🌻🌻🌻🌻🌻🌻
...HAPPY READING......
.
.
"Zayn, Zayn... mau kemana kamu, Nak? Ini Safira kenapa malah ditinggal?" ucap Nyonya Elis yang sudah tidak dihiraukan lagi oleh Zayn yang sudah jalan menaiki tangga menuju kamarnya.
"Eum... sayang, tolong maafkan putra Mama, ya? Soalnya Zayn seperti itu mungkin hanya karena kelelahan," lanjut beliau lagi merasa malu pada sang menantu atas kelakuan anak semata wayangnya.
"Iya, Ma. Tidak apa-apa. Benar kata Mama mungkin Mas Zayn kecapean karena seharian ini tidak bisa istirahat. Belum lagi pekerjaannya yang banyak terbengkalai." jawab Fira masih bisa tersenyum kecil di hadapan kedua mertuanya.
"Jadi kamu menerima mobil beliin Papa beserta sopirnya kan, Nak?" Tuan Rendi mengulangi pertanyaan yang sama.
Safira tidak langsung menjawab. Dia terdiam beberapa detik sebelum mengambil keputusan.
"Jika aku tidak menerimanya, maka papa pasti akan kecewa dan... lagian Mas Zayn menyuruh aku menerimanya. Sepertinya tidak apa-apa bila aku terima saja."
Gumam gadis cantik itu di dalam hatinya. Dengan menarik nafas dalam-dalam, lalu Safira pun menjawab.
"Iya, Pa. Fira akan menerimanya demi kebaikan kita semua."
"Alhamdulillah! Kalau begitu kapan kamu mau mulai berangkat kuliah. Sudah ada Pak Susilo yang akan mengantar jemput mu. Tidak-tidak! bukan hanya ketika kamu mau berangkat kuliah saja. Akan tetapi saat mau bepergian kemanapun itu dia akan mengantarmu." seru Tuan Rendi merasa lega.
Akhirnya Safira mau menerima mobil baru yang sudah dia beli khusus untuk sang menantu. Selain ada musuh-musuh Zayn di luar sana. Beliau ingin membahagiakan menantunya dengan cara seperti memberikan hadiah.
Padahal Safira menerima mobil tersebut hanya karena tidak ingin menyusahkan mereka. Apabila dia benar-benar diculik oleh musuh suaminya. Jika bukan karena hal itu, mungkin Fira tidak akan pernah menerima hadiah mewah yang diberikan oleh sang mertua.
"Iya, Pa. Terima kasih dan maaf, karena Fira jadi menyusahkan, Papa dan mama,"
"Apa yang kamu katakan, Nak. Sekarang kamu adalah putri kami. Jadi jangan pernah merasa sungkan apabila ingin sesuatu." ujar Nyonya Elis secara bersamaan dengan suaminya.
Sehingga membuat mereka menjadi tersenyum bahagia. Termasuk juga Safira sendiri.
"Ya sudah! Sekarang berhubung sudah malam. Jadi sebaiknya kita istirahat saja." putus Tuan Rendi sambil melihat jam mewah pada pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam.
"Benar sekali, Pa.' Ayo Sayang, Biar Mama antar ke kamar kalian." ajak wanita setengah baya tersebut berdiri dari tempat duduknya.
"I--iya, Ma." Fira menjawab dengan suara terbata karena merasa tiba-tiba jantungnya berdebar-debar tidak karuan.
Soalnya ini adalah kali pertama gadis itu akan masuk kedalam kamar seorang laki-laki. Meskipun Zayn adalah suaminya. Tetap saja Safira merasa grogi.
"Biarkan saja koper bajunya diantar nanti oleh Bibi Ira. Soalnya semua keperluan kamu, di dalam kamar kalian sudah Mama siapkan semuanya." cegah Nyonya Elis mencegah sang menantu yang mau bawah koper bajunya sendirian.
Gara-gara menunggu sopir mengeluarkan koper itulah tadi Safira menjadi lama di luar rumah. Sampai-sampai mertuanya hendak menyusul keluar.
"Tidak apa-apa, Ma. Ini ringan, tidak berat." jawab Fira tersenyum karena dia berencana mau sekalian belajar. Jadi mau tidak mau, koper bajunya harus dibawa sekarang.
"Oh, baiklah," Nyonya Elis akhirnya mengangguk menyetujui pada keputusan menantunya.
Lalu Fira pun mengikuti ibu mertuanya menaiki tangga menuju lantai atas rumah tersebut
"Nak, ini adalah kamar kalian. Masuk saja dan beristirahatlah. Mama mau turun lagi karena mama juga Sangat lelah mau istirahat." ucap wanita setengah baya tersebut setelah tiba di depan pintu kamar Zayn yang sudah dirias oleh orang yang di tugaskan oleh Nyonya Elis.
"Iya, terima kasih, Ma." jawab Fira mengerti karena dia sendiri juga sangat lelah mau istirahat.
Tok!
Tok!
Sebelum benar-benar pergi meninggalkan menantunya. Nyonya Elis mengetuk pintu kamar sang putra. Beliau takut bila Fira malu bila melakukanya sendiri.
Tok!
Tok!
"Masuk!" seru suara Zayn dari dalam.
"Sayang, ayo masuklah," imbuh Nyonya Eris tersenyum dan mengelus bahu Fira. Setelah itu barulah dia kembali ke lantai bawah karena kamarnya berada di lantai satu rumah tersebut.
Kleek!
Dengan membaca bismillah didalam hatinya. Safira membuka pintu kamar Zayn.
"Assalamualaikum," ucap Fira merasa canggung masuk ke kamar tersebut. Namun, Zayn tidak menjawab salamnya. Akan tetapi Safira tidak ambil hati. Atas sikap suaminya, karena Fira tidak mau memiliki prasangka buruk.
"Fira, aku tidak menyukai wanita seperti mu, karena yang pantas bersanding denganku hanya para gadis seksi dan menggoda. Bukan serba tertutup seperti mu." ucap Zayn begitu melihat Fira masuk kedalam kamarnya yang sudah disulap menjadi kamar pengantin
Deg!
Rasa sakit langsung menghantam hati gadis cantik itu. Safira meremat baju gamis yang ia pakai. Agar tidak menjatuhkan air matanya dihadapan sang suami
"Astaghfirullah, Mas! Kamu---"
"Besok kita akan pindah ke rumah pribadiku, kau tidak boleh ikut campur urusanku, karena pernikahan ini hanya untuk sementara." sela pemuda itu yang benar-benar ingin melampiaskan amarahnya pada sang istri.
Gara-garanya Fira menerima perjodohan mereka. Padahal dia sendiri saja juga tidak bisa menolaknya.
"Jadi benar dugaanku, jika Mas Zayn tidak menerima pernikahan kita?" kata Safira dengan suara lembut.
"Haa... ha... apakah dirumah mu tidak memiliki kaca besar? Coba kau berdiri di sana dan lihat seperti apa tampilan mu?" Zayn menunjuk kaca rias di dalam kamarnya.
"Benar-benar memalukan! Apa kau pikir ada laki-laki yang mau pada gadis seperti mu? Sampai kapanpun, jangan pernah bermimpi bisa menjadi istriku yang sesungguhnya," tawa mengejek Zayn yang sudah berganti dengan baju tidur dan dia juga sudah berada di atas ranjang tempat tidur king size.
Tempat tersebut tidak lagi indah karena Zayn langsung membuang semua hiasan di atasnya. Kelopak bunga mawar merah bertaburan di atas lantai. Semuanya sudah Zayn lempar.
"Mas, aku seperti ini karena ingin menjaga aurat ku. Agar aku bisa menjaga ayah, suami, kakak dan adik laki-laki ku dari dosa yang aku perbuat." jawab Safira menahan rasa sesak dihatinya. Dengan hati yang sakit dia berusaha agar terlihat baik-baik saja.
"Ya Allah! Apakah ini adalah ujian pertama bagi rumah tangga ku? Jika iya, tolong kuatlah aku."
Gumam Safira tetap melangkah masuk. Dia bagaikan memiliki telinga tuli tidak menghiraukan ucapan kasar suaminya.
"Diam kau di sana? Kau tidak boleh tidur di atas ranjang. Aku tidak sudi tidur bersamamu." cegah Zayn yang mengira jika Safira akan mendekatinya.
"Aku hanya ingin duduk di sini. Apakah tidak boleh?" tanya gadis itu seraya menaruh tas kecilnya di atas meja
"Ck, malam ini kau tidur disana. Besok setelah tiba di rumahku, kita akan tidur terpisah." decak Zayn karena menahan kesal melihat Safira tidak menangis.
"Sepertinya aku harus menyiksanya setelah tiba di rumahku. Agar dia merasa tidak sanggup lagi. Lalu meminta aku untuk menceraikannya. Haa... ha... Safira, kau lihat saja apa yang akan aku lakukan padamu. Gadis kampungan."
Ucap pemuda itu didalam hatinya. Dengan memandang Safira seperti musuh besarnya.
"Kita ini sudah sah menjadi suami-istri. Kenapa tidak boleh tidur bersama? Jika Mas tidak mau menerimaku, kenapa tidak menolak pernikahan ini sejak awal?"
Zayn tidak bisa menjawab pertanyaan Safira. Dia diam karena belum menemukan jawaban atas pertanyaan simpel istrinya.
... BERSAMBUNG... ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Nuryati Yati
minta di tapok pake sendal mulut nya Zain, awas ya nanti ileran lihat dalama nya Fira
2024-09-29
0
Yus Warkop
sabaaar .safira bentar lagi kalo udah lihat dalaman kamu suamimu gak bakalan bisa tidur nyenyak
2024-07-18
0
Sri Rahayu
sabarlah Safira....kau hrs bisa menundukkan suami bastrad mu itu
2023-12-10
1