke kantor!”

[Baik, kalau begitu saya akan langsung pergi ke rumah Pak Reza sekarang juga, karena kebetulan saya sedang berada di parkiran kantor, Pak!]

Suara Reno terdengar bersemangat karena dia sebenarnya ingin sekali menuntut jawaban dari Reza atas sikap laki-laki itu karena baru saja menyuruh Kamila memasuki ruangannya tapi malah menyuruhnya pergi untuk membeli kopi di kafe yang lumayan jauh dari kantornya.

“Kalau begitu saya tunggu kamu secepatnya di rumah Reza!” sambung pak Suryo sebelum menekan icon warna merah di layar utama ponselnya.

Pria paruh baya itu lalu menoleh pada Adinda melihat tampilan menantunya yang terkesan begitu sangat sederhana. “Apa kamu tidak memiliki pakaian yang sedikit lebih berkelas di atas ini?”

 Adinda tersenyum lalu memberikan anggukan kepala, “Mama pernah memberikanku beberapa gamis. Apakah Adinda harus menggantinya terlebih dahulu, Pa?”

“Tentu saja kamu harus datang ke kantor suamimu dengan berpenampilan lebih cantik daripada biasanya karena nanti bakal ada karyawan yang akan melihat kedatanganmu! Mama nggak mau ada orang yang merendahkan menantuku, kamu mengerti kan sayang?” Ibu Suryo mengelus pucuk kepala Adinda membuat perempuan itu merasakan jauh lebih dihargai dan dihormati kedua mertuanya daripada suaminya sendiri.

Beberapa menit kemudian terdengar deru mobil memasuki halaman rumah Adinda, terlihat seorang lelaki tampan turun dari kuda besi dengan kacamata hitamnya. Siapa lagi kalau bukan sang asisten pribadi suaminya.

“Assalamualaikum,” ucap Reno saat masih berada di pintu rumah Adinda.

“Wa'alaikumussalam warahmatullah. Ayo silakan masuk sebentar, Reno karena Adinda masih mengganti pakaiannya,” terang pak Suryo melihat ke arah pintu kamar Adinda yang baru saja terbuka.

Deg!

‘Cantik!’

Jantung Reno berpacu begitu cepat ketika melihat wajah Adinda yang begitu cantik tersenyum berdiri di depan pintu kamarnya dengan sedikit anggukan kepala.

Terpopuler

Comments

Ney maniez

Ney maniez

jgn macen2 sm istri bozz y🤭🤭😄😄

2024-01-26

1

@🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ㊍㊍✅

@🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ㊍㊍✅

hayoloh,,,siap" bkl nysel za, adinda bnyk yg naksir

2024-01-24

1

❤ Ki Kᵝ⃟ᴸMak buaya

❤ Ki Kᵝ⃟ᴸMak buaya

bul, mantu tersayang mu ini dianiaya anak mu bukk

2024-01-05

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Ditinggal Kabur
2 Bab 2. Demi Balas Budi
3 Bab 3. Adinda Pingsan
4 Bab 4. Harga Diri
5 Bab 5. Jangan Sentuh Dia
6 Bab 6. Pernikahan Kontrak
7 Bab 7. Tidak Tergoda
8 Bab 8. Merasa Tak Tega
9 Bab 9. Pencitraan
10 Bab 10. Suami Di Atas Kertas
11 Bab 11. Mengabaikan
12 Bab 12. Salah Sasaran
13 Bab 13. Aluna
14 Bab 14. Tersedak Tulang Ayam
15 Bab 15. Mencuri Bekal Istri
16 Bab 16. Dasar Suami Aneh
17 Bab 17. Suami Munafik
18 Bab 18. Reza Uring-uringan
19 Bab 19. Cantiknya
20 Bab 20. Mengunjungi Kantor Suami
21 Bab 21. Keputusan Adinda
22 Bab 22. Tertabrak Mobil
23 Bab 23. Kau Harus Baik-baik Saja
24 Bab 24. Saya Akram
25 Bab 25. Dilema
26 Bab 26. Bagaimana Ini
27 Bab 27. Mencari Istri.
28 Bab 28. Gak Mungkin
29 Bab 29. Suami Sampah
30 Bab 30. Hanya Aku Yang Boleh Memilikinya
31 Bab 31. Papa Keren
32 Bab 32. Selingkuh Itu Penyakit
33 Bab 33. Dia Bukan Istrimu
34 Bab 34. Gangguan Sang Mama
35 Bab 35. Tidak Setuju
36 Bab 36. Dilema
37 Bab 36. Pertemuan Akram Dan Pak Suryo
38 Bab 38. Memergoki Suami
39 Bab 39. Kemarahan Akram
40 Bab 40. Ancaman Akram
41 Bab 41. Saran Akram
42 Bab 42. Tawaran Jadi Pengasuh
43 Bab. 43. Tingkah Aneh Akram
44 Bab 44. Kesepakatan Dengan Nyonya Ramindra
45 Bab 45. Adinda Pergi
46 Bab 46. Caca Mau Bunda
47 Bab 47. Pulang Kampung
48 Bab 48. Merahasiakan 1
49 Merahasiakan 2.
50 Bab 50. Tamu Tak Diundang
51 Bab 51. Jujur
52 Bab 52. Berebut
53 Bab 53. Perdebatan di Meja Makan
54 Bab 54. Permintaan Reza
55 Bab 55. Jatuh Talak
56 Bab 56. Salah Bicara
57 Bab 57. Rencana Akram
58 Bab 58. Akram Cemburu?
59 Bab 59.
60 Bab 60. Jatuh Cinta
61 Bab 61. Janji Adinda
62 Bab 62. Perasaan Berbeda
63 Bab 63
64 Bab 64. Bermain di Timezone
65 Bab 65. Bunda Dimana?
66 Bab 66. Bukan Tukang Bubur
67 Bab 67. Penyesalan Sang Mantan
68 Bab 68. Celetukan Caca
69 Bab 69. Aib Yang Terbuka
70 Bab 70. Janda Sok Tau
71 Bab 71. Ancaman Reza
72 Bab 72. Bimo Dan Romeo
73 Bab 73. Cemburukah?
74 Bab 74. Kebakaran Jenggot
75 Bab 75. Penguntit Nakal
76 Bab 75. Penguntit Nakal 2
77 Bab 77. Jangan Gengsi, Bos!
78 Bab 78. Romeo Menantang Akram
79 Bab 79. Berdamai Dengan Keadaan
80 Bab 80. Cemburu Berlebihan
81 Bab 81. Rencana Romeo
82 Bab 82. Menjalankan Rencana
83 Bab 83 : Sandiwara Roland
84 Bab 84. Beli Koyo
85 Bab 85. Super Panas
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137.
138 Bab 138
139 Bab 139. Pertemuan Rafli dan Maryam
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 191.
192 Bab 192
193 Bab 193
194 Bab 194
195 Bab 195
196 Bab 196
197 Bab 197
198 Bab 198
199 Bab 199
200 Bab 200
201 Bab 201. Lelaki Brengsekk
202 Bab 202
203 Bab 203. Rara vs Roland
204 Bab 204. Makhluk Astral
205 Bab 205. Pusaka Plontos
206 Bab 206. Menjadi Tawanan
207 Bab 207. Apartemen Roland
208 Bab 208. Papan Gilesan
209 Bab 209. Terjebak Sendiri
210 Bab 210. Telepon Malam
211 Bab 211. Jatuh Dari Ranjang
212 Bab 212. Cemburu Akut
213 Bab 213. Kepergok Anak
214 Bab 214. Egois Untuk Bahagia
215 Bab 215. Rencana Ramindra
216 Bab 216. Pertanyaan Tentang Cinta
217 Bab 217. Awal Penyatuan Raga
218 Bab 218. Masih Gadis
219 Bab 219. Bukan Lagi Seorang CEO
220 Bab 220. Suami Messum
221 Bab 221. Pembokat Spesial
222 Bab 222. Lelaki Sombong
223 Bab 223. Makan Lewat Mulut Saya
224 Bab 224. Si Pembuat Masalah
225 Bab 225. Kenapa?
226 Bab 226. Ketar-ketir
227 Bab 227. Terluka Lagi
228 Bab 228. Papa Messum
229 Bab 229. Jangan Baper
230 BAb 230. Bertemu
231 Bab 231. Kamu Cemburu?
232 Bab 232. Berani Mengakui Perasaan
233 Bab 233. Tentang Kepastian
234 Bab 234. Menikahlah Denganku!
235 Bab 235. Lelaki Tidak Peka
236 Bab 236. Pekerjaan Baru
237 Bab 237. Pelamar
238 Bab 238. Adinda ke Bengkel
239 Bab 239. Perkenalan Adinda di Bengkel
240 Bab 240. Bikin Dedek Bayi, Yuk!
241 Bab 241. Jatuh Cinta
242 Bab 242. Tidak Akan Gegabah
243 Bab 243. Apa Yang Terjadi?
244 Bab 244. Kejadian Yang Menimpa Sundari
245 Bab 245. Customer Cantik
246 Bab 246. Jujur Itu Lebih Baik
247 Bab 247. Terlalu Licik
248 BAb 248. Harus Dilawan
249 Bab 249. Dua Wanita
250 Bab 250. Bertemu Besan
251 Bab 251. Kebencian Akram
252 Bab 252. Ingin Bercerai
253 Bab 253. Kotak Bekal
254 BAb 254. Papa genitt
255 Bab 255. Bisa Rapuh Juga
256 Bab 256. Lelaki Kejam
257 Bab 247. Tindakan Pak Bagus
258 Bab 248. Jatuh
259 Bab 249. Sesal Yang Terlambat
260 Bab 260. Perih
Episodes

