Maura mendatangi kantor Alex, dia yakin Alex mau membantunya untuk dekat dengan Bara lagi.
"Mbak, saya Maura. Mau bertemu dengan Pak Alex," kata Maura.
"Sebentar ya, Mbak," kata resepsionis.
Setelah menunggu beberapa saat Maura dipersilahkan masuk ke ruangan Alex. Maura senang sekali disambut dengan baik oleh Alex.
"Apa kabar Maura?" tanya Alex. "Silahkan duduk!" perintah Alex.
"Baik, Om. Om Alex sendiri bagaimana. Makin hari makin sukses saja, Om," kata Maura.
"Ada tujuan apa kamu ke sini?" tanya Alex.
"Saya mau minta bantuan Om Alex agar saya bisa dekat lagi dengan Bara, Om," jawab Maura.
"Apa keuntungan saya membantu kamu?" tanya Alex.
"Bagaimana kalau kita kerja sama?" tanya Maura. "Aku tahu Om Alex menginginkan Jesica, bukan?" tanya Maura.
"Ah kamu sok tahu," kata Alex.
"Aku bisa membantu Om untuk dapatkan Jesica," kata Maura. "Jika mereka berpisah, pasti Om punya kesempatan dekat dengan Jesica," kata Maura.
"Apa kamu bisa dipercaya?" tanya Alex.
"Tentu, Om. Aku akan lakukan apapun asal Om mau bantu aku dapatkan Bara," jawab Maura.
"Baiklah, nanti malam temui aku di alamat ini," kata Alex memberikan sebuah alamat pada Maura.
"Terima kasih, aku pasti datang," kata Maura senang.
Selangkah lagi dia akan mendapatkan apa yang dia mau. Dia akan berusaha mengambil hati Alex terlebih dahulu.
Setelah Maut pergi, Alex menghubungi seseorang.
"Ada barang baru, apa kamu mau? Harga tinggi karena barang baru," kata Alex.
"Oke aku akan transfer," jawab pria di seberang sana.
"Maura...maura... Kamu akan menjadi sumber uang untukku," kata Alex menyeringai.
Sebenarnya Alex ingin memakai Maura terlebih dahulu. Tapi dia urungkan niatnya. Dia ingin Jesica bukan Maura.
***
Kebahagiaan untuk Maura, karena mudah saja dekat dengan Alex. Dia akan memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin.
"Bara, tunggu saja. Kamu akan jadi milikku," kata Maura.
Laura ingin tampil cantik malam nanti. Jadi dia segera ke salon untuk memperbaiki penampilannya. Dia tak mau terlihat norak di depan Alex.
***
Jesica sebenarnya kasihan pada Amelia, tetapi dia tak dapat membantu. Semua sudah menjadi resiko Amelia karena dia mengambil jalan yang salah.
"Bik Liana, tadi lihat Kak Amelia gak?" tanya Jesica.
"Di kamar sepertinya," jawab Liana. "Aku dengar Mas Marino mandul ya, Non. Lalu anak siapa yang dikandung Non Amelia?" tanya Liana.
"Entahlah, aku juga tal tahu," jawab Jesica.
Sore itu Bara dan Marino pulang hampir bersamaan. Amelia dan Jesica menyambut kedatangan suami masing-masing.
Sayangnya, Marino justru bersikap dingin pada Amelia.
"Jangan sok perhatian! Urus saja anak mu itu," kata Marino.
"Mas, tolong jangan benci anak ini! Dia tak bersalah, yang patut kamu benci itu aku," kata Amelia.
Ada perasaan sedih di hati Amelia. Bara dan Jesica yang melihat turut sedih.
"Sadar diri juga kamu," kata Marino lalu masuk ke kamarnya.
"Sabar, Kak," kata Jesica.
Malam itu Alex pergi sendiri. Amelia merasa curiga karena dia tak diajak.
"Mau kemana, Pa?" tanya Amelia.
"Biasa ketemu teman. Kamu di rumah aja. Istirahat jaga itu cucuku," jawab Alex.
Alex meninggalkan Amelia yang merasa kecewa atas apa yang dilakukan Alex. Sepertinya Alex sedikit berubah dan menjaga jarak dengannya.
"Kenapa gak ikut mertua kesayangan kamu? Biasany kemana aja berdua," kata Marino.
Amelia diam saja, mereka lalu makan malam bersama.
***
Maura menemui Alex di alamat tersebut. Dia terkejut karena alamat itu tampak sepi. Namun, dia tenang saat melihat mobil Alex terparkir di sana.
"Halo Maura, ayo masuk!" ajak Alex.
Maura masuk bersama Alex, dia tak menyangka jika di sana ada satu pria lagi.
"Kenalkan ini temanku, namanya Burhan," kata Alex.
"Salam kenal, Om. Aku Maura," kata Maura.
"Kamu masih ingatkan dengan janjimu tadi siang mau melakukan apapun agar aku mau bantu ku dekat dengan Bara?" tanya Alex.
"Tentu, Om. Emang Om Alex mau apa?" tanya Maura.
"Layani dia, kamu akan dapat bagiannya," jawab Alex.
Maura terkejut namun dia mau putar balik pun sudah tak mungkin lagi.
"Apa kamu takut?" tanya Alex. "Jika kamu gak mau gak apa-apa tapi kerja sama kita gagal," kata Alex.
"Aku mau, Om," kata Maura.
Terjadilah hubungan terlarang antara Maura dan Burhan. Maura memang pernah melakukannya dulu tapi sudah cukup lama dan itu dalam keadaan mabuk saat diputuskan Bara.
***
Alex dan Maura melakukan simbiosis mutualisme di mana mereka saling menguntungkan dan memanfaatkan.
Alex senang karena Maura mau menuruti apa yang dia mau. Jadi dia masih punya bisnis ini jika Amelia berhenti untuk sementara.
Alex tak mau kehilangan bisnis terlarangnya itu. Karena itulah penghasilan tambahannya.
"Om, aku udah melakukan apa yang Om mau. Jadi aku minta bantuan Om," kata Maura.
"Baiklah, besok kita ketemu lagi. Kamu bawa baju-bajumu, kamu akan tinggal di rumahku," kata Alex.
Dengan adanya Maura di rumahnya akan mempermudah Alex mengawasi Maura. Begitu juga mempermudah rencana dia mendekati Jesica.
"Bagaimana kalau Bara tanya?" tanya Maura.
"Itu urusanku nanti. Kamu ikuti saja apa yang aku perintahkan," jawab Alex.
***
Marino pulang dalam keadaan mabuk. Bara merasa kasihan terhadap Marino. Pagi itu Bara mengirim pesan pada Marino untuk bertemu di luar.
"Untuk apa kamu minta bertemu denga ku?" tanya Marino dalam pesannya.
"Aku tahu siapa pria selingkuhan Amelia," balas Bara.
Siang itu Jesica dan Bara menemui Marino di cafe tempat mereka janjian.
"Sejak kapan kamu tahu?" tanya Marino.
"Tidak penting sejak kapan. Tapi siapa pria itu yang lebih penting," jawab Bara. "Kalau kamu tahu siapa yang selingkuh dengan Kak Amelia, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Bara.
"Tentu aku akan ceraikan dia. Mana mau aku ditipu wanita seperti dia," jawab Marino. "Kenapa istrimu harus ikut segala sih," kata Marino.
"Dia juga punya informasi tentang Kak Amelia jadi aku ajak dia," kata Bara.
"Katakan saja siapa pria itu? Aku ingin segera memberinya pelajaran," kata Marino.
"Apa kakak yakin? Dia orang yang berkuasa. Aku rasa kakak belum tentu bisa menghadapi dia," kata Bara.
"Kamu meremehkan aku? Cepat katakan siapa orangnya," bentak Marino.
"Aku bukan meremehkan tapi itu kenyataan," kata Bara.
"Jangan berbelit-belit, katakan saja," kata Marino.
"Pria selingkuhan Kak Amelia adalah papa," kata Bara.
"Papa? Jangan ngarang kamu!" bentak Marino.
"Terserah kakak, tapi itu kenyataannya. Aku dan Jesica pernah mergoki mereka berdua," kata Bara meyakinkan.
"Iya, sebenarnya aku sudah tahu sejak lama. Malah sejak awal aku datang ke rumah itu," sahut Jesica. "Ada satu hal lagi, selama ini Papa menjalankan bisnis prostitusi," kata Jesica.
"Prostitusi?" tanya Marino dan Bara.
"Iya, Kak Amelia adalah wanita yang papa jual pada para temannya. Setiap acara yang diadakan papa dan temannya itu hanya kedok untuk prostitusi. Itu juga hampir papa lakukan padaku," tutur Jesica.
Bara dan Marino melongo mendengar penuturan Jesica. Dia tak menyangka papa yang selama ini dia banggakan bukan hanya doyan jajan tapi menjalani bisnis prostitusi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments