Semua tamu undangan telah pulang karena pesta pun sudah usai beberapa jam yang lalu, sekarang tinggallah Adinda dan juga Reza yang sengaja disuruh oleh Pak Suryo untuk tetap berada di hotel dalam menyelesaikan malam pertama mereka. Keluarga besar itu kembali ke rumah keluarga Suryo karena bagaimanapun juga Aisyah dan Bibi Hanum tidak akan mungkin pulang ke kampung malam ini juga di mana jam telah menunjukkan pukul 11.00 WIB malam.
Adinda terlihat begitu gugup ketika berada sendirian di dalam kamar pengantin yang telah dipersiapkan, di mana seharusnya malam ini merupakan malam yang tidak akan pernah terlupakan oleh sepasang pengantin baru. Namun, sejarah itu tak akan pernah dirasakan gadis yang bernama Adinda karena ketika Reza baru saja masuk, lelaki itu langsung saja mengeluarkan map berwarna coklat dari dalam lemari hotel.
“Kita sama-sama tidak saling suka dan saya tidak akan pernah menyentuhmu sekali pun! Jadi intinya, kamu jangan coba-coba memperlihatkan auratmu yang menjijikkan itu di hadapan saya! Jangan pernah punya niat untuk menggoda saya karena itu takkan pernah berhasil kamu lakukan, walau kamu bertelanjangg sekali pun!” tegas Reza tanpa perasaan sama sekali.
Deg!
Ternyata apa yang dikhawatirkan Adinda pada kakaknya tadi siang langsung menjadi kenyataan pahit, dan hal itu dibuktikan langsung pada malam pertamanya. Ucapan yang terdengar pelan tapi bak belati yang menusuk hingga menancap di jantungnya.
Sakit, tentu saja. Kecewa, sudah pasti. Semua bercampur aduk jadi satu dalam ruang kesedihan yang teramat dalam. Malam yang seharusnya bertabur kebahagiaan akhirnya menjadi titik awal dalam penderitaan seorang Adinda mengarungi bahtera rumah tangga yang berlayar tanpa tujuan.
“Ini adalah surat perjanjian kontrak pernikahan kita, jadi kamu baca baik-baik karena saya akan menambahkan poin yang kamu minta!” Reza dengan tanpa dosa melemparkan map warna coklat itu di atas pangkuan Adinda hingga tanpa terasa kedua bola mata sang gadis langsung saja menganak sungai melewati pipinya.
“Di dalam surat kontrak itu saya juga sudah menyuruh Kamila untuk menuliskan, kalau kebutuhan lahirmu saya tanggung setiap bulannya sebanyak 30 juta rupiah dan 20 juta rupiah untuk biaya kuliahmu!” lanjut Reza tanpa melihat sedikit pun wajah cantik perempuan yang baru saja dinikahinya.
“Saya juga sudah menulis salah satu poin penting, kalau selama pernikahan ini berlangsung maka saya berjanji tak akan pernah melakukan hubungan suami istri denganmu, jadi jangan pernah bermimpi mendapatkan tubuh saya!” Lagi, lelaki yang sudah bergelar suami Adinda itu, menancap pisau bermata dua ke dalam hatinya.
Adinda semakin merasa terhina saja karena lelaki itu sama sekali tidak menganggapnya sudah sah menjadi istrinya tetapi malah menganggap pernikahan itu hanyalah tinta hitam yang telah ditorehkan di atas kertas berwarna putih dalam bentuk sebuah perjanjian kontrak pernikahan.
‘Ya Allah ya Robbi, kenapa Engkau menjebakku dalam sebuah pernikahan yang tidak seharusnya aku jalani? Apa sebenarnya hikmah yang tersembunyi di balik semua ini hingga aku harus merasakan kepahitan dengan status seorang istri hanya di atas kertas semata.’ Adinda merasa begitu sangat sakit di dalam hati hingga ingin sekali dirinya berteriak sekaligus ingin memukul wajah laki-laki yang baru saja berbicara seolah dirinya dibeli bak gorengan di tepi jalan.
“Apa Den Reza yakin gak bakalan menyesal dengan surat perjanjian ini? Saya akan melakukan sesuai perintah yang Anda inginkan,” sahutnya dengan suara pelan menahan sedih teramat dalam.
“Sangat yakin, kita cukup menikah selama setahun saja tapi jika kamu ingin bercerai lebih cepat maka itu akan lebih bagus,” jawab Reza tanpa dosa.
“Saya berjanji akan bertahan sebagai istri Anda selama setahun. Menghormati anda layaknya seorang suami tanpa harus mendapatkan hak nafkah batin asalkan anda tidak akan pernah melakukan pengkhianatan terhadap pernikahan kita … tapi saya akan langsung meninggalkan anda tanpa kata, saat mengetahui jika Den Reza terbukti bermain dengan wanita lain!” ungkap Adinda berusaha tegar setelah mengusap air matanya.
“Satu hal yang harus kamu ubah mulai dari sekarang, panggil saya Mas Reza karena saya tak ingin kamu nanti terbiasa di depan umum memanggil saya dengan sebutan Den Reza!” titahnya.
“Baik Den, eh Mas Reza. Nanti saya akan membacanya,” sahut Adinda masih dengan tertunduk.
“Baca sekarang juga biar bisa direvisi jika kamu ada poin yang tak setuju denganmu!” ulangnya memberi perintah.
“Ba-baik, Den,” cicitnya ketakutan karena Reza bicara dengan suara lantang.
Beruntung kamar yang disewa Pak Suryo memang telah sengaja dipilih kamar yang kedap suara karena menganggap mereka akan menghabiskan malam pertama.
“Panggil saya MAS bukan yang lain! Apa kau tuli?!” bentak Reza hingga Adinda semakin merasa ketakutan. Malam ini untuk pertama kalinya dia dibentak oleh seseorang yang harusnya bertanggung jawab duani akhirat terhadap dirinya, tapi malam ini juga Adinda mulai mengarungi lautan sendirian tanpa arah tujuan dihantam ombak dan badai yang begitu kencang untuk membuat kapalnya karam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
norah selen
mas Reza jangan smpi kmu Budin sma isteri kmu dan jgan kmu nyesal klu kmu ditinggalkan isteri kmu masih muda loh
2024-03-12
0
Ma Em
si Reza sombong banget jadi lelaki sok kaya sok keren lawan Adinda jangan biarkan dia menang kalau perlu cari cowok yg keren dan ganteng untuk manas manasin Reza biarkan si Reza menyesal karena selalu merendahkan kamu.
2024-02-22
1
Bzaa
aihhhh jangan kasar2 za
2024-01-26
1