Amelia merasa bahwa Alex mulai berubah. Dia jarang diajak ke luar lagi untuk acara Alex dan temannya. Sebenarnya Amelia senang karena tak akan melayani para pria hidung belang itu. Namun, dia merasa takut jika Alex berpaling.
"Pa, kenapa sekarang gak aja Amelia lagi?" tanya Amelia saat mengobrol berdua dengan Alex.
"Kamu di rumah saja, jaga janin kamu. Lagi pula beberapa klien tak mau dengan wanita hamil," jawab Alex.
"Tapi papa juga kenapa gak pernah minta jatah lagi? Kalau papa pengen gimana?" tanya Amelia.
"Aku bisa urus diriku sendiri," jawab Alex.
"Pa, Mas Marino sudah ajukan cerai. Setelah kami bercerai aku harap papa mau bertanggung jawab atas anak ini," kata Amelia.
"Hah bertanggung jawab bagaimana maksud kamu?" tanya Alex.
"Papa harus nikahin aku. Aku mau anak ini punya papa," jawab Amelia.
"Jangan ngarang kamu! Mana mungkin aku menikahi kamu. Jangan harap aku akan nikahi kamu," kata Alex.
"Kenapa, Pa? Ini anak papa juga," kata Amelia.
"Yakin anak aku? Kamu saja melakukannya dengan banyak pria," sanggah Alex.
"Aku yakin ini anak papa," kata Amelia.
"Sekarang gini kamu pilih tetap tinggal di sini tapi tak ku nikahi. Atau kamu pergi dari rumah ini saja," kata Alex.
Pilihan yang sangat sulit, Amelia kira setelah dia bercerai dari Marino, Alex akan menikahi dirinya. Nyatanya, dia hanya wanita sebagai pemuas saja.
"Pilih mana?" tanya Alex. "Saran aku kamu tetap tinggal di sini, kamu bisa hidup enak dan meneruskan pekerjaan kamu. Dari pada kamu ke luar dari rumah ini dan hidup susah," kata Alex.
"Baiklah, Pa. Aku akan memilih tetap tinggal di sini," kata Amelia pasrah.
"Nah, begitu bagus," kata Alex.
Tiba-tiba saja Maura mengetuk pintu ruangan Alex. Setelah ada Maura, Alex meminta Amelia ke luar.
"Hai, Om. Aku dah siap nih," kata Maura.
Dia membuka cardigan panjangnya. Ternyata Maura memakai lingeri hitam yang sangat transparan. Alex segera menutup pintu ruangannya.
"Kamu sangat menggoda," kata Alex.
"Om, sini dong," kata Maura mengajak Alex duduk di sofa.
Setelah Alex duduk, Maura berdiri dan duduk di pangkuan Alex menghadap ke arah Alex.
Gunung kembar milik Maura sangat menggoda. Alex mulai membenamkan wajahmu di sana. Diendusnya gunung yang wangi itu.
Maura merasa geli, dia menggesek-gesekkan area intimnya ke paha Alex.
"Om, nikmat," kata Maura saat Alex melihat buah cery milik Maura. "Aaah...ahh," legukan kenikmatan Maura rasakan.
Tidak lama kemudian,Maura membuka semua bajunya dan baju Alex.mereka bergumul di atas sofa dengan berbagai posisi.
***
Di dalam kamar, Amelia merasa bahwa Maura dan Alex mempunyai hubungan. Nyatanya sejak Maura tinggal di rumah ini mereka sering pergi bersama.
"Maura, kamu gak akan bisa gantikan posisiku di hidup papa," kata Amelia.
Dia ke luar kamar, dia mulai mendengarkan dari balik pintu ruangan Alex. Namun, ruangan itu kedap suara sehingga dia tak bisa mendengar apa yang terjadi di dalam.
"Kak, ngapain di sini?" tanya Jesica melihat Amelia di depan pintu ruangan Alex yang tertutup rapat.
"Aku tadi lihat Maura masuk ruangan papa. Aku yakin Maura adalah korban papa selanjutnya," kata Amelia. "Aku gak mau siapapun menggantikan posisi aku di hidup papa," sambung Amelia.
"Udahlah, Kak. Terima saja semua. Lebuh baik kakak fokus aja pada janin kakak. Dia butuh kasih sayang ibunya," kata Jesica.
"Enggak Jes, anak ini gak ada artinya. Papa aja gak mau tanggung jawab. Mungkin setelah anak ini lahir aku gak akan rawat dia," kata Amelia.
"Lalu mau kakak buang anak itu? Atau taruh di panti asuhan?" tanya Jesica.
"Entahlah, aku gak mau lihat anak ini. Dia hanya penghalang buat aku dapatin hati papa," jawab Amelia.
Jesica hanya bisa geleng kepala saat mendengar jawaban Amelia. Jesica segera ke kamarnya menyusul Bara yang sudah ke kamar lebih dulu.
"Kenapa lama di luar?" tanya Bara saat Jesica masuk kamar.
"Ngobrol dulu sama Kak Amelia. Tadi ketemu dia di depan ruangan papa. Katanya dia lihat Maura masuk ruangan papa. Dia curiga papa ada hubungan dengan Maut," jawab Jesica.
"Bagus sih kalau Maura yang jadi korban papa selanjutnya. Asalkan jangan kamu, sayang," ucap Bara. "Aku gak mau ada orang lain yang sentuh kamu," kata Bara.
"Mas, tapi aku kasihan sama Kak Amelia. Katanya kalau anaknya udah lahir dia gak mau ngerawatnya. Kasihan dong bayinya," kata Jesica.
"Udah biarkan saja. Lagi pula itu hukuman buat dia karena main-main," kata Bara.
Sementara itu, Alex telah selesai melakukannya dengan Maura. Dia tampak senang dengan pelayanan Maura.
"Ternyata kamu lebih liar dari Amelia," kata Alex.
"Tentu dong, Om. Tapi ingat ya, Om. Buat Bara kembali sama Maura," kata Maura.
"Tenang saja, Om akan bantu kamu,, ucap Alex.
Maura segera ke luar dari ruangan Alex setelah memakai baju dan cardigannya.Ternyata Amelia masih di depan pintu ruangan Alex.
"Ngapain kamu di sini? kurang kerjaan aja ngintip," kata Maura.
"Ada apa, Maura?" tanya Alex yang baru ke luar dari ruangannya.
"Pa, jangan mau sama dia. Aku bisa lakukan apa yang papa mau," jawab Amelia.
"Udah, deh. Kamu jangan dramatis gitu. Mendingan kamu tidur, wanita hamil gak boleh begadang," kata Alex.
Amelia segera ke kamarnya. Protes sama Alex gak ada gunanya. Dia gak akan di dengarkan karena dia hanya wanita pemuas saja bagi Alex. Dan saat dia sudah tak diperlukan dia bisa buang begitu saja.
***
Pagi itu Bara habis lari pagi. Dia sengaja duduk di depan rumah. Samar-samar dia mendengar suara wanita dan pria di samping rumah.
"Ayolah, aku ketagihan!" ajak seorang wanita suaranya tak asing bagi Bara.
Bara ingin memastikan siapa wanita itu. Dia berjalan ke samping rumah.
"Mas, kok gak masuk. Ngapain kamu di situ? Buruan mandi!" suruh Jesica.
"Iya bentar, lagian baru jam segini," kata Bara karena masih pukul 7 pagi.
Bara kembali melangkahkan kakinya ke samping rumah. Sementara Jesica kembali ke dalam rumah untuk menyiapkan sarapan.
"Aaahjh...aaawh," Suara itu terdengar sangat menjijikkan.
Bara sudah bisa menebak siapa pria tersebut. Namun, sang wanita dia penasaran.
"Lanjut...enak...," kata sang pria.
"Siapa sih? Gak tahu tempat aja," ucap Bara pelan.
Bara melihat Alex sedang bersama seorang perempuan. Namun, perempuan itu membelakangi Bara sehingga tak kelihatan.
"Emh...emh...," dehem Bara.
Mereka melonjak kaget, melihat ada Bara mereka tertunduk malu.
Bara tak menyangka jika Alex ternyata memanfaatkan semua orang. Dia merasa kecewa terhadap Alex.
"Lanjutkan jika itu membuat kalian bahagia. Tapi ingat lakukan di tempat yang aman," kata Bara.
Alex merasa heran dengan perkataan Bara yang tidak marah melihat hal buruk di depannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments