Reza berangkat ke kantor dengan begitu riangnya bersama sekotak bekal nasi goreng buatan sang istri tercinta, Ralat, Adinda bukan istri tercintanya tetapi hanya sebagai pengganti dari seorang perempuan yang kabur di saat sehari sebelum pernikahan mereka, Kaira si penghianat - Itulah nama yang diberikan Reza dan tak akan pernah dilupakannya.
Kamila berdiri ketika melihat kedatangan Reza dan menyambut pria itu dengan sedikit membungkukkan badan, “Selamat pagi Pak Reza, sepertinya hari ini anda terlihat dalam keadaan sangat baik sekali hingga sejak tadi saya memperhatikan Anda selalu saja tersenyum ketika disapa oleh beberapa karyawan.”
Kamila yang menjabat sebagai sekretarisnya itu tentu saja begitu hafal dengan karakter bosnya yang selama ini hanya lebih sering memperlihatkan wajah dingin dan arogan, jangankan mengharap seutas senyum terukir di bibirnya tetapi yang bakal didapatkan hanyalah tatapan dingin mematikan seolah-olah akan membunuhnya.
“Katakan saja apa jadwal saya hari ini?” Reza masuk ke dalam ruangannya setelah Kamila membukakan pintu, meletakkan tas kerja warna hitam di atas mejanya. Tidak lupa pria itu juga tanpa tahu malu menenteng kotak bekal berisi nasi goreng buatan tangan sang istri dan juga meletakkannya di bagian sudut meja kerjanya.
‘Apa gue nggak salah lihat nih? Kalau Pak Reza sekarang bawa bekal makanan dari rumah. Sepertinya gue harus tanya langsung sama Reno tentang hal ini, bukankah baru beberapa hari yang lalu Reno mengatakan kalau Pak Reza sama sekali tak cinta sama istrinya? Untung gue kagak mau ngelakuin apa yang dia suruh biar menggoda Pak Reza agar pria ini tidak merasa sedih lagi dan kembali bersemangat saat melakukan pekerjaan di kantor.’ Kamila membatin di dalam hati merasa bersyukur tidak sampai melakukan apa yang disuruh asisten pribadi Reza yang saat ini sedang berada di luar kota.
“Bapak ada meeting dengan klien di restoran rencong tepat saat makan siang nanti,” cerita Kamila menyampaikan jadwal Reza yang ternyata masih saja begitu senggang sesuai dengan perintah pak Suryo agar anak tunggalnya itu jangan terlalu memfokuskan diri pada pekerjaan karena dirinya ingin cepat menimang cucu.
“Undur pertemuan dengan klien setelah makan siang saja sekitar pukul 02.00 siang karena saya sudah membawa bekal sendiri dan saya harus memakan bekal dari istri saya atau dia akan ngamuk nanti!” pria itu mengulas senyum misteri membuat Kamila tak bisa lagi berkutik selain menggeser jadwal pertemuan bosnya nanti.
“Baik Pak Reza, apakah masih ada yang anda butuhkan sebelum saya keluar dari ruangan ini?” Kamila kembali menatap wajah bosnya yang sejak tadi tidak berhenti memperlihatkan senyum tipis di bibirnya.
‘Sepertinya Pak Reza tadi malam habis melakukan MP deh makanya bawaannya senang terus dan selalu terlihat bahagia dengan wajah berbinarnya,” terka Kamila menebak-nebak apa yang sudah terjadi pada atasannya itu.
“Ada,” jawab Reza singkat.
“Apa itu, Pak Reza?” sekretaris itu dengan dahi yang berlipat menunggu jawaban dari atasannya.
“Kamu balik kanan lalu keluar dari ruangan saya!” usirnya tanpa dosa.
‘Dasar Bos menyebalkan, Kenapa dirinya benar-benar membuat telingaku terasa sakit dengan pengusirannya?’ kesal Kamila sembari membalikkan tubuh dan meninggalkan Reza yang masih sibuk dengan senyum manisnya entah sedang membayangkan apa.
Wanita yang telah menjadi sekretaris Reza lebih kurang dari 2 tahun itu, menutup pintu dengan wajah ditekuk serta bibir yang sedikit maju akibat menahan rasa kesal terhadap atasannya. Kamila hanya tidak suka dirinya diabaikan begitu saja, apalagi dirinya juga memiliki rasa berbeda terhadap Reza, hanya saja tak pernah berani mengungkapkannya, ditambah sikap Reza selama ini terhadapnya selalu dingin. Tak ada manis sedikit saja untuknya hingga membuat cinta itu hanya memiliki rasa bertepuk sebelah tangan.
