🌻🌻🌻🌻🌻🌻
...HAPPY READING......
.
.
"Entah, aku juga tidak tahu." jawab gadis yang bernama Ines. Kedua gadis itu soalnya mau pergi meninggalkan tempat tersebut karena mereka tadi mampir hanya untuk membeli pembalut untuk Ines yang kebetulan rumahnya tidak jauh dari sana.
"Sudahlah! Lain kali kita ikuti saja dia dan ambil bukti untuk membongkar kebusukannya. Aku sangat yakin, bahwa gadis sepertinya hanya berpura-pura sok suci. Nyatanya hanyalah perempuan murahan." lanjut Ines sambil menjalankan kendaraan mewahnya.
Hanya gara-gara Shafira banyak yang menyukai. Termasuk para laki-laki yang mereka suka. Jadinya membenci Fira tanpa sebab.
Padahal semua orang tahu, bahwa Shafira tidak pernah menggoda siapapun. Pemuda yang menyukainya benar-benar karena menyukai pada kepribadiannya yang baik.
Sementara itu, di dalam supermarket.
Shafira mengambil troli belanja untuk membawa belanja sembakonya. Untungnya gadis cantik itu sudah biasa memasak membantu ibunya. Jadi tahu barang-barang apa saja yang paling dibutuhkan karena dia harus mengira-ngira degan uang yang diberikan oleh suaminya.
Setelah semuanya lengkap, Fira pun langsung membayarnya ke kasir. Memang tidak menghabiskan waktu yang lama, selain tidak ada uangnya. Fira juga mau cepat-cepat pulang untuk memasakkan buat makan siang mereka.
Takutnya Zayn pulang sebelum dia selesai memasak buat makan siang, karena Fira sendiri tidak tahu kemana suaminya pergi. Akan pulang siang atau sore, yang penting dia sudah mengerjakan tugasnya sebagai seorang istri.
"Berapa, Kak?" tanya gadis itu pada kasir ketika semuanya sudah dimasukkan kedalam tas belanja.
"Enam ratus delapan puluh tujuh ribu, dua ratus rupiah. Jadi agar genap delapan puluh delapan ribu, Saya berikan bumbu penyedap ini." jawab mbak penjaga kasir.
"Oh, iya. Ini uangnya." Fira yang tahu semua harga barang mahal. Akhir berhasil membeli secukupnya dan sambil belanja tadi Fira mengira-ngira belanjaan yang dia beli. Agar uangnya masih ada sisanya.
"Sisa dua puluh dua ribu, ya, Nona. Dan ini struk pembayaran semua barang yang Anda beli." ucap si mbak penjaga kasir yang langsung diterima oleh Fira beserta belanjaan yang dia beli.
"Terima kasih, Kak. Saya terima barang dan sisa uangnya." jawab Shafira sebelum berpamitan untuk pulang.
Begitu dia keluar dari supermarket. Pak Rudi yang melihat nona mudanya membawa dua kresek besar langsung saja berlari mendekati untuk membantu gadis itu.
"Nona, letakan barang-barangnya. Biarkan Saya yang membawa ke mobil." ucap Pak Rudi yang tahu bila Shafira tidak mungkin menyerahkan belanjaan bawaannya karena takut bersentuhan dengan beliau.
Apabila belanjaannya tidak di taruh dulu pada pelataran yang sudah disemen di depan supermarket tersebut.
Jadi walaupun barangnya ditaruh sebentar tidak akan kotor karena pelatarannya bersih.
"Iya, Pak! Tolong ya, soalnya ada beras juga." jawab Shafira tidak menolak tawaran dari sopir pribadinya.
Shafira juga membeli beras yang kemasan lima kilo. Jadi bila tidak dibantu, dia memang kesusahan menawannya sendiri.
Setelah barang dimasukkan ke dalam mobil. Safira pun ikut menyusun dan duduk di bangku bagian tengah seperti saat berangkat dari.
"Ini uangnya ada sisa tiga ratus dua puluh ribu rupiah. Semoga belanjaan ku tadi tidak ada yang kurang, agar uang sisanya bisa buat membeli lauk maupun sayuran setiap hari. Sampai Mas Zayn memberi uang lagi." gumam Shafira di dalam hatinya sambil menghitung sisa uang pemberian suaminya tadi.
"Non, kita sudah sampai," ucap Pak Rudi mematikan mesin mobilnya karena mereka sudah tiba di depan rumah.
"Kok cepat ya, Pak. Tadi rasanya sangat lama." jawab Fira sambil membuka salt belt dari tubuhnya.
"Itu karena Nona baru pertamakali melewati jalan daerah sini dan juga karena Nona melamun dari supermarket. Jadinya tidak sadar kalau kita sudah sampai." jawab Pak Rudi keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil buat majikannya.
