4. Sepatu kaca

Hari yang panjang dan melelahkan, seragam Ella sudah dibasahi keringat, ia merasa gerah dan ingin segera pulang untuk mandi, namun saat diperjalanan, Aurora malah mengajaknya ke sebuah toko barang antik.

"Mampir ke sana yuk!" ajaknya terlihat begitu penasaran.

"Ngapain asu? tadi kan nenek lo nyuruh kita pulang cepet sebelum matahari tenggelam"

"Bentar doang" dengan paksa Aurora menuntun Ella masuk ke dalam toko.

Wush!

Baru saja pintu kaca itu tertutup, hawa dingin mulai berhembus membuat bulu roma meremang karnanya.

"Ra, gue gak suka tempat ini, kita pulang aja" bisik Ella sambil mengusap lehernya.

"Sepatu kaca!" Seru Aurora bahkan tak mempedulikan ajakan Ella, dia berlari menghampiri sebelah sepatu kaca yang dipajang di etalaseu. Sangat menarik perhatiannya.

Ella yang awalnya tak betah kini terlihat penasaran juga, tanpa sadar ia mengambil sebelah sepatu kaca itu dan memerhatikannya dari dekat secara seksama.

"Bening banget gila!" decak Aurora kagum, ia meraih sepatunya dari tangan Ella dan coba ia kenakan, tapi sayangnya tak muat, ukuran kakinya terlalu besar.

"Kok gak muat sih?"

"Ya iyalah, itu kan sepatu putri, bukan sepatu Babi" cetus Ella tanpa pertimbangan.

"Goblok" Aurora menabok pipinya sedikit keras.

"Udah lepas aja ntar rusak harus ganti rugi, barang antik tuh mahal tau" nasihat Ella takut Aurora malah akan merusaknya.

Dengan wajah sebal Aurora melepasnya "Eh kayanya di kaki Lo pas deh,.kaki lo lancip banget"

Ella mengangkat kakinya dan memperhatikan, mungkin mencoba tidak ada salahnya,

Baru saja ia hendak memakai sepatu kaca itu, tiba tiba tangannya licin dan sepatu itu jatuh dengan indah ke lantai.

PRANK!

Suasana di dalam toko mendadak terasa beku dan seperti ada angin dingin yang berhembus menembus kulit. Sampai membuat bulu kuduk Ella kembali meremang kerenanya. Dan terdengarlah teriakan dari nenek penjaga toko barang antik tersebut.

"Berhenti teriak Nek!" Ella menutup kedua kupingnya yang terasa sakit.

Namun Nenek tetap bergeming dan menatap pecahan sepatu kaca tersebut.

"Ella sebaiknya kita cepet keluar dari sini" ajak Aurora mulai tidak nyaman.

"Gue udah bilang kan, gue gak suka tempat ini, serem!" ucapnya merasa bersalah, hatinya begitu aneh dan gelisah. Buru buru dia mengeluarkan uang dari saku bajunya dan membayar sejumlah besar uang kepada nenek tersebut, padahal Ella tidak tahu berapa harganya.

"Ini nek, uang ganti ruginya, kembaliannya ambil aja"

"Kamu pikir berapa harga sepatu ini sampai bilang ada kembalian?" bentak nenek amat marah.

"Tapi nek, itu jatah uang jajan aku selama sebulan, masa gak cukup?" tanya Ella enteng

Perdebatan antara Ella dan nenek terus berlanjut, hingga pintu toko kembali terbuka dan masuklah seorang cowok.

Cowok dengan alis tajam yang selalu terpaut. Ya, cowok yang tadi marah marah tidak jelas saat es batu merasuki punggungnya.

"Kok sepatunya pecah?" tanya cowok itu menciptakan getaran yang kuat dihati Ella.

Nenek tak bergeming, ia tertunduk dalam, seakan takut pada ketegasan cowok itu, alis tajamnya sudah mengerut mengumpulkan emosi, rahangnya mengeras dan tatapan mematikannya beralih pada Ella, sementara Aurora sudah bersembunyi dibalik punggung Ella.

"Apa Lo liat liat?" tanyanya galak, tak suka di intimidasi oleh orang lain, apalagi orang asing sepertinya.

"Lo yang rusakin sepatunya?"

"Iya, tapi gue udah ganti rugi!"

Cowok itu mengangkat wajahnya ke atas, menahan emosi, kemudian kembali menatap Ella. "Oke, Maaf ya nek, sepatunya udah ga bisa di apa apain, udah ada gantinya kok" cowok itu menarik tangan Ella dengan kasar, menyertnya hingga keluar toko.

......................

...****************...

...----------------...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!