Updated 260 Episodes

1
Bab 1. Ditinggal Kabur
2
Bab 2. Demi Balas Budi
3
Bab 3. Adinda Pingsan
4
Bab 4. Harga Diri
5
Bab 5. Jangan Sentuh Dia
6
Bab 6. Pernikahan Kontrak
7
Bab 7. Tidak Tergoda
8
Bab 8. Merasa Tak Tega
9
Bab 9. Pencitraan
10
Bab 10. Suami Di Atas Kertas
11
Bab 11. Mengabaikan
12
Bab 12. Salah Sasaran
13
Bab 13. Aluna
14
Bab 14. Tersedak Tulang Ayam
15
Bab 15. Mencuri Bekal Istri
16
Bab 16. Dasar Suami Aneh
17
Bab 17. Suami Munafik
18
Bab 18. Reza Uring-uringan
19
Bab 19. Cantiknya
20
Bab 20. Mengunjungi Kantor Suami
21
Bab 21. Keputusan Adinda
22
Bab 22. Tertabrak Mobil
23
Bab 23. Kau Harus Baik-baik Saja
24
Bab 24. Saya Akram
25
Bab 25. Dilema
26
Bab 26. Bagaimana Ini
27
Bab 27. Mencari Istri.
28
Bab 28. Gak Mungkin
29
Bab 29. Suami Sampah
30
Bab 30. Hanya Aku Yang Boleh Memilikinya
31
Bab 31. Papa Keren
32
Bab 32. Selingkuh Itu Penyakit
33
Bab 33. Dia Bukan Istrimu
34
Bab 34. Gangguan Sang Mama
35
Bab 35. Tidak Setuju
36
Bab 36. Dilema
37
Bab 36. Pertemuan Akram Dan Pak Suryo
38
Bab 38. Memergoki Suami
39
Bab 39. Kemarahan Akram
40
Bab 40. Ancaman Akram
41
Bab 41. Saran Akram
42
Bab 42. Tawaran Jadi Pengasuh
43
Bab. 43. Tingkah Aneh Akram
44
Bab 44. Kesepakatan Dengan Nyonya Ramindra
45
Bab 45. Adinda Pergi
46
Bab 46. Caca Mau Bunda
47
Bab 47. Pulang Kampung
48
Bab 48. Merahasiakan 1
49
Merahasiakan 2.
50
Bab 50. Tamu Tak Diundang
51
Bab 51. Jujur
52
Bab 52. Berebut
53
Bab 53. Perdebatan di Meja Makan
54
Bab 54. Permintaan Reza
55
Bab 55. Jatuh Talak
56
Bab 56. Salah Bicara
57
Bab 57. Rencana Akram
58
Bab 58. Akram Cemburu?
59
Bab 59.
60
Bab 60. Jatuh Cinta
61
Bab 61. Janji Adinda
62
Bab 62. Perasaan Berbeda
63
Bab 63
64
Bab 64. Bermain di Timezone
65
Bab 65. Bunda Dimana?
66
Bab 66. Bukan Tukang Bubur
67
Bab 67. Penyesalan Sang Mantan
68
Bab 68. Celetukan Caca
69
Bab 69. Aib Yang Terbuka
70
Bab 70. Janda Sok Tau
71
Bab 71. Ancaman Reza
72
Bab 72. Bimo Dan Romeo
73
Bab 73. Cemburukah?
74
Bab 74. Kebakaran Jenggot
75
Bab 75. Penguntit Nakal
76
Bab 75. Penguntit Nakal 2
77
Bab 77. Jangan Gengsi, Bos!
78
Bab 78. Romeo Menantang Akram
79
Bab 79. Berdamai Dengan Keadaan
80
Bab 80. Cemburu Berlebihan
81
Bab 81. Rencana Romeo
82
Bab 82. Menjalankan Rencana
83
Bab 83 : Sandiwara Roland
84
Bab 84. Beli Koyo
85
Bab 85. Super Panas
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137.
138
Bab 138
139
Bab 139. Pertemuan Rafli dan Maryam
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 191.
192
Bab 192
193
Bab 193
194
Bab 194
195
Bab 195
196
Bab 196
197
Bab 197
198
Bab 198
199
Bab 199
200
Bab 200
201
Bab 201. Lelaki Brengsekk
202
Bab 202
203
Bab 203. Rara vs Roland
204
Bab 204. Makhluk Astral
205
Bab 205. Pusaka Plontos
206
Bab 206. Menjadi Tawanan
207
Bab 207. Apartemen Roland
208
Bab 208. Papan Gilesan
209
Bab 209. Terjebak Sendiri
210
Bab 210. Telepon Malam
211
Bab 211. Jatuh Dari Ranjang
212
Bab 212. Cemburu Akut
213
Bab 213. Kepergok Anak
214
Bab 214. Egois Untuk Bahagia
215
Bab 215. Rencana Ramindra
216
Bab 216. Pertanyaan Tentang Cinta
217
Bab 217. Awal Penyatuan Raga
218
Bab 218. Masih Gadis
219
Bab 219. Bukan Lagi Seorang CEO
220
Bab 220. Suami Messum
221
Bab 221. Pembokat Spesial
222
Bab 222. Lelaki Sombong
223
Bab 223. Makan Lewat Mulut Saya
224
Bab 224. Si Pembuat Masalah
225
Bab 225. Kenapa?
226
Bab 226. Ketar-ketir
227
Bab 227. Terluka Lagi
228
Bab 228. Papa Messum
229
Bab 229. Jangan Baper
230
BAb 230. Bertemu
231
Bab 231. Kamu Cemburu?
232
Bab 232. Berani Mengakui Perasaan
233
Bab 233. Tentang Kepastian
234
Bab 234. Menikahlah Denganku!
235
Bab 235. Lelaki Tidak Peka
236
Bab 236. Pekerjaan Baru
237
Bab 237. Pelamar
238
Bab 238. Adinda ke Bengkel
239
Bab 239. Perkenalan Adinda di Bengkel
240
Bab 240. Bikin Dedek Bayi, Yuk!
241
Bab 241. Jatuh Cinta
242
Bab 242. Tidak Akan Gegabah
243
Bab 243. Apa Yang Terjadi?
244
Bab 244. Kejadian Yang Menimpa Sundari
245
Bab 245. Customer Cantik
246
Bab 246. Jujur Itu Lebih Baik
247
Bab 247. Terlalu Licik
248
BAb 248. Harus Dilawan
249
Bab 249. Dua Wanita
250
Bab 250. Bertemu Besan
251
Bab 251. Kebencian Akram
252
Bab 252. Ingin Bercerai
253
Bab 253. Kotak Bekal
254
BAb 254. Papa genitt
255
Bab 255. Bisa Rapuh Juga
256
Bab 256. Lelaki Kejam
257
Bab 247. Tindakan Pak Bagus
258
Bab 248. Jatuh
259
Bab 249. Sesal Yang Terlambat
260
Bab 260. Perih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!