Tidak lupa Pak Rudi juga mengeluarkan semua barang belanjaan. Lalu dia antar sampai ke depan pintu, karena tidak mungkin membantu membawakan sampai masuk kedalam rumah.
"Pak, terima kasih banyak sudah membantu Saya. Sekarang bapak langsung pulang ke rumah mama saja. Besok pagi-pagi baru datang menjemput Saya lagi untuk berangkat kuliah." ucap Shafira meskipun merasa tidak sopan menyuruh Pak Rudi untuk pulang.
Namun, mau menawarkan untuk masuk juga tidak mungkin, karena di rumah tersebut tidak ada orang lain lagi.
"Apakah nanti Nona Fira tidak akan bepergian lagi?"
"Tidak, Pak. Hari ini Saya hanya dirumah saja dan tidak akan pergi kemana-mana lagi. Maafkan Saya, bukannya tidak mau menawarkan bapak air Minum. Namun, Mas Zayn lagi tidak ada dirumah."
"Iya, Non. Bapak juga mengerti, lagian di dalam mobil sudah ada air minum. Maaf juga bapak hanya bisa membantu sampai di sini." kata si bapak sopir langsung pamit untuk pulang ke rumah utama.
Bagitu melihat Pak Rudi sudah menjalankan mobilnya. Barulah Shafira membuka pintu dan membawa semua barang belanjaannya masuk kedalam rumah, untuk disusun pada tempatnya masing-masing.
Ternyata hanya untuk membereskan dapur tersebut. Shafira harus menghabiskan waktu hampir satu jam lamanya.
"Aagh! Akhirnya selesai juga." seru gadis itu setelah menyusun bahan makanan ke dalam lemari pendingin dan juga pada bufet tempat penyusunnya belanja khusus.
Jika tempat beras dan bumbu-bumbu lainya. Sudah ada wadahnya yang tersedia di meja samping dapur tempat memasak.
Namun, baru saja gadis itu mau mulai memasak. Telepon rumah yang berada di dalam dapur bersih itu pun berdering. Sehingga membuat Shafira langsung mengangkatnya.
☎️ Shafira : "Assalamualaikum, selamat sia---"
📱 Zayn : "Siang ini tidak usah masak, karena aku tidak akan pulang. Masak saja untuk makan malam, karena aku mau makan malam dirumah." sela Zayn tidak menjawab salam dari istrinya.
☎️ Shafira : "Baiklah, kalau begitu aku akan memasak nanti sore saja. Mas---"
Tuuuuuut!
Sebelum Shafira mengatakan sesuatu. Zayn sudah mematikan teleponnya secara sepihak. Tadinya pemuda itu mau menelpon nomor ponsel Shafira. Namun, dia tidak tahu nomor ponsel istrinya sendiri.
Akhirnya Zayn menelpon Pak Rudi dan sopir keluarganya mengatakan sudah mengantar Shafira pulang. Kurang lebih dari satu jam yang lalu. Makanya pemuda itu langsung menelpon ke telepon rumah.
"Jika Mas Zayn tidak pulang sekarang. Maka siang ini aku tidak akan memasak. Nanti saja sekalian buat makan malam." ucap Fira tersenyum bahagia karena suaminya menelepon akan makan malam di rumah.
*
"Zayn, apakah kau yakin mau membawa Elena ke rumah mu dan Fira?" tanya Edo yang lagi duduk di dalam ruangan kerjanya.
Ya, Zayn pergi ke perusahaan sahabatnya untuk menenangkan pikiran.
"Tentu saja aku sangat yakin. Kenapa harus ragu? Karena itu rumahku, bukan rumahnya. Jadi terserah padaku mau membawa siapapun. Fira hanya menumpang di sana, sampai mana aku menendangnya keluar dari kehidupanku untuk selama-lamanya." jawab Zayn yang berencana akan membawa wanitanya ke rumah. Agar Shafira tahu bahwa istrinya itu tidak ada nilainya sama sekali.
Walaupun dibandingkan dengan wanita penghibur sekalipun . Soalnya Zayn tidak jijik ketika menyentuh mereka. Berbeda apabila terhadap Shafira, melihat saja sudah muak. Lalu bagaimana mungkin untuk menyentuh gadis itu.
...BERSAMBUNG......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Syahna Amira sy
kelainan jiwa ini si Zayn... demen menghina Safira padahal bikin salah aja nggak tp sgtu bencinya...semoga terbuka hatinya dan diberikan hidayah
2024-03-21
0
Sri Rahayu
sebegitu jahatnya kamu pada istri mu....ga takut karma apa ya kamu Zayn 😡😡😡
2023-12-10
0
ᴀ͜͠я⃯ɪғ ▪︎⳻᷼⳺
sepertinya elena bakal jadi org yg akan ngancurin zayn ,nanti pas zayn tobat,elena akan ngasih tau kelakuan zayn kekeluarga fira
2023-05-15
2