Tespack yang dipegang Amelia saat ini menunjukkan garis dua. Antara bahagia dan bingung. Dia bingung karena tak tahu janin itu anak siapa. Apa Marino atau jutru anak Alex.
Jika Marino tahu dia menjalani hubungan dengan Alex, pasti dia akan sangat marah.
"Amelia...," panggil Marino.
"Iya bentar, aku lagi di kamar mandi," ucap Amelia.
Amelia menyimpan tespack yang dia bawa setelah itu keluar menemui Marino.
"Lama sekali di luar, kamu ngapaim aja?" tanya Marino.
"Tidak ngapa-ngapain," jawab Amelia. "Ada apa kamu panggil aku?" tanya Amelia.
"Dicari papa," jawab Marino.
Amelia menemui Alex di kamarnya. Ternyata Alex sedang tidak enak badan.
"Papa sakit?" tanya Amelia.
"Iya, sedikit tak enak badan," jawab Alex. "Oh ya siang ini kamu ada acara dengan teman papa, jangan lupa!" Alex memperingatkan Amelia.
"Pa...ada yang mau Amel sampaikan sama papa," kata Amelia mencoba memberanikan diri.
"Mau bicara apa? Katakan!" perintah Alex.
"A-aku ha-hamil, Pa," jawab Amelia terbata.
"Kamu hamil kenapa bicara sama aku? Harusnya kamu bicara sama Marino. Dia kan suami kamu," kata Alex.
"Aku bingung ini anak siapa, Pa?" tanya Amelia.
"Ya pasti anak Marino. Udah ngaku aja anak Marino karena kamu kan istrinya dia," jawab Alex.
"Baik, Pa," ucap Amelia.
Amelia melangkah ke luar kamar Alex. Baru menutup pintu, tiba-tiba mata Amelia berkunang-kunang. Dia merasakan sakit kepala, Liana yang berada di dekat Amelia langsung memapah Amelia ke kamar.
"Amelia kenapa, Bik?" tanya Marino.
"Dia kepala, Den," jawab Liana.
"Ya sudah istirahat," kata Marino.
Baru saja Amelia mau naik ke atas ranjang, dia malah tak sadarkan diri. Akhirnya Marino memanggil Dokter keluarga.
Semua orang berkumpul termasuk Alex, Bara dan Jesica. Mereka menanti Dokter yang sedang memeriksa Amelia.
"Selamat, Marino. Kamu sebentar lagi akan jadi ayah," kata Dokter.
"Maksud Dokter apa?" tanya Marino.
"Amelia tengah mengandung, usia kandungannya 6 minggu," jawab Dokter.
Semua orang tersenyum senang termasuk Marino. Dia tak menyangka akan menjadi seorang ayah.
***
Marino selalu memanjakan Amelia semenjak dia hamil. Namun, diam-diam Amelia masih saja menjalani hubunga. terlarang serta prostitusi yang mereka jalani.
"Aku tak mau tahu, kamu tetap harus menjalankan tugasmu," kata Alex. "Lagi pula kamu melakukannya tidak setiap hari," kata Alex.
"Baik, Pa," ucap Amelia.
Siang itu terpaksa janji Amelia dengan teman Alex di tunda. Dia tak mungkin pergi karema baru saja sakit.
"Kak Amelia, ini aku bawakan jus buat kakak," kata Jesica. "Aku lihat kakak bingung. apa ada yang kakak pikirkan?" tanya Jesica.
"Aku bingung, janin ini anak siapa," jawab Amelia. "Kamu tahu sendiri, aku melakukannya tak hanya dengan Marino," sambungnya.
"Iya, tapi semua orang tahunya itu anak Kak Marino. Jadi anggap aja itu anak dia," kata Jesica.
"Aku justru berharap ini anak papa," kata Amelia.
Jesica memilih diam, dia tak bisa berkomentar apapun. Masalah yang sulit baginya. Namun, semua resiko dari perbuatan Amelia sendiri.
***
"Amelia, apa kamu nyidam?" tanya Marino. "Kalau kamu nyidam katakan saja, akan aku carikan," kata Marino.
Melihat perhatian Marino, Amelia menjadi merasa bersalah. Dia telah menghianati Marino. Dan belum tentu juga anak yang di kandung Amelia adalah anak Marino.
"Tidak, sepertinya aku tak ingin makan apapun," kata Amelia. "Mas, siang ini aku ada acara. Bisa aku izin keluar rumah, tenang saja aku pergi dengan papa," kata Amelia.
"Iya, jaga janin itu baik-baik," ucap Marino.
Siang itu Amelia dan Alex pergi berdua. Marino tak pernah curiga dengan kedekatan mereka.
***
Saat tengah santai, Marino memainkan ponselnya. Dia membaca artikel tentang wanita hamil. Namun, dia tiba-tiba tertarik saat ada artikel dengan judul ciri-ciri pria dan mandul.
Dia mulai membacanya, dia senang sekali karena dia tidak mandul.
Tiba-tiba saja Saskia mengirim sebuah gambar. Gambar itu berisi Amelia tengah beras di sebuah lobi hotel dengan seorang pria.
"Istrimu juga selingkuh, jadi kamu tenang saja jika kita ketahuan," pesan Saskia.
Marino penasaran siapa pria yang bersama Amelia. Jelas saja itu bukan postur tubuh Alex. Marino mencoba menelfon Amelia namun tak aktif.
Dia meminta Saskia alamat hotel tersebut.
Marino berniat untuk melabrak Amelia. Namun, setelah mendapatkan alamat tersebut dia justru ragu. Dia malah berpikir tentang janin yang berada di rahim Amelia.
"Amelia selingkuh. sementara dia hamil, apa anak itu pasti anakku? Bagaimana kalau anak selingkuhannya?" tanya Marino. "aku harus selidiki," sambung Marino.
Perselingkuhan Amelia membuat Marino ragu akan janin yang di kandung Amelia.
***
Amelia pulang sehabis magrib, tentu dia bersama Alex.
"Ngapain kalian ke hotel? Amelia siapa pria ini?" tanya Marino menunjukkan foto yang di kirim oleh Saskia.
"Oh itu teman papa, acaranya memang di hotel. Jadi wajar jika kami berada di lobby hotel," jawab Alex.
Marino diam, tetapi hatinya masih tak percaya dengan apa yang di katakan Alex.
"Apa papa tahu siapa selingkuhan Amelia?" tanya Marino.
"Hah...mana papa tahu. Setahu papa Amelia tak pernah selingkuh," jawab Alex.
"Papa yakin?" tanya Marino.
"Tentu," jawab Alex.
Marino masih ragu, lalu dia berpikir keras agar bisa tahu siapa selingkuhan Amelia. Marino tak pernah menghiraukan kesehatannya, dia mendadak sakit.
"Dokter, apa yang terjadi pada saya?'' tanya Marino.
"Kamu terlalu kelelahan. Aku harap jangan sering keluar kota," jawab Dokter.
"Dokter apa janin yang masih dalam kandungan bisa dilakukan tes DNA?" tanya Marino.
"Apa kamu ragu dengan kehamilan Amelia?" tanya Dokter.
"Benar, Dok," jawab Marino.
"Belum bisa harus nunggu usia kandungan 10-12 minggu itupun harus atas sepengetahuan Amelia," kata Dokter.
"Mumpung saya di rumah sakit, bagaimana kalau dokter periksa saja kesehatan saya keseluruhan. Termasuk kesuburan saya dan yang lainnya," ucap Marino.
"Boleh, apa sebelumnya kalian tidak pernah periksa?" tanya Dokter.
"Tidak, Dok," jawab Marino.
Dokter memeriksa kesehatan Marino sesuai intruksi Marino. Entah mengapa Marino merasa jika anak yang di kandung Amelia bukan anaknya.
"Kapan hasilnya akan ketahuan, Dok?" tanya Marino.
"Besok," jawab Dokter.
Dokter ke ruangannya setelah memeriksa dan mengambil beberapa sample darah dan urine. Serta sample ****** dari Marino.
***
Marino tak ada yang menunggui, hanya sesekali Bara dan Jesica yang datang. Alex tak datang alasan sibuk dan Amelia dilarang Marino karena hamil muda.
Dokter kembali dengan membawa hasil lab yang dia dapat.
"Bagaimana hasilnya, Dok?" tanya Marino.
"Di luar dugaan saya, ternyata kamu...." Dokter tak dapat meneruskan ucapannya. "Lebih baik kamu baca hasilnya saja sendiri," sambung Dokter memberikan hasil tes.
Marino menerimanya dengan tangan gemetar. Dia takut sekali melihatnya. Namun, dia harus tahu semuanya.
Marino terkejut melihat hasil tes kesuburannya. Dia menjatuhkan hasil lab itu di pangkuannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments