Marino tak menyangka bahwa dia ternyata mandul. Hal itu yang baru saja dia lihat dari hasil lab Dokter.
Kenyataan yang membuat Marino merasa sedih sekaligus bingung. Jika dia mandul lalu anak siapa yang ada dalam kandungan Amelia.
"Aku tak mngkin punya anak, lalu anak siapa yanh di kandung Amelia?" tanya Marino.
Kesehatan Marino sudah membaik jadi dia bisa segera pulang. Lagi-lagi yang datang menjemput Bara dan Jesica.
"Kemana Amelia dan papa? Kenapa hanya kalian yang jemput?" tanya Marino.
"Mereka sedang ada acara," jawab Bara.
"Aneh sekali mereka malah menomor satukan acaranya di bandingkan menjemputku," kata Marino. "Acara apa sih sebenarnya itu? Aku lihat mereka sering pergi bersama," sambung Marino.
"Entah kami juga tak tahu," kata Bara.
Sampai di rumah Marino kesal, dia merasa tak diperhatikan oleh Amelia dan Alex. Saat Alex dan Amelia pulang, Marino meluapkan kekesalannya.
"Dari mana saja kalian?" tanya Marino. "Kamu juga Amelia, sudah tahu hamil kenapa tidak di rumah saja," kata Marino.
"Acara ini penting, Marino," jawab Alex.
"Oh jadi aku gak penting ya buat kalian," kata Marino.
Marino ke kamarnya mengambil hasil lab yang diberikan dokter.
"Di sini tertera bahwa aku mandul, lalu anak siapa yang ada di kandungan kamu?" tanya Marino pada Amelia.
"Mas, ini anak kamu. Itu pasti salah diagnosa," jawab Amelia.
"Tidak, aku yakin ini benar. Sekarang mengaku saja dia anak siapa?" tanya Marino mulai emosi.
"Marino jangan pakai emosi kasihan Amelia dia sedang hamil anak kamu," kata Alex.
"Bukan anakku, aku sudah dinyatakan mandul," bantah Marino. "Apa semua ada hubungannya dengan papa?" tanya Marino.
Bara dan Jesica hanya saling pandang. Mereka menjadi yakin jika anak yang dikandung Amelia adalah anak Alex.
"Kalau kalian berdua gak ada yang mau jujur, aku akan cari tahu sendiri. Mulai saat ini aku gak mau tidur satu kamar dengan kamu," kata Marino mengambil hasil lab lalu masuk ke dalam kamarnya .
Bara merasa kasihan terhadap Marino karena telah dihianati papa dan istrinya. Namun, dia takut untuk ikut campur.
"Mas, kasihan Kak Marino. Apa kita beritahu saja yang sebenarnya?" tanya Jesica.
"Entahlah aku juga bingung," jawab Bara.
Mereka masih berpikir bagaimana nantinya menyampaikan ke Marino yang sebenarnya.
***
Marino jarang sekali pulang, bahkan dia tak mau jika di tugaskan keluar kota. Dia hanya mau mengurus pekerjaan yang ada di kota ini.
Diam-diam diam menyuruh orang untuk mencari tahu tentang Alex dan Amelia.
Namun, itu tak mudah karena Alex berusaha menutupi semua rapat-rapat.
"Maaf, bos. Sepertinya ada orang penting yang melindungi istrimu," kata orang suruhan Marino.
"Aku semakin yakin itu pasti papa," kata Marino.
Marino merasa dihianati dan ditipu oleh Amelia. Dia memang selingkuh tetapi dia melakukannya karena mengikuti gaya hidup Alex.
"Sayang, kamu kenapa?" tanya Saskia.
"Saskia, dokter menyatakan bahwa aku mandul," jawab Marino.
"Mandul? Lalu anak siapa yang di kandung Amelia?" tanya Saskia.
"Entahlah, aku sendiri belum tahu. Namun, aku yakin ada papa dibalik dalang semua. Pantas papa menyetujui aku selingkuh dengan kamu ternyata dia punya rencana lain pada Amelia," jawab Marino.
"Jika kamu sudah tahu siapa pria itu? Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Saskia.
"Aku bukan pria bodoh yang ditipu tapi diam saja. Aku akan gugat cerai Amelia," jawab Marino.
"Bagus," ucap Saskia.
***
Bara merasa bersalah karena menyembunyikan sebuah fakta tentang perselingkuhan Alex dan Amelia.
"Sayang, sepertinya aku akan jujur pada Kak Marino," kata Bara.
"Tapi kita tidak bisa melakukannya di sini. Kita harus bertemu Kak Marino di luar. Kalau kamu temui dia aku ikut ya," kata Jesica.
"Iya, aku akan ajak kamu," kata Bara. "Apa kamu juga menyimpan sesuatu masalah?" tanya Bara.
"Akan ada waktunya buat aku cerita semua," jawab Jesica. "Tapi tidak saat ini, aku belum siap," sambung Jesica.
Malam itu mereka segera tidur.
***
Maura mendatangi tempat usaha Bara. Dia berusaha untuk mendekati Bara. Sayangnya, dia tak bisa bertemu dengan Bara.
"Maaf, Mbak Maura. Pak Bara tidak bisa ditemui," kata sekertaris Bara.
"Kenapa? Apa itu peraturan Bara yang buat?" tanya Maura.
"Tentu," jawab sekertaris Bara.
"Bilang sama Bara, aku mau ketemu dia. Ini soal penting. Kalau tidak aku akan bunuh diri di sini," kata Maura.
Sekertaris Bara ketakutan, dia kembali menghubungi Bara.
"Ngapain kamu ngancam seperti itu?" tanya Bara yang keluar dari ruangannya. "Mau bicara apa?" tanya Bara.
"Kita masuk dulu ke ruangan kamu," jawab Maura.
"Tidak, di sini saja. Kamu itu bagian dari masa laluku jadi aku harap pergi jauh-jauh kalau udah tak dibutuhkan," kata Bara.
"Bara, aku sangat mencintaimu. Aku rela menjadi yang ke dua, Bara," kata Maura.
Para karyawan Bara menggunjingkan Maura yang terlalu terobsesi dengan Bara. Padahal dia sudah dibuang Bara sejak dulu.
"Jangan gila! Aku gak akan mau sama kamu," tolak Bara. "Mendingan kamu pergi dan jangan kembali lagi," usir Bara.
Maura menangis dan berlutut di kaki Bara. Namun, Bara malah tak peduli.
"Pak satpam, usir dia!" perintah Bara.
Dua satpam tersebut langsung membawa Maut keluar dari kantor Bara.
"Memalukan," desis Bara kesal.
***
Maura akan melakukan cara lain untuk mendapatkan Bara. Dia harus mendapatkan apa yang dia mau. Dia tak peduli jika harus berurusan dengan Jesica.
"Bara, lihat saja nanti. Kamu akan kembali padaku," kata Maura.
Maura melajukan mobilnya ke sebuah perusahaan terkenal.
***
Kedatangan Maura di kantor sampai di telinga Jesica. Salah satu karyawan Bara merupakan teman Jesica. Dia yang memberitahu kejadian di kantor Bara.
"Alhamdulillah, Mas Bara ngusir itu pelajar," kata Jesica.
"Jesica, aku mau bicara," teriak Amelia yang berada di depan pintu kamar Jesica.
Jesica membukakan pintu untuk Amelia.
"Silahkan masuk!" perintah Amelia.
"Jesica, tolong aku!" pinta Amelia.
"Minta tolong apa?" tanya Jesica.
"Jangan sampai kamu dan Bara buka mulut pada Marino," jawab Amelia.
"Kak, kenapa sih gak jujur aja?" tanya Jesica. "Setelah itu kakak minta tanggung jawab papa," sambung Jesica.
"Gak akan mudah, Jes. Karena aku melakukakannya gak hanya dengan papa saja," kata Amelia.
"Maksud kakak apa?" tanya Jesica.
"Papa menjual aku pada teman-temannya. Awalnya hanya dengan papa, tapi ternyata papa mengajakku ke acara dan akh ditawarkan pada teman-temannya," jawab Amelia. "Papa menjalankan prostitusi, Jes. Dan bisa saja kamu juga akan dilibatkan," kata Amelia.
"Maaf kak, aku gak bisa bantu. Aku takut sekali," kata Jesica.
"Baiklah, tapi aku harap kamu bujuk Bara agar mau pindah. Cukup aku yang jadi korban," kata Amelia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments