“Kamu ngapain ke dapur bukannya tadi udah tidur nyenyak?” Reza dengan cepat mengambil tisu untuk mengelap jari jemarinya yang masih terlihat menyisakan sedikit kuah yang melekat di sana. Namun sayangnya suara itu hanya tertahan di dalam hatinya semata tanpa keluar sedikit pun hingga Adinda sama sekali tidak mendengar bisikan hati sang suami
Adinda sepertinya dengan sengaja berpura-pura tidak melihat Reza yang ada di ruang makan tapi langsung saja menuju kulkas dan berdiri setelah pintu lemari pendingin itu terbuka, mengambil sebotol air dan langsung meminumnya di sana dengan membelakangi arah meja makan di mana Reza baru saja menyantap menu makanan yang ia sajikan.
Reza melongo, melihat bagaimana Adinda seolah-olah sedikit pun tidak melihat keberadaannya, pria itu baru menyadari kalau ternyata lampu dapur yang biasanya hidup semua ternyata saat ini hanya persis terang di meja makan saja.
‘Apa jangan-jangan dia tadi nggak ngeliatin gue kalau lagi makan di sini, ya? Impossible banget deh! Tapi bagus juga lah jadi gue nggak perlu merasa malu segala karena udah menjerat ludah sendiri setelah menghina si udik itu’ Reza akhirnya berdiri lalu pergi meninggalkan dapur menaiki undakan anak tangga menuju kamarnya hingga pria itu lupa ternyata tenggorokannya belum di guyur air belum sempat meminum seteguk pun air selesai makan dadakan nya.
Bukan hanya itu yang Reza lupakan, tapi ternyata dia juga saking gugup dan groginya bertemu Adinda di ruang makan, sampai-sampai Ia lupa mencuci tangannya di wastafel, sementara jarinya tentu saja masih menyisakan bau amis ikan dan juga ayam yang tadi disantapnya.
“Astaga gue sampai lupa nya cuci tangan. Ini semua gara-gara Adinda yang tiba-tiba aja nongol di ruang makan!” rutuk Reza dengan cepat masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan seluruh jari-jarinya yang terlihat sudah bersih tapi menyisakan bau yang tidak sedap.
Pria itu tersenyum tipis melihat Adinda yang ternyata sama sekali tidak menyadari kehadirannya di meja makan dan anehnya Reza begitu percaya diri dengan pikirannya sekarang ini.
Sementara itu, Adinda yang masih berada di dekat meja makan hanya bisa tersenyum sembari menggelengkan kepala melihat tingkah Reza seperti anak kecil yang berusaha agar tidak ketahuan kalau dirinya sedang mencuri sesuatu padahal jelas-jelas Adinda melihat pria itu makan dengan lahapnya.
‘Masa orang segede gaban begini dikira tak bisa melihatnya! Memangnya dia itu hantu sampai-sampai mataku tak bisa melihat sosok suami yang sebesar itu, aneh banget orang itu!’ batin Adinda merasa sangat lucu.
Bagaimana mungkin seorang pimpinan perusahaan seperti Reza bisa-bisanya menganggap dirinya tak bisa melihat lelaki yang sedang lahap di meja makan? Apalagi sangat jelas jika wajah suaminya tadi terlihat sedikit pucat dan dia karena mungkin antara malu dan juga gugup menjadi satu seperti Adinda sedang memakan masakan yang diracik dari tangannya sendiri.
*
*
Jelang pagi seperti biasa, Adinda akan selalu bermunajat untuk menghadap sang Ilahi hingga subuh tiba. Setelah itu karena sudah terbiasa dirinya langsung pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi walau dirinya tahu kalau Reza sama sekali tidak pernah sarapan di rumah ini tapi paling tidak sebagai seorang istri dia masih menjalankan tugasnya baik itu mau dimakan Reza ataupun diabaikan.
Adinda sangat hafal kalau selama ini, Reza tidak pernah sama sekali bangun pagi, jadi dirinya selalu melepas hijab ketika memasak karena merasa tidak akan ada yang membergoki di rumahnya sendiri dan kalau seandainya Reza melihat pun, bukankah itu sangat wajar?
“Sepertinya pagi ini menu sarapannya cukup nasi goreng aja deh sebelum berangkat kuliah!” ucapnya bermonolog sendiri sembari membuka kulkas dan mengeluarkan bahan-bahan yang ingin digunakannya sebagai pelengkap nasi goreng.
Gadis itu mulai sibuk meracik semua bumbu-bumbu yang dibutuhkan serta menyuwir beberapa potong ayam sebagai bahan pelengkap topping nasi gorengnya nanti selain terlalu ceplok setengah matang kesukaannya. Adinda juga sudah selesai bumbu halus yang akan digunakannya serta memotong-motong daun selada dan juga timun sebagai pelengkapnya.
“Aku kayaknya akan membuat sedikit berlebih biar sekalian aja aku bawa untuk bekal pergi ke kampus daripada nanti beli makan di sana yang pasti harganya sangat mahal! Sayang aja, uang dari Mas Reza digunakan untuk beli makanan tak sehat di luar sana,” ucap Gadis itu lagi bicara sudah pasti hanya pada dirinya sendiri.
Dengan santai Gadis itu begitu cekatan di area dapur masih dengan pakaian tidur baju lengan pendek dan juga celana di atas lutut. Bahkan Adinda sedikit bersenandung ria di dapur untuk menghilangkan rasa sepinya ketika mengaduk bumbu yang tadi baru saja dimasukkannya ke dalam wajan membuat nasi goreng. Tanpa ia sadari, sebenarnya apa yang diucapkan sama gadis itu membuat garis bibir seorang Reza terangkat ke atas dan di dalam pikirannya sekarang sudah terbesit akan mengambil alih bekal yang bakal dibawa Adinda nanti.
‘Gue kira dia beli makanan selama ini jadi ternyata dia membuatnya sendiri, cantik!’ batinnya di dalam hati saat melihat gadis itu sedang memindahkan nasi goreng buatannya ke dalam salah satu kotak bekal yang akan dibawanya nanti.
“Oke deh selesai! Sekarang aku tinggal bersiap mandi dan ganti baju, habis itu sarapan dan langsung pergi! Mudah-mudahan aja Mas Reza nggak bangun-bangun nyampe siang. Lagian udah punya bini di rumah bukannya bersyukur tapi malah pergi keluar mabuk-mabukan nggak jelas, astaghfirullahaladzim … aku ini mikirin apa sih? Dia mau pulang balik ke rumah ini aja udah syukur, entah apa jadinya kalau Mas Reza nggak pulang-pulang ke rumah ini bertepatan dengan mertuaku datang kemari, bisa berabe deh jadinya!” Adinda mencuci tangannya pada keran di wastafel serta membuka apron yang melekat di tubuhnya. Gadis itu segera pergi ke kamar yang tak jauh dari ruangan dapur sekarang karena memang perempuan itu disuruh tidur di kamar bagian lantai bawah.
Reza dengan sengaja bersembunyi di balik pintu agar apa yang akan dilakukannya tidak sampai diketahui oleh Adinda, apalagi dia sangat yakin kalau Gadis itu tak akan pernah mengetahui bahwa dirinya sedang menyusun rencana untuk mencuri bekal milik istrinya sendiri.
Setelah memastikan Kalau Adinda benar-benar sudah masuk ke dalam kamarnya, Reza dengan gerakan cepat mengambil alih bekal yang tadi sudah disiapkan perempuan itu untuk dibawanya ke kampus. Mengambil seporsi nasi goreng yang tertata rapi di atas meja makan, tepatnya dalam tudung saji lalu memberinya topping sendiri dengan telur ceplok dan irisan tomat karena memang lelaki itu tidak menyukai selada.
Dengan langkah begitu ringan dan cepat dirinya menaiki anak tangga perlahan-lahan agar sampai tidak kedengaran sama Adinda di mana kedua tangannya memegang piring berisi nasi goreng dan sebelahnya lagi menenteng bekal yang seharusnya dibawa Adinda.
“Hmmm … dari baunya aja udah enak banget, pasti nasi goreng ini rasanya lezat,” monolognya dengan wajah berbinar senang.
Dirinya sama sekali tidak menyadari kalau surat perjanjian itu mulai dilanggarnya sejak tadi malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Ney maniez
kemakan omongan sendiri,,, bkn lg ke makan nyolong nasgor istri🤭🤣🤣🤣
2024-01-25
1
@🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ㊍㊍✅
dsr muna kmu za
2024-01-23
2
@🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ㊍㊍✅
🙄🙄🙄,,,,pen gtok pke palu
2024-01-23
2