12. Membulatkan tekad

Di meja makan malam ini, suasana hening karna nenek tak membiarkan ada percakapan sedikitpun saat makan, nenek bilang, itu suatu bentuk penghargaan pada makanan yang telah tuhan beri dan harus di syukuri.

Tapi kini, aturan itu di langgar oleh nenek sendiri. "Nak, sebaiknya cari segera apa yang kamu butuhkan, jangan di tunda tunda, kamu nggak tau kapam masalah itu bercabang kalo nggak cepet di selesaikan"

Ella menghentikan kunyahannya, beberapa hari terakhir memang Ella tak ingin memikirkan hal itu, tapi setelah berziarah ke makam ayah sore tadi Ella sudah membulatkan tekadnya, dia akan pulang ke rumah ibu tiri dan akan bersikap lebih lembut pada mereka. Semoga saat kedatangannya nanti mereka tidak terkejut.

"Iya Nek, Ella pulang besok sore, malam ini Ella udah kemasin barang barang, jadi tinggal berangkat aja" senyum Ella tak menyadari kalau Aurora menyimpan air mata terbendung di pelupuk matanya.

"Setelah kejadian menyakitkan dua tahun lalu, Lo masih mau balik ke neraka itu, Lo emang keren Cinderella, dan Lo baik hati" batin Aurora begitu perih.

***********

Dukh

Dukh

Dukh

Di lapangan basket pagi ini, suara decitan sepatu dan pantulan bola terdengar menggema di luar ruangan.

"Ayo Aurora! semangat!" teriak Ella mendukung sahabatnya yang begitu lihai dan gesit menguasai permainan.

Yah, seperti yang di janjikan Aurora kemarin, dia menantang Abra untuk bermain basket, duel antara dua orang pecinta basket ini menciptakan permainan yang seru. Tapi sayangnya, hanya dapat di saksikan Ella, ia berteriak penuh semangat saat Aurora berhasil mencetak angka, perbedaan skors yang cukup jauh antara mereka berdua.

"Santai aja, ini baru pemanasan" seringai Abra dengan wajah yang sudah memerah karna kesal, jelas saja ia tak terima, dimana harga dirinya kalau dia berhasil di kalahkan oleh seorang wanita.

"La, semangatin Gue aja kenapa sih?, biar gue tambah semangat" teriak Abra frustasi.

Ella tertawa geli, ternyata begini sisi kekanak kanakan Abra, sungguh lucu.

"Ya udah iya" Ella menampakan senyum tulusnya pada Abra, membuat cowok itu terpana dan balas tersenyum, senyuman hangat dan penuh cinta, yang membuat Aurora sedikit cemburu, semangat api yang tadi membara sekarang padam tanpa sebab.

"Ayo Abra, Lo pasti bisa, keluarin otot otot cacing Lo" teriak Ella saat Abra memulai permainan.

Sambil menggiring bola, Abra tertawa, merasa lucu saat Ella mengatakan otot otot cacing, mungkin yang dia maksud adalah urat urat kekar yang menonjol di tangannya.

Push!

Abra mencetak angka, dan Aurora berdecak kesal dibuatnya. Lihat saja dia, gayanya yang so cool itu membuat Aurora bertambah sebal.

Swush!

Slup!

Lagi lagi Abra berhasil memasukan bola ke dalam ring dengan penuh gaya, Siapapun yang melihat pasti akan terpesona dan menjerit jerit tak sanggup melihat Aura Abra. Untung saja hanya Ella dan Aurora yang bisa cuci mata pagi ini. Dan para petugas kebersihan sekolah tentunya.

"Males ah main sama Lo" Ketus Aurora melempar bolanya ke sembarang arah, dia pun melenggang pergi tanpa mempedulikan Ella yang membujuknya.

"Lah dia kenapa sih? kok ngambek banget?" tanya Ella tidak mengerti, tidak biasanya Aurora marah, apalagi dalam hal sepele seperti ini.

"Sahabat Lo itu lagi Pms kali" sahut Abra berjalan mendekat.

"Lo sih, maennya pake banyak gaya segala, jijik tau gak?" cibir Ella kemudian meninggalkan lapangan, di buntuti Abra di sebelahnya.

"Heleeh, bilang aja Lo terpesona sama ketampanan gue yang kaya Oppa Oppa korea ini" Senyumnya percaya diri, ia menyugar rambut halusnya ala cowok cowok bad boy.

"Najis"

"Gue bukan anjing ya"

"Iya, tapi babi" tawa Ella puas.

"Kok Lo gitu sih? nyebelin banget jadi cewek" Dengus Abra tak terima. ia melingkarkan tangannya di leher Ella, mengetekinya tanpa ampun.

"Uhuk uhuk, bang*sat!" umpat Ella berontak "Lepasin Abra, ketek Lo bau anjing"

Abra yang tertawa puas kali ini. "Cium nih ketek gue sepuasnya"

"Mmm...Abra sialan!" Ella terus memberontak sampai akhirnya rangkulan Abra terlepas.

"Makannya jangan berani berani sama gue" seringainya jahil.

"Apaan sih, mending Lo kejar Aurora deh, minta maaf sama dia"

"Kenapa gue yang minta maaf? dia sendiri yang nantangin dan dia yang kalah" Elak Abra tak terima.

"Ya pokoknya Lo harus minta maaf, inget ya, cewek gak pernah salah" Ucap Ella keras kepala.

"Iya deh iya, ribet amat berurusan sama cewek" dengusnya langsung saja mengambil arah lain untuk menuju kelasnya.

......................

...****************...

...----------------...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!