Reza pulang ke rumah setelah malam begitu larut bahkan sudah jelang dini hari dengan penampilan kusut dan baju yang acak-acakan, memasuki rumah yang besar dengan jalan yang sedikit sempoyongan karena dirinya baru saja pulang dari klub malam. Bukan perkara mudah untuknya supaya bisa pulang kembali ke rumah karena hampir saja gara-gara kecerobohan meminta bantuan sama Romi, hampir saja dirinya melakukan zi-na yang selalu diwanti-wanti kedua orang tuanya untuk dijauhi.
“Dasar Romi kurang ajar! Kanvret sia-lan, apa dikiranya gue ini laki-laki tak bermoral? ” umpatnya dengan suara sumbang.
Ketika sampai di dalam rumah, kedua bola matanya tertuju pada perempuan yang sedang tertidur meringkuk di atas kursi sofa ruang tamu. Sepertinya Adinda ketiduran ketika menunggu kedatangan suaminya pulang ke rumah, hingga tengah malam tak juga muncul membuat Adinda tak mampu lagi untuk menahan rasa kantuknya.
“Ck, dasar udik! Apa dia nggak mikir sampai harus tidur di sini segala? Kalau sampai sakit, pasti papa sama mama bakal nyalahin gue juga. Apa dia gak bisa buat gue tenang sedikit saja, cih!” rutuknya kesal melihat Adinda yang tidur dengan pakaian tetap menutup aurat.
Ingin mengangkat dan memindahkan tubuh Adinda, dirinya sendiri merasa susah berjalan karena efek alkohol yang belum hilang, tapi membiarkan gadis itu tertidur sampai pagi di ruang tamu, dirinya masih punya hati dan merasa tidak tega melihatnya.
Reza akhirnya memilih untuk naik ke lantai dua untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum kembali lagi untuk memindahkan tubuh gadis menyebalkan yang telah membuatnya merasa stres sendiri. Perutnya juga terasa sedikit perih minta diisi tapi sengaja dibiarkan dan ditahannya hanya karena tak ingin menyentuh masakan yang dimasak sama istrinya sendiri.
“Dasar cacing tak punya akal, apa gak bisa biar besok saja minta makannya?” kesal Reza sedikit memukul bagian perutnya yang semakin meronta minta diisi saat busa berwarna putih masih melingkupi seluruh tubuhnya. Benar-benar merasa sangat kesal dengan cacing-cacing yang saat ini seolah sedang memberontak minta jatah di malam hari karena memang pria itu tidak melakukan makan malam sejak tadi melainkan hanya merusak dirinya dengan mengkonsumsi minuman keras di klub bersama Romi, bahkan dirinya hampir saja terjerumus dengan masuk ke ruang VIP bersama wanita malam bernama Aluna.
“Dasar wanita murahan tak tahu diri, bisa-bisanya dia menggoda gue dengan tubuhnya yang busuk itu! Ini semua gara-gara si Romi sia-lan itu, Awas aja nanti pasti bakal gue balas karena hampir saja bikin masa depan gue hancur sehancurnya!” Reza kembali mengumpat Romi yang telah mengajaknya ke suatu tempat untuk menghilangkan stres yang sedang menderanya.
Mau tak mau Akhirnya Reza mempercepat ritual mandi malamnya, karena malam ini sepertinya pria itu harus mengendap masuk ke arah dapur agar bisa memakan sesuatu tapi sebelumnya dia akan memastikan kalau gadis yang telah dinikahinya itu dipindahkan ke kamar terlelap dengan mimpi indah.
Beberapa menit kemudian, akhirnya pria itu selesai juga mandi dan bergegas mengganti baju serta menuruni anak tangga menuju ruang tamu di mana istrinya masih meringkuk tidur di atas kursi sofa. Reza perlahan-lahan memasukkan salah satu tangannya di bawah kepala Adinda dan satunya lagi di bawah kedua pa-ha gadis itu, mengangkat tubuh istrinya dan memindahkan wanita itu ke dalam kamar yang memang ditempati Adinda sejak mereka pindah ke rumah besar ini.
“Kenapa tubuhnya ringan sekali? Apa gadis ini nggak pernah makan makanan yang bergizi sampai-sampai fisiknya kurus kering seperti ini?” monolog Reza sembari melangkahkan kaki dengan menggendong istrinya ala bridal style masuk ke dalam kamar.
