15. Pulang ke neraka 2

"Mamah buruan ke sini" Teriak Angela seraya melangkah mundur.

TAP!

TAP!

TAP!

Derap langkah saling bersahutan di atas tangga, "Ada apa sih teriak teriak?" tanya Nyonya Kalia terpaku pada Angela. Sementara Arsyla sudah melotot begitu melihat di ambang pintu sana, Ella sudah berdiri dengan senyuman yang menurutnya sangat menyeramkan.

"Cinderella?!" Ucap Nyonya Kalia amat terkejut.

"Iya mah, ini Cinderella, anak tiri mamah" senyum Ella sehalus sutra,.bergerak untuk mendekati mereka bertiga yang tubuhnya langsung menegang.

"Ella pulang Mah, kak" Ella masih memasang senyumnya.

"Bagaimana bisa? Kamu seharusnya udah mati dan jadi tanah" tanya Nyonya Kalia bengis.

"Mamah lupa? aku Cinderella, aku punya ibu peri dan sejuta keajaiban"

Mereka bertiga saling pandang bergantian, berusaha mencerna apa yang sedang mereka alami ini. Tapi tak berlangsung lama, ibu tiri yang selalu bengis itu masih memberi Ella tatapan kemurkaan.

"Beraninya kamu datang kembali ke rumah ini, merusak ketenangan kami selama bertahun tahun, Untuk apa kamu kembali?"

Jika biasanya Ella melawan dengan teriakan, maka sekarang, Ella memberikan penuh senyuman pada mereka dengan nada bicara rendah

"Ini rumah Papah, ini rumah aku juga, aku berhak tinggal di sini Mah"

"Seenaknya kamu bilang, ayah kamu sudah memberi seluruh harta warisannya sama Mamah, bukan sama kamu"

Ella masih mempertahankan senyumnya. "Aku gak peduli itu Mah, tapi aku pengen pulang, aku kangen sama Mamah"

Nyonya Kalia melongo dibuatnya, ada yang aneh pada anak gadis yang selalu dia siksa, yang biasa membentak dan membangkangnya, dengan tiba tiba kembali membawa senyuman paling cerah di dunia. Apa maksud semua ini?

"Usir dia aja Mah, dia pasti gila" sahut Arsyla merasa ngeri, bulu kuduknya sedari tadi meremang.

Ella melirik, menatap Arsyla dari ujung rambut sampai ujung kaki, tidak ada yang berubah, gadis itu selalu tampil menor dengan pakaian yang mencolok, bibir tebal nan seksi itu selalu di lapisi warna Lipstik yang menyala, pakaiannya ketat, memperlihatkan setiap lekuk tubuh indahnya.

Dan di sampingnya, Angela, dia terlihat lebih kurus dan tinggi, wajahnya di poles make up tipis, pakaiannya pun sederhana, namun tetap terlihat cantik dan Anggun. Bahkan terlihat lebih cantik Angela dari pada kakaknya.

"Beri Aku kesempatan sekali aja Kak" Ella memohon.

"Jangan harap Lo dapat belas kasihan dari kita, mending Lo pergi aja kalau gak mau hidup menderita kaya dulu" tambah Angela.

"Aku mohon Mah, aku akan berubah dan nurut sama Mamah"

Nyonya Kalia terdiam, terlihat mempertimbangkan, kemudian dia menghembuskan nafas kasar.

"Terserah deh, Mamah gak peduli, Ayo anak anak" ajaknya langsung melenggang pergi, di buntuti kedua putrinya.

Ella tersenyum senang, dia tidak mengira akan semudah ini untuk dapat tinggal, ternyata Ibu tiri memang sedikit berubah, nada bicaranya tidak setinggi dulu, dan itu jadi hal baik buat Ella, semoga ia menemukan kebahagiaan di rumah ini bersama mereka semua.

Ella pergi menyeret kopernya menuju kamar, namun sebelum itu, suara berisik di dapur membuatnya mengubah arah, Ella pikir, setelah kepergian Bibi Rosy, tidak ada pelayan di rumah ini kecuali dirinya yang selalu di paksa. Mungkin sekarang Nyonya Kalia memiliki pelayan untuk menggantikannya, dan hal itu juga sangat baik, mungkin, Ella bisa berbagi nasib dengan pelayan baru.

Tiba di pintu dapur, Ella masih tak berani menyapa, hanya memerhatikan wanita paruh baya yang sangat sibuk mencuci piring. Seperti pernah mengenali sosok itu sebelumnya, tapi Ella tidak yakin.

"Permisi!" sapa Ella sopan.

Wanita paruh baya itu menoleh, dan membuat keduanya sama sama terkejut saat pandangan mereka bertemu.

"Bibi Rosy?!...."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Mamah kenapa sih ngebiarin anak ingus itu tinggal di rumah kita?" Tanya Arsyla jadi bad mood.

Mereka sedang berada di perjalanan menuju pesta pernikahan kerabatnya, tapi sekarang, mereka malah berdebat soal Ella.

"Emang Mamah gak takut dan gak curiga sesuatu, Ella udah mati Mah, dan kita sendiri yang nenggelamin dia di kolam" ucap Arsyla lagi.

"Tapi kita gak liat proses pemakamannya" jawab Nyonya Kalia teringat sesuatu. Dia merogoh ponselnya dari tas branded miliknya dan menelpon seseorang.

"Oke, kita bicara setelah saya pulang nanti!"

Tuuut!

"Nelpon siapa Mah?" tanya Arsyla begitu Nyonya Kalia menutup sambungan telponnya.

"Firasat mamah buruk, pasti ini ada sesuatu" gumamnya tak mempedulikan pertanyaan Arsyla.

......................

...****************...

...----------------...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!