17. Tidak sedikitpun berubah

Hari hari berjalan lebih baik bagi Ella, dia melupakan tujuan utamanya kembali ke sini, Ella merasa sedikit lebih lega,.walaupun Ibu tiri belum menyukainya, setidaknya sikapnya tidak membentak bentak ataupun main tangan, sekarang hanya terlihat cuek saja. Dan itu lebih baik bagi Ella.

Ibu tiri tidak mengganggu kegiatan sekolahnya ataupun tidur nyenyaknya, setelah Ella melakukan semua pekerjaan dengan baik, tak ada celah untuk ibu tiri memarahinya. Ella hebat bukan?

"Nah gitu dong, lebih fresh muka Lo sekarang" Ucap Abra saat mereka sedang makan es Jelly sambil menikmati angin sepoy sepoy di jam istirahat. Langit sedikit mendung siang ini, sepertinya musim hujan mulai tiba.

"Gimana Ibu tiri Lo?" tanya Auroa tak bisa menunda rasa khawatirnya.

"Awalnya sih syok, tapi sekarang udah agak lebih baik, dia berubah Ra, liat aja, tangan sama muka gue udah gak biru biru lagi" senyum Ella sambil menunjukan tangan dan wajahnya yang mulus.

Aurora turut senang saat mendengarnya, sesak di dadanya pun mulai berkurang. "Syukur kalo gitu, semoga ibu dan kedua kakak tiri Lo makin baik"

"Kenapa Lo gak lapor polisi aja? biar hidup Lo aman" tanya Abra tidak mengerti.

"Gue Cinderella, gue baik hati, begin begini juga gue gak mau liat.Ibu tiri gue sengsara, gue jadi pembangkang itu cuman karna iri sama.kakak kakak tiri gue, mereka di kasih cinta dan kasih sayang full sama Ibu tiri gue, dan gue juga pengen ngerasain kasih sayangnya Ibu tiri, kaya dulu sebelum Papah meninggal" jelas Ella tersenyum kecut.

Memang benar, kasih sayang palsu yang Ella dapat saat ayahnya masih hidup membuat Ella melihat sosok ibu yang sesungguhnya pada Kalia. Kali ini, ia ingin meminta kasih sayang seperti dulu lagi tanpa adanya kepalsuan.

Mendengarnya saja Pilu, Abra hanya bisa terdiam seolah merasakan rasa sakit yang Ella alami, begitupun Aurora yang mengelus punggungnya untuk menguatkan.

"Jadi Mellow gini gara gara mendung, lebih baik makan batagor aja gak si, enak anget anget" Ella bangkit dari duduknya, mencoba untuk membahagiakan diri.

"Oke gue traktir Lo berdua!" ucap Abra penuh semangat.

"Pergi aja deh,.Lo mau kaya banci mainnya sama cewek terus?" tanya Ella merasa risih.

"Lah di sana juga ntar ada temen temen gue kali"

"Punya temen Lo? gak percaya gue" ledek Ella.

"Kenapa? Lo mau gue kenalin Lo ke temen temen gue?" tanyanya serius. "Eh tapi jangan deh, nanti mereka pada suka, Lo cuman punya gue" lanjutnya menjawab pertanyaan sendiri

"Halaah, palingan temen temen Lo banci semua, atau cewek cewek kaya mereka itu" tunjuk Ella pada sekelompok siswi yang cengengesan saat memandangi Abra. Tak sedikit juga orang yang memandang Ella dan Aurora dengan tatapan membunuh.

"Mereka fans gue"

"Kepedan Lo, yu ah, cabut aja" Ella menarik tangan Aurora dan buru buru pergi, sebelum gadis itu makin cemburu padanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Karna jarak dari sekolah ke rumahnya sekarang lumayan jauh, Ella selalu pulang terlambat, bahkan ia pulang malam, demi menempuh perjalanan yang tidak biasa di lalui angkutan umum. Sebenarnya Ella bisa saja menggunakan jasa ojek online, tapi sayang, dia harus menghemat uang jajan.

Tinggal di rumah baru bukan berarti kebutuhannya di penuhi Nyonya Kalia, sedari dulu, Ella selalu mendapat uang recehan sisa kedua kakak tirinya. Baju, celana, make up, semua yang Ella dapatkan adalah bekas mereka. Untung saja mereka keluarga royal, sehingga semua barang yang di buang masih bagus dan layak pakai.

"Cinderella sayang, kamu baru pulang?" tanya Ibu tiri menyambut kepulangan Ella dengan hangat.

Ella mengernyit, apakah ia sedang bermimpi?Tolong bangunkan dirinya.

"Iya Mah" jawabnya balas tersenyum walau hatinya bertanya tanya dan di penuhi rasa curiga.

"Duduk sayang, makan dulu" Nyonya kali mempersilahkan kursi untuknya.

Masih dengan perasaan ragu, Ella duduk dan menurut, Nyonya Kalia mengambilkan Ella nasi serta lauk pauknya, tak lupa debgan segelas air putih.

"Ayo dimakan! tenang aja, Mamah gak masukin sesuatu kok ke makanan ataupun minumannya" ucap Kalia dapat menebak pikiran buruk Ella.

Pengihir tetap saja penyihir, Ella harus bisa keluar dari situasi mencurigakan ini. "Bukannya mau nolak, Aku tadi udah makan sama temen temen di sekolah"

Wajah Nyonya Kalia kembali pada wujud aslinya, manusia bertanduk iblis yang sangat menyeramkan.

"Udah pinter ya sekarang!" ucapnya langsung saja mencengkram pipi Ella dan memaksanya untuk membuka mulut, mengambil sendok dan menyumpal mulut Ella dengan makanan yang sudah ia beri racun.

"Mmm, uhuk uhuk!" Ella berhasil memuntahkan makanan yang belum sempat masuk ke tenggorokannya, entah apa yang Nyonya Kalia campurkan, area mulutnya terasa sedikit panas.

"Anak anak!" panggil Nyonya Kalia mulai beraksi.

Kedua anak setianya pun datang dengan cepat dan langsung memberi seringai jahat pada Ella.

"Kenapa Mah? kangen sama mainan baru?"

"Mamah sibuk akhir akhir ini, gak sempet ngurusin anak sialan ini" jawab Nyonya Kalia mengerikan. "Pegangin tangannya kuat kuat!" titahnya tega.

Dengan senang hati, keduanya pun bergerak dengan sigap, memegangi kedua tangan Ella sehingga dirinya tak bisa berontak. Dan Nyonya Kalia melakukan hal yang tadi dilakukannya, kali ini ia memencet hidung Ella agar mulutnya terbuka.

Ella tak bisa bernafas saat hidungnya tertekan dan mulutnya di rapatkan, dia terpaksa membuka mulut untuk menghirup oksigen, dan dalam kesempatan itu Nyonya Kalia menyuapkan makanan beracun.

"Uhuk uhuk..." percobaan pertama kembali gagal karna Ella berhasil memuntahkannya, dengan sekuat tenaga ia memberontak dan berhasil terlepas.

Jika setelah itu dia akan berteriak dan memaki ibu tiri, tapi kali ini tidak Ella lakukan, ia bersujud di kaki Ibu tiri dan memohon.

"Mamah kenapa sih, gak bisa banget terima aku di keluarga kalian, kalau aku gak pulang ke sini, aku harus pulang kemana Mah?, aku gak punya siapa siapa lagi selain kalian" ucapnya lirih, Ella tidak menangis, hanya suaranya yang bergetar berusaha menahan tangis.

"Lepasin!, dasar anak sialan" hardik Nyonya Kalia mendorong kasar Ella yang memeluk kakinya.

"Kamu pikir Mamah percaya sama akal akalan kamu? Mamah gak sebodoh itu, kamu gak akan bisa balas dendam sama kami, gak akan pernah bisa!"

"Mah!.." desah Ella frustasi, dia bangkit dan menatap pekatnya mata Nyonya Kalia. "Coba Mamah liat aku, apa Mamah liat ada dendam di mata aku?"

"Gak sudi, Mamah tetep gak akan sudi nerima kamu di keluarga ini? ngerti?"

BRUK!

Tanpa rasa Iba, Nyonya Kalia kembali mendorong Ella hingga dirinya tersungkur ke lantai.

"Nona muda!" teriak bibi Rosy buru buru membantu Ella begitu ia melihatnya terjatuh. "Nona tidak apa apa?" tanyanya khawatir.

Nyonya kalia melipat tangan di dada dan mengangkat wajahnya angkuh. "Urus anak asuhmu dengan baik, mendidik satu anak aja nggak becus, untung anak anakku bukan kamu yang mengasuhnya"

"Baik Nyonya!" ucap Bibi Rosy tertunduk sopan.

Mereka pun pergi meninggalkan Ella yang masih bersimpuh di lantai.

***********

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!