Reza sangat kaget ketika sudah berada di dalam kamar milik istrinya yang selama ini memang terpisah lantai dengan kamar utama yang ditempatinya. Saat memasuki kamar yang ditempati Adinda, kedua bola matanya langsung disuguhi satu pigura yang begitu besar memperlihatkan foto dirinya saat melakukan ijab kabul dengan Adinda.
“Ckck, sudah dikatakan dari awal jangan pernah berharap lebih dari gue tapi tetap saja Adinda sepertinya menganggap pernikahan ini akan langgeng seumur hidup! Jangan pernah mengharapkan gue benar-benar akan menganggap lo sebagai bini gue karena sampai mati pun nggak bakalan pernah terjadi!” Reza berdecak lidah sembari meletakkan tubuh Adinda dengan begitu pelan.
Setelah memastikan jika Adinda benar-benar kembali terlelap pulas di atas tempat tidur King size di kamar itu, dengan cepat kaki panjangnya melangkah ke luar setelah menutup pintu, tapi lelaki itu lupa memastikan ternyata pintu itu masih meninggalkan sedikit celah. Dengan cepat Reza melangkahkan kaki menuju ruang makan, berharap ada makanan yang tersisa di sana sekedar untuk mengganjal dan menyogok para cacing yang ada di dalam perutnya.
Ketika kedua kelopak matanya menemukan meja makan yang selama ini tak pernah disentuhnya sekali saja, Reza langsung saja membuka tudung saji yang tersedia untuk melihat menu apa yang masih ada di atas meja makan.
Alangkah berbinarnya wajah Reza saat mendapati masih ada satu ekor gurame bakar, acar timun dan juga sambalado tersedia di sana serta setoples kerupuk. Bukan hanya itu menu makanan yang ada di atas meja, bahkan Reza melihat masih ada semangkuk ayam pop khusus sayap beberapa potong.
“Enak nih kayaknya, Adinda pasti membelinya, mana mungkin dia bisa masak sebanyak ini … apalagi dia cuma seorang gadis kampung yang udik!” Dengan cekatan lelaki itu berjalan ke arah rak piring dan mengambil piring di sana, menarik kursi yang langsung berhadapan dengan seluruh menu makanan yang sungguh mampu membangkitkan selera makannya.
Adinda memang tidak pernah meletakkan piring di atas meja karena dia sadar diri apapun menu yang dimasaknya tak akan pernah dicicipi oleh Reza jadi setiap Gadis itu selesai memasak dan makan, dirinya memang dengan sengaja menyisakan di atas meja makanan karena masih selalu berharap jika sang suami suatu saat bisa khilaf untuk memakan masakannya.
Gurame bakar sudah tandas begitu bersih, sekarang tangan Reza berpindah meraih semangkuk ayam pop dan mulai memasukkan ke dalam mulutnya.
“Lezat bener ini mah! Kayaknya gue harus nanya gadis kampung itu di mana dia membelinya?” Reza bicara sendiri sembari tangannya sibuk memasukkan sayap ayam itu ke dalam mulut hingga tanpa ia sadari, ada seorang gadis yang berdiri antara ruang depan dan ruang makan sembari tersenyum.
Sebenarnya Adinda bukanlah tipe manusia kebo sewaktu tidur sehingga gadis itu sudah terbangun saat Reza mengangkat tubuhnya tadi, tapi karena tak ingin membuat ada rasa canggung di antara mereka, Adinda terpaksa berpura-pura masih tertidur. Bahkan dirinya juga mendengar semua umpatan yang diucapkan oleh suaminya itu.
Ekhem!
Adinda dengan sengaja mendehem, berjalan ke arah kulkas untuk mengambil sebotol minuman dingin, tapi hal itu malah langsung membuat pria yang baru saja menandaskan masakannya tersedak tulang ayam karena kaget.
Uhuk! Uhuk! Uhuk!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Ney maniez
😄😄😄🤣🤣🤣🤣rasainnn
2024-01-25
1
@🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ㊍㊍✅
sokooorrrr loh,,mnjilat ludahnya sndri ckck 🙄🙄
2024-01-23
2
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
sukur langsung kena karma ,katanya gk mau makan masakan adinda
2023-10-28
3