18. Yotteno

Makasih ya Bi, sekarang ada bibi, Ella jadi lebih tenang" senyum Ella saat Bibi Rosy menyelimuti Ella sampai sebatas dada.

Bibi hanya tersenyum tipis "Maafin bibi Non, bibi nggak bisa belain Non dari jahatnya Nyonya.Kalia"

Ella mengulum senyumnya lembut, "Nggak papa Bi, yang penting sekarang Bibi udah sama.Ella lagi"

Tampaknya bibi Rosy sudah tidak sanggup menahan keluarnya air mata,.ia buru buru pergi setelah mengelus.puncak kepala Ella dan mengucapkan selamat malam.

Sama hal dengan Ella, yang kembali.duduk dengan fikiran gelisah, dia merasa aneh, dia tidak bisa menangis, dadanya terasa sesak dan nyeri, tapi dia tidak akan menyerah, ia akan kembali mencoba mendapatkan hati ibu tiri.

Ella hanya tidak bisa tidur, meski sudah berusaha memejamkan mata, tetap saja terjaga, mungkin jalan jalan sebentar akan membuatnya mengantuk.

Dia pun memutuskan untuk keluar lewat pintu belakang,.membawa ponselnya dan memakai Earphone untuk mendengarkan musik agar suasana tidak terlalu sunyi.

"Gue baru tahu, ternyata keluar tengah malem semenyenangkan ini, kalau tau gini, gue mau ngelakuin ini tiap malem" gumamnya seraya menyusuri jalanan sepi yang hanya di terangi lampu jalan.

Ella duduk di salah satu bangku bercat putih, menatap dengan leluasa ke arah langit yang bertaburan bintang.

SWUSH!

Angin malam menerpa wajahnya dengan lembut, memejamkan mata damai, dan fikirannya mulai rileks.

DRRRT!

DRRT!

Ella berdecak kesal dan menyumpahi orang yang berani menelponnya tengah malam seperti ini, apalagi nomornya tak di kenal, Ella tidak tertarik untuk mengangkat telpon orang iseng itu.

Sekarang dia beralih pada Spam chat yang mengganggu jalan musiknya.

"Siapa.sih?" dengusnya kemudian membaca pesan dari nomor itu.

Di lihat dari tanggalnya, ternyata sudah seminggu yang lalu.

1 July.... 00 00

(.....)

Save gue Abra

(.....)

Gue dapet Nomor lo dari Aurora

(.....)

Save Lho ya

3 July... 02.00

(.....)

Hey putri

(....)

Lagi apa Lo?

(....)

udah bobo belum?

(....)

Kok chat gue gak pernah di bales sih

(.....)

pdhl ceklis dua _-

(.....)

Tar bales yah kalo udah di baca

7 July 20.30

(.....)

Yaelah, kayanya si Aurora bohongin gue

(....)

Lo bukan Cinderella ya?

(.....)

Siapa.Lo? tukang pijat?

5 menit yang lalu....

(.....)

Gue telpon deh, angkat ya

Drrt drrt!

nomor itu melakukan panggilan lagi, dan Ella mengangkat sambungan telponnya sekarang.

Hening!

Cowok itu malah tak mengatakan apapun, Ella juga tak berani bicara duluan, ia ingin tahu apa yang akan Abra katakan selanjutnya.

"Hallo? Lo Ella kan?"

Ella masih belum menjawab.

"Hallo? Ngomong napa, lo bisu?"

Ella masih diam, sehingga membuat Abra frsutasi dibutnya.

"Cinderella?"

"Ella!"

"La!"

"Aku yotteno....I see You!" bisik Ella ala ala suara hantu online. Hantu yang sempat viral dan jadi perbincangan di media sosial beberapa waktu lalu, meneror para korbannya melalui jaringan telepon ataupun pesan pesan misterius lainnya.

"Anjir!" terdengar hela nafas penuh rasa takut yang membuat Ella langsung terbahak bahak tak kuasa menahan tawa, membayangkan wajah Abra yang ketakutan.

"Anj*, bangs*t, ba*bi Lo" umpat Abra merasa lega namun juga kesal karna Ella telah mengerjainya.

"Apa? takut Lo sama yang begituan? cemen banget"

"Gue gak takut, cuman terkejut" elaknya jelas berbohong.

"Lagian Lo ngapain hubungin gue malem malem, keliatan banget gabutnya, sorry ya, gue bukan cewek yang bisa lo badutin" sarkas Ella.

"Astaga, mulutmu itu, gue cuman kangen" kata buaya.

"Buaya, gue tutup telponnya, gak penting"

"Eh tunggu tunggu" ucapnya cepat. "Lo di mana sekarang?"

"Di rumah Lah"

"Alaah boong, ada suara jangkrik tuh, lo lagi di luar kan sendirian?"

"Paan sih, sotoy"

"Cepet bilang dimana? gue mau ke situ"

"Deket perempatan rumah gue, deket lampu jalan, bangku putih"