Saat keluarga itu masih sedang berdiskusi memikirkan jalan apa yang akan ditempuh, tiba-tiba saja Bibi Hanum datang mengetuk pintu walaupun daun pintu itu sudah terbuka.
Tok! Tok! Tok!
Mereka bertiga melirik ke ambang pintu, melihat Bibi Hanum dengan seorang gadis berhijab yang tadi sempat dilihat Reza berada di taman samping rumahnya.
“Maaf, Pak Suryo. Ini anak saya Adinda yang kemarin saya ceritakan akan ikut kerja di sini sembari kuliah,” terang Bi Hanum menjelaskan seiring senyumnya yang mengembang tulus.
Entah apa yang ada di dalam pikiran Pak Suryo hingga memperlihatkan sudut bibir yang terangkat ke atas dan beralih pandang pada istrinya. Dia merasa dunianya seketika terselamatkan dengan kedatangan gadis bernama Adinda — anak dari pelayan di rumahnya.
“Ayo Adinda, salim dulu sama bapak dan ibu! Kok anak bunda malah diam sih?” tegur Bibi Hanum mengingatkan sang putri yang terkesan malu dan juga takut karena di rumah itu sedikit ada masalah tapi sebagai pelayan dirinya merasa tidak perlu ikut campur.
Gadis berhijab itu langsung menggaruk bagian belakang hijabnya, merasa kikuk dan juga salah tingkah sendiri karena sudah diperingatkan oleh bundanya. “Iya, Bunda.”
Dengan cepat Adinda mengulurkan tangan pertama kali pada wanita yang telah melahirkan Reza Madani. Gadis itu menciumi punggung tangan tuan rumah dengan penuh takzim, tak lupa bibirnya juga menyunggingkan senyum tulus, membuat hati ibu Suryo merasa sejuk seketika.
“Adinda ini ... apa sudah punya pacar di kampung, Bi Hanum?” tanya Ibu suryo dengan sangat hati-hati.
Wanita paruh baya itu hanya ingin memastikan jika ide yang seketika timbul di dalam kepalanya tidak akan membuat orang lain menjadi kesusahan setelah semuanya bisa direalisasikan.
Seketika raut wajah bibi Hanum terlihat kebingungan dengan pertanyaan yang diberikan sang majikan.
'Maksud ibu Suryo ini ada apa, ya? Kenapa dia tiba-tiba menanyakan tentang Adinda udah punya pacar atau belum?' Pelayan itu berusaha tetap melukis senyum di bibirnya walau di dalam hati timbul rentetan pertanyaan yang belum terjawab.
Pelayan yang masih berusia 45 tahun itu menoleh pandang pada putri bungsu nya yang baru saja menamatkan sekolah menengah atas di kampung. Bibi Hanum memang sudah memiliki perjanjian dengan sang majikan, jika Adinda akan dikuliahkan oleh Pak Suryo di Jakarta. Suryo merasa potensi Adinda sangat sayang dibiarkan jika hanya berada di kampung bersama kakaknya, sementara gadis itu memiliki prestasi yang sangat bagus.
Pelayan dan majikan akhirnya membuat sebuah surat perjanjian bahwa Suryo bersedia membiayai kuliah Adinda hingga selesai dengan syarat gadis itu harus mengabdi pada keluarga Suryo selamanya, tepatnya di perusahaan miliknya.
"Adinda nggak pernah punya niat untuk pacaran, Nyonya, saya takut sama dosa." Jawaban yang begitu bijak dan jarang sekali didengar telinga oleh seorang Ibu Suryo.
"Itu bagus sekali, kamu memang gadis yang sangat pandai menjaga diri, jangan meniru anak muda jaman sekarang karena punya pergaulan bebas yang tidak terkontrol lagi," lanjut ibu Suryo selaras tangannya menarik tubuh Adinda dan mendudukkan gadis itu persis di samping Reza.
Tiba-tiba saja ibu Suryo menggenggam kedua tangan Adinda tetapi wajahnya malah mengarah untuk melihat Bibi Hanum dengan pancaran mata penuh harap.
Wanita paruh baya itu memperlihatkan wajah yang begitu sendu, "Bibi Hanum … Bibi kan sudah tahu jikalau Kaira telah kabur dari pernikahan dan meninggalkan masalah besar untuk keluarga saya. Apa saya boleh meminta Adinda untuk menjadi pengantin pengganti calon istrinya Reza yang berkhianat itu?" Ibu Suryo bertanya dengan harapan pelayannya itu bisa menjadi solusi untuk terlepas dari seluruh masalah yang keluarganya hadapi sekarang.
Adinda terlihat menggeleng lemah, menolak permintaan sang tuan rumah. Wajahnya meminta belas kasihan pada wanita yang telah melahirkannya agar menolak permintaan sang majikan.
"Maaf, Ibu … tapi Adinda masih terlalu kecil untuk menikah. Umurnya saja baru 18 tahun, itu pun masih tiga bulan lagi dan anak saya baru tamat SMA. Bagaimana mungkin dia bisa menikah dengan Den Reza?"
Pelayan itu berusaha mencari alasan yang sangat masuk akal tapi dia pun tak mampu menolak dengan lantang karena merasa punya beban balas budi yang selama ini telah begitu banyak diterimanya.
Pak Suryo akhirnya ikut berdiri di hadapan bibi Hanum. Pria tua itu tiba-tiba saja menjatuhkan diri dan berlutut di hadapan pelayannya yang selama ini hanya selalu di perintahnya.
"Saya memohon sama Bibi … tolong selamatkan nama baik keluarga kami. Saya berjanji akan melakukan apa saja, asalkan Adinda bersedia menikah dengan Reza. Bibi boleh meminta apa saja, asalkan nama baik keluarga kami terselamatkan dan perusahaan tidak akan mendapatkan guncangan akibat berita yang begitu memalukan," ucap Pak Suryo memohon.
Tuan suryo bahkan tanpa merasa malu memohon di hadapan pelayannya demi menyelamatkan nama baik keluarga. Ibu Suryo melepaskan genggaman tangannya yang sejak tadi bertautan dengan jemari gadis bernama Adinda, dirinya melangkahkan kaki mendekati sang suami dan mengikuti apa yang dilakukan Pak Suryo.
Bibi Hanum menggelengkan kepala dengan kuat, lalu ikut menjatuhkan diri di hadapan pasangan suami istri yang sudah dianggapnya seperti keluarga sendiri.
Pelayan itu memberanikan diri meraih tangan majikannya, "sebenarnya saya tidak sanggup membiarkan putri saya yang masih belasan tahun untuk menikah dini tapi karena Ibu dan bapak selama ini juga ikut membiayai sekolah Adinda maka saya mengikhlaskannya untuk menjadi istri dari Den Reza," putusnya tanpa melihat pada sang putri.
'Ya Allah … ampuni keputusan hamba ini yang diambil karena emosi dan tidak tega melihat keluarga ini hancur dipermalukan, hamba mohon pada-Mu … tolong jagalah putri hamba dan lindungi dia dari segala marabahaya.' Hanum membatin dengan air mata terasa jatuh ke dalam.
Kedua mata pelayan itu terpejam selaras butiran bening menetes di kedua pipinya, merasakan sakit karena harus rela melihat buah hatinya di peristri oleh lelaki tanpa ada rasa cinta.
"Bun-bunda … Adinda gak mau kal—"
Gadis itu tak sanggup lagi melanjutkan kalimat yang ingin dikatakannya karena mendengar keputusan wanita yang pernah melahirkannya. Pandangannya mengabur dan menghitam, hingga beberapa detik kemudian dirinya tak tahu lagi apa yang sedang terjadi.
Bruk!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 261 Episodes
Comments
Sahdan Ali
eeeeh kok jadi nikah
2024-04-03
1
@🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ㊍㊍✅
siapa sngka ,niat kekota mau lnjut kuliah mlh ditwrin nikah jdi pngantin pngganti 🥲 pastinya syok, aplgi nikah tnpa cinta 😬,,ya salam serasa dunia kiamat
2024-01-21
1
@🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ㊍㊍✅
hadir Mimin comel uni
2024-01-21
1