*
*
Sore harinya, Adinda baru saja selesai mandi dan dia tidak mengetahui jika sang suami akan pulang cepat hari ini karena biasanya pria itu sering pulang malam sejak mereka pindah ke rumah baru.
“Alhamdulillah rasanya segar sekali pulang kuliah langsung keramas. Hari ini sungguh gerah banget, sekarang aku akan ke dapur untuk masak makan malam!” ujarnya bicara sendiri keluar dari kamar dengan rambut yang tergerai indah ditambah lagi surai hitamnya masih saja terlihat basah meneteskan air sisa air mandi yang melekat.
Adinda berjalan ke arah dapur dengan santai sambil bernyanyi dengan suara kecil, seolah dirinya selalu merasa bahagia walau bagaimanapun Reza menindasnya. Bahkan Gadis itu dengan sengaja mengibas-ngibaskan rambut basahnya membuat beberapa cipratan air mengenai benda yang dilaluinya, ada juga air yang terlihat menetes menuruni garis dagunya hingga terlihat begitu seksi.
Saat gadis itu baru saja memasuki area dapur, tubuhnya berdiri membeku melihat sosok yang disangkanya masih berada di kantor ternyata menatapnya seperti sebuah patung dengan mata membola dan mulut yang menganga. Adinda sungguh merasa sangat malu, apalagi ekspresi Reza begitu dengan cepat bisa berubah, menatapnya dengan mata elang yang sangat tajam seolah menghunus hingga ke dalam jiwanya.
“Ngapain lihat-lihat kayak begitu? Emangnya nggak pernah lihat orang cantik?” sewot Adinda dengan tetap berlalu ke dapur tanpa menyadari jika dirinya saat ini hanya mengenakan baju lengan pendek dan juga bagian bawah setinggi lutut.
Sebenarnya Adinda begitu gugup dan merasa takut kalau sampai Reza benar-benar memarahinya gara-gara keluar dengan aurat terbuka walau mau dilaporkan kemanapun saja dirinya sama sekali tidak melanggar aturan pernikahan, sebab Reza adalah suami yang sah di mata agama dan juga hukum negara.
“Apa lo sedang berusaha menggoda gue? Jangan harap dengan penampilan lo seperti itu, gue bakalan tertarik sama lo! Balik ke kamar lo dan jangan pernah keluar kalau masih buka aurat!” perintah Reza dengan kedua tangan yang terkepal seiring sesuatu yang sebenarnya telah membengkak berdiri tegak dibalik ****** ********.
‘Dasar gadis kurang ajar, dia pasti sengaja ngegoda gue! Astaga si-alan, Junior gue kenapa malah bereaksi hanya melihat perempuan itu berjalan ke dapur bahkan wajahnya datar begitu pas melihat gue!’ gerutu Reza di dalam hati karena hasratnya tiba-tiba saja memuncak hanya melihat sang istri yang lewat di depan mata dengan surai hitam lebat mempesona dibarengi kilauan bak mutiara yang menetes dari kepalanya.
Ini benar-benar sebuah ancaman untuk Reza karena bisa saja imannya benar-benar tergoda dan tak mampu lagi tertahankan.
Mendengar ucapan perintah menyakitkan dari suaminya, dengan cepat Adinda membalikkan tubuh yang tadi sudah berdiri di depan kulkas untuk mengeluarkan bahan makanan yang akan dimasaknya.
“Memangnya apa salah saya, Mas Reza yang terhormat? Bukankah kita ini sepasang suami istri yang bahkan boleh saling memperlihatkan aurat? Saya memang hanya wanita kampung yang udik tak cantik tapi saya sama sekali tak pernah menjadi seorang istri yang munafik!” sindirnya membuat Reza bungkam kalah telak.
'Apa dia tadi malam menyadari gue makan masakannya dan juga mencuri bekal makanannya?' Reza cengo bagai anak kecil yang bodo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Iesnayati
ahaha reza reza sepertinya sudah kecanduan masakan adinda yg enak & lezat
2024-04-22
0
Ney maniez
ya iya lah tau,,, sukurrr inn... mati kutu kannn
2024-01-26
1
@🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ㊍㊍✅
dsr pncuri ulung yg muna kau za 🙄🙄
2024-01